Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Tak terasa dua hari berlalu Mila berada di rumah sakit itu menjalani beberapa perawatan untuk memastikan bahwa kondisinya kini sudah baik-baik saja, dan dokter pun memperbolehkannya untuk pulang setelah hasilnya keluar nanti.
"Dek dimana Kenzo, apa dia baik-baik saja sejak kemarin aku belum melihatnya" Mila menanyakan keberadaan Kenzo pada adiknya.
"Entahlah kak, aku juga tak tahu"
Setelah mendengar Jawaban dari adiknya, kini raut wajah Mila pun menjadi sedikit murung dan tak bersemangat lagi, Mila pun merebahkan tubuhnya di brankar pasien menatap langit-langit kamar itu.
"Dek, kapan kakak bisa keluar dari ruangan ini" Tanya Mila sambil menatap ke arah adiknya yang sedang sibuk dengan buku-bukunya.
"Sabarlah kak mungkin besok atau lusa kau pasti akan keluar dari ruangan membosankan ini" Ucap Mia tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku-bukunya. Ia sedang sangat pokus mengerjakan tugas sekolahnya saat ini.
Sedangkan Mila hanya diam dan tak bertanya apapun lagi pada adiknya, karena ia tak ingin mengganggu aktivitas yang sedang di lakukan adiknya saat ini.
*
*
Di tempat lain. tepatnya di ruang kerja milik CEO Ravindra Adyaksa. Kenzo sedang menatap kesal ke arah sang daddy karena ia tak diijinkan untuk menemui Mila saat ini, dengan berbagai alasan.
"Kenzo duduk diam disini dan jangan berbuat ulah dan jika kau mengulangi perbuatan mu seperti yang sudah-sudah maka aku tidak akan mengijinkan mu untuk bertemu dengan perempuan itu." Ancam Ravin pada putranya.
Kenzo tak menjawab perkataan sang daddy ia hanya diam dan sibuk memainkan mainannya, Ravin menghela nafasnya saat putranya hanya diam mengacuhkan perkataannya saat ini.
Ravin pun keluar dari ruangan itu dan mengajak Juna untuk menemui kliennya, Juna hanya mengiyakan namun tak langsung bergegas pergi mengikuti big bosnya. Melainkan menghampiri Kenzo yang sedang asyik memainkan mainnya sendiri.
"Tuan kecil apa kau menginginkan mommy mu bersamu untuk selamanya" Tanya juba sedikit berbisik pada Kenzo.
Kenzo menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, dan menatap ke arah juna.
"Bagus. kalau begitu buatlah dia menjadi mommy mu seutuhnya, caranya sangat mudah buat daddy mu dengan nona Mila menikah setelah itu nona Mila akan menjadi mommy mu dan mungkin saja kau akan memiliki adik kecil yang menggemaskan nanti"
"Benarkah" Tanya Kenzo dengan wajah polosnya.
"Iya benar, tapi kau sendiri yang harus berusaha untuk membuat mereka berdua lebih dekat. Bagaimana apa kau setuju?''
"Setuju!" Seru Kenzo yang sedikit berteriak kegirangan dengan tawaran Juna. Kini mereka berdua pun bertos ria untuk memulai misi mereka.
"Apanya yang setuju?" Tanya Ravin yang tiba-tiba muncul di depan pintu mengejutkan mereka berdua.
"Hmm.. anu tuan saya hanya_"
"Aku menunggu tapi kau masih disini apa kau sudah tidak ingin bekerja bersamaku lagi" Ravin terlihat begitu kesal pada asisten pribadinya yang kurang professional dengan pekerjaannya.
"Maaf tuan" Juna pun langsung bergegas menghampiri big bosnya, meninggalkan Kenzo yang masih duduk manis di sofa.
sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu Juna mengacungkan jempolnya pada Kenzo, begitu juga sebaliknya Kenzo membalas mengacungkan jempolnya pada Juna.
"*S*emoga saja tuan kecil bisa mengatasi bongkahan es itu, agar aku tidak terlalu sulit untuk memenuhi janjiku pada Riri"
Flashback
"Sayang sebenarnya siapa anak kecil yang memanggil kak mila dengan sebutan mommy" tanya Riri saat Juna menjemputnya untuk pulang dari rumah sakit, karena Mia tetap kekeh dengan pendiriannya untuk menjaga Mila seorang diri.
