Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 15
KETEGANGAN YANG LUAR BIASA
Luna tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya, ketika orang-orang tadi terus merawatnya dengan baik. Mulai dari rambut hingga wajahnya, serta seluruh tubuhnya yang di baluri sesuatu yang harum dan lembut.
“Nyonya, saatnya berganti pakaian." Pinta seorang pria dengan sedikit centil.
Luna memperhatikan pakaian tersebut, sangat tidak pantas disebut sebagai pakaian. Kalian tahu, itu pakaian yang hampir sama seperti yang Biel kenakan saat bekerja menjadi penari erotis.
“Aku tidak mau memakainya.” Tolak Luna kembali menatap dirinya ke cermin dengan kerutan di kedua alisnya.
“Tapi ini perintah Tuan Almo."
“Kalau begitu katakan kepadanya, aku menolak memakainya.” Ketus Luna masih tak peduli.
Tentu, para pekerja salon dan designer itu terdiam hingga saling beradu pandang satu sama lain dengan tatapan sendu serta paniknya.
“Why?" tanya Luna saat ia memperhatikan wajah gelisah mereka.
“Jika kami menyampaikan pesan mu, mungkin kami tidak akan pernah kembali. Tuan Almo akan membunuh kami.” Jelas salah satu wanita salon menatap penuh permohonan.
Luna memejamkan matanya saat dia teringat akan siapakah Almo Da Costa itu. Bahkan pria itu juga tak segan mengancam nyawa Cassie yang masih tak berdosa itu.
Tapi memakai pakaian itu—
“Baiklah. Aku akan memakai pakaiannya." Ucap Luna pasrah sehingga para pekerja tadi cukup lega dan hampir mati dibuatnya.
...***...
Sementara di Milan. Sergio yang sudah berstatus sebagai tunangan Rebecca, ya... Bisa kalian lihat sendiri bagaimana pria itu kini tengah sibuk bersenang-senang di club' ketika bertemu klien.
“Kerjasama ini sangat berharga dan cukup menguntungkan! Terima kasih Tuan Sergio!” ujar salah satu pria paruh baya tersenyum lebar ke arah pria berjas hitam dengan rambut rapinya yang menyeringai kecil.
“Sudah kubilang. Bekerjasama dengan ku lebih menguntungkan daripada bersama Almo!" ucapnya sembari meneguk minumannya.
Mereka hanya terkekeh kecil.
“Itu memang benar! Tapi menjalin kerjasama dengan Almo Da Costa juga mencangkup keuntungan yang lebih besar ketika dia memiliki nama yang melejit.” Ucap salah seorang wanita cantik dan seksi berambut pendek.
Dia juga seorang pengusaha, meneruskan bisnis keluarganya. Panggil saja Monic! Dia terbilang cukup muda dari Rebecca.
Sergio menatap penuh seringaian kecil saat memperhatikan wanita itu, wanita dengan senyuman menggodanya. “Siapa namamu?!" tanya Sergio.
Wanita itu meneguk sekilas wine nya. “Monica Swan!” jawabnya tersenyum miring hingga kedua orang tadi saling beradu pandang dengan senyuman penuh makna.
.
.
.
Tak berselang lama, berada di ruang kamar VIP yang ada di club' besar tadi. Sergio melihat ke arah wanita cantik yang baru saja masuk ke kamar yang sama.
“Aku harap ada alasan yang memukau sehingga kau memanggilku Mr. Sergio!" ucap lembut wanita berambut pendek dengan dress hitam dan belahan dada yang terlihat.
Sergio berdiri tegap dan berjalan menghampirinya hingga jarak mereka begitu dekat.
“Tentu saja. Dan aku tahu, kau juga mengetahui alasannya. Mari berkenalan secara dalam!" bisik Sergio yang rupanya seorang pecinta wanita. Oh, really?!!
Monica menyeringai kecil, menatapnya lalu berjalan berlenggak-lenggok hingga duduk di ranjang. “Kalau begitu jangan pernah berpikir bahwa aku akan menjadi wanita selingkuhan mu Mr. Sergio!” ucap Monic yang juga menyetujui permainan pria itu.
Sergio hanya tersenyum tipis mendengarnya, hingga dia menghampiri Monic dan memegang dagu runcingnya. “Tidak akan! Ini hanya bisnis semata!" ucap Sergio yang langsung melumat bibir merah Monic begitu beringas.
Namun tak ada penolakan dari Monica sendiri, karena wanita itu juga mulai liar.
...***...