"Dia adalah tuan kecil Kenzo Adyaksa, putra dari tuan muda Ravindra Adyaksa dengan mendiang istrinya, tuan kecil selalu merindukan sosok ibu dalam hidupnya hingga akhirnya ia bertemu dengan nona Mila. Mungkin saja karena kelembutan nona Mila membuat tuan kecil suka dan nyaman saat berada di dekatnya"
"Cocok sekali di satu sisi kak mila merindukan sosok seorang anak dalam hidupnya, dan di sisi lain ada Kenzo yang merindukan sosok seorang ibu"
"Benar sekali"
"Sayang bagaimana jika kita membuat mereka lebih dekat saja, maksdku tuan Ravin dan kak Mila. Mungkin saja kak Mila bisa hidup bahagia bersama dengan tuan Ravin dan Kenzo"
Juna langsung mengerem mobilnya dengan mendadak membuat Riri terhuyung ke depan, "Juna apa yang kau lakukan" Kesal Riri karena terkejut dengan ulah kekasihnya.
"Apa maksudmu untuk membuat mereka lebih dekat. Itu adalah suatu hal yang tidak mungkin karena aku tahu tuan muda sangat mencintai mendiang istrinya"
"Sayang istrinya sudah tiada. Tapi putranya butuh seorang ibu untuk menjadi sandaran hidupnya jadi_"
"Cukup Riri jangan mengatakan hal yang tidak mungkin lagi" Ucap Juna yang langsung memotong perkataan kekasihnya.
Namun Riri tak menyerah begitu saja ia terus membujuk Juna agar mau bersedia melakukan apa yang ia inginkan, demi kebahagiaan mantan kakak iparnya.
"Sayang tolonglah aku, aku hanya ingin menebus semua kesalahan keluargaku pada kak mila saja. Aku hanya ingin menjadi bagian terpenting dalam kebahagiaannya di masa depan nanti. Agar hidupku terasa lebih ringan tanpa rasa bersalah karena sudah membuat kak mila menjadi seperti sekarang ini." Riri pun langsung memasang wajah sendunya.
Membuat Juna pun tak tega melihat kekasih yang sangat di cintainya bersedih, karena rasa bersalah nya pada Mila.
"Sudahlah sayang jangan menangis, aku akan mencobanya semampuku saja" Ucap Juna sambil memeluk erat tubuh kekasihnya.
"Benarkah sayang" Tanya Riri dengan raut wajah bahagianya.
"Sejak kapan aku berbohong padamu" Juna pun kembali mengemudikan mobilnya.
"Janji"
"Aku tidak bisa berjanji tentang hal ini"
"Berjanjilah atau aku akan melompat dari mobil ini" Ancam Riri dengan nada seriusnya.
"Jangan macam-macam sayang, baiklah baik aku janji padamu. Tapi jika aku gagal itu bukan salahku mungkin saja mereka tidak berjodoh"
Flashback end.
Kini Juna dan Ravin sedang menemui kliennya di sebuah restoran mewah, Ravin dan kliennya sedang membicarakan hal yang serius. Begitu pun dengan Juna yang terlihat serius mendengarkan poin-poin yang harus ia catat.
Setelah selesai dengan pertemuannya mereka berdua tak langsung kembali ke kantor, ravib mengajak Juna untuk makan siang terlebih dahulu. Karena mememang mereka sudah melewatkan acara makan siang mereka karena pertemuan itu.
Tak ada percakapan serius di antara mereka berdua, karena memang sifat Ravin yang dingin dan tertutup.
"Tuan setelah ini kita akan kemana, menurut jadwal hari ini kita tidak punya pertemuan lagi."
"Kerumah sakit" Jawab Ravin singkat.
Dan Juna pun tak berani bertanya apapun lagi pada Ravin. Hingga pandangannya kini terhenti saat melihat seseorang yang tak asing lagi dimata nya, sedang duduk di pojok restoran itu sendirian.
Bersambung
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/