Luna melangkah masuk ketika langit sudah terlihat gelap.
Dengan rambut panjangnya yang digelung rendah menunjukkan jelas leher jenjangnya hingga pundaknya yang mulus. pakaian yang ia kenakan rupanya berbeda dari apa yang Almo perintahkan.
Sementara pria itu, duduk di sofa panjang dengan tangan kanan ia rentangkan di atas punggung sofa, sementara yang kiri berada di atas pahanya. Tatapan tajamnya terus menelusuri setiap inci tubuh Luna.
“Aku tidak meminta mu memakai pakaian itu.” Ucap Almo dengan suara seraknya membuat Luna merinding.
“Aku yang menolak memakainya." Balas Luna yang masih berdiri dengan pandangan ke bawah. Tentu, dia tak mau melihat wajah Almo di saat dia mengenakan pakaian seksi yang bahkan dia sendiri tak pernah mau memakainya.
Lingerie seksi berwarna hitam dengan garis ungu. Kain itu sangat tipis dan di atas lutut.
“Kau bisa menari?” tanya Almo entahlah, pria itu mengejek atau mempermalukannya? Yang penting Luna kali ini menatapnya tajam dengan dadanya naik turun tak karuan.
“No.” Jawabnya singkat.
“Kalau begitu kemarilah." Pinta Almo yang masih menatap lekat dan tajam bak pisau yang menguliti harga diri Luna.
Wanita itu benar-benar merasa di permalukan. Namun semua itu sudah menjadi keputusan awalnya. Jika dia tahu Almo akan menjebaknya, maka dia tak akan mau mengajukan dirinya hanya untuk memberikan seorang anak.
Perlahan Luna mulai menghampirinya hingga berdiri tepat di depannya yang masih terduduk.
Jantungnya berdegup kencang, bahkan napasnya tak teratur saat Almo terus menatapnya. Tangan kirinya mulai bergerak mengusap kaki kanan Luna, dari bawah hingga ke paha atas sampai wanita itu memalingkan wajahnya untuk menahan sesuatu gairah yang ada pada setiap manusia.
Belaian Almo begitu menantang sampai pria itu langsung menarik tangannya dan membuatnya terduduk di atas pangkuannya dalam posisi miring.
“I love seeing your tension! (Aku suka melihat ketegangan mu)!" bisik sensual Almo ke telinga Luna hingga wanita itu benar-benar menahan amarahnya dan selalu mengingat akan nyawa Cassie yang kini masih berada di tangan anak buah Almo. Padahal— Pria itu tak akan pernah menghabisinya.
Tangan kiri Almo meremas pinggang Luna, sengaja memperhatikan mimik wajah wanita itu setiap kali dia menggerakkan tangannya ke tubuhnya. Almo ingin melihat reaksi Luna yang terus menahan dirinya untuk tidak terangsang.
“Berhentilah menyentuhku dan lakukan saja dengan cepat." Ketus Luna namun itu sangat bertolak dengan keinginannya yang sebenarnya.
Almo menyeringai mendengar hal itu dari seorang wanita polos seperti Luna Diaz.
Almo mulai mendekatkan wajahnya hingga menghirup di area rahang Luna. Seketika wanita itu tersentak kaget saat bibir dan hidung mancung Almo mengendus rahangnya hingga refleks meremas paha Almo.
Tentu pria itu menghentikannya sehingga mereka saling menatap dengan jarak dekat.
Terlihat jelas bagaimana ketegangan Luna saat itu sehingga bibir peach nya memucat.
Tak butuh waktu lama, Almo tiba-tiba menggendongnya ala pengantin dan membawanya ke ranjang, sedikit membanting tubuh Luna sampai piyama yang dia kenakan sedikit terangkat memperlihatkan paha mulusnya.
Panik? Tentu saja panik, apalagi saat Luna melihat Almo mulai melepas kemeja hitamnya dan bertelanjang dada, menunjukkan tatto di dada kirinya serta di punggung tangan kanannya, masih ada lagi.
Pria itu segera naik tepat di atas Luna. Merengkuh tubuh mungil wanita itu dan terlelap di atasnya, tepat di atas perut Luna.
monic kesel pakai bingiittt 😀😁😆
monic pastinya kecewa krn ada gangguan ketika menggoda Almo 😀😁🫢🤭
kita lht reaksi monic ketika melihat luna Diaz 🙂😁🫢🤭
tunjukan luna bahwa km adalah istri sah Almo 😀😁😆🤣🫢🫢
Resiko hidup sama mafia, spot jantung