Karena jebakan dari sahabatnya membuat Naya dituduh telah tidur dengan Arsen, seorang bad boy dan ketua geng motor. Karena hal itu Naya yang merupakan anak dari walikota harus mendapat hukuman, begitu juga dengan Arsen yang merupakan anak konglomerat.
Kedua orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka dan diusir dari rumah. Akhirnya mereka hidup berdua di sebuah rumah sederhana. Mereka yang masih SMA kelas dua belas semester dua harus bisa bertahan hidup dengan usaha mereka sendiri.
Mereka yang sangat berbeda karakter, Naya seorang murid teladan dan pintar harus hidup bersama dengan Arsen seorang bad boy. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Mereka juga mati-matian menyembunyikan status mereka dari semua orang.
Apakah akhirnya mereka bisa jatuh cinta dan Naya bisa mengubah hidup Arsen menjadi pribadi yang baik atau justru hidup mereka akan hancur karena kerasnya kehidupan rumah tangga di usia dini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Arsen kini membuka pintu. Dia terkejut dengan kedatangan tamu yang tidak pernah dia duga sebelumnya. "Lo!"
Tamu itu juga tak kalah terkejutnya dengan Arsen. "Lo ngapain di tempat kos Naya? Meskipun lo pacarnya tapi lo harus bisa jaga Naya." kata Rangga. Karena dia khawatir dengan Naya yang tidak masuk sekolah dan juga tidak bekerja, Rangga memutuskan untuk melihat Naya ke tempat kosnya. Dia bertanya alamat lengkap Naya pada tukang ojek yang pernah mengantar Naya. Tapi dia sangat terkejut saat yang membuka pintu adalah Arsen.
"Naya dimana?" tanya Rangga lagi
Arsen tersenyum penuh arti. "Naya baru saja selesai mandi. Kan biasa baru selesai buat keringat terus mandi biar segar lagi." Arsen membalikkan badannya dan menahan tawanya. "Masuk gih. Ada perlu apa?"
Rangga semakin penasaran dengan hubungan mereka berdua. Akhirnya dia masuk dan duduk di sofa. "Gue ke sini mau tahu kondisi Naya. Kirain dia sakit."
"Gak perlu. Kan udah ada gue yang jaga dia."
Beberapa saat kemudian Naya membuka pintu kamarnya. "Siapa, Ar?" tanya Naya.
Kedua pria itu kini menatap Naya. Naya sangat terkejut saat melihat Rangga berada di rumahnya dan duduk di samping Arsen. Mau tidak mau Naya berjalan mendekat dan duduk di sofa kotak. "Hmm, lo ngapain ke sini?"
"Aku mau tahu keadaan kamu. Aku kira kamu sakit karena kamu gak masuk sekolah dan juga gak masuk kerja hari ini," jawab Rangga.
"Iya, gue emang agak gak enak badan." Naya tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuk lehernya.
Rangga masih saja menatap Naya. Wajahnya terlihat segar dan juga rambutnya basah setelah keramas. Benarkah mereka berdua baru saja selesai membuat keringat bersama? "Hmm, kamu di sini tinggal sama dia?" Rangga menunjuk Arsen tapi telunjuknya langsung ditepis Arsen.
"Yaiyalah, kan kita suami istri."
Seketika Rangga menatap Arsen. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Arsen. "Mana mungkin! Kalian kan masih sekolah. Lo gak usah ngada-ngada!"
"Lo gak percaya? Oke, gue kasih bukti."
"Arsen! Udah, kan kita udah sepakat buat nyembunyiin status ini." Naya menahan Aren saat Arsen akan mengambil sebuah bukti.
"Kalau dia yang tahu gak papa. Biar semuanya jelas." Arsen berjalan menuju kamarnya.
Sedangkan Naya kini hanya tersenyum kaku menatap Rangga. "Gue jadi bingung mau jelasin gimana."
"Gak usah bingung." Arsen kembali duduk sambil membawa sepasang buku nikah mereka. "Nih, lihat sendiri. Kita sudah sah secara agama dan hukum."
"Tapi umur lo kan masih kurang." Rangga mengambil salah satu dari buku nikah itu dan membukanya.
"Gue udah 18 tahun, kurang dikit aja, dengan uang semua beres." Arsen tersenyum bangga. Akhirnya Rangga tidak akan mendekati Naya lagi setelah tahu semuanya.
Rangga menghela napas panjang. "Ternyata kalian sudah menikah selama tiga minggu." Kemudian Rangga menutup buku nikah itu dan menjauhkannya karena hatinya merasa sakit mengetahui kebenaran ini.
"Iya, itu tandanya lo harus jaga jarak sama istri gue."
Seeketika Naya mencubit lengan Arsen. "Arsen, ih, ngomongnya jangan gitu."
"Kan memang bener."
"Tapi kita kan nikah karena terpaksa."
"Tapi sekarang gue gak terpaksa jalani hidup sama lo."
Naya menghela napas panjang. "Sebenarnya gue nikah sama Arsen karena jebakan Tika. Waktu itu gue diajak dia ke klub dan gue gak tahu gimana ceritanya gue bisa tidur sama Arsen dan ketahuan orang tua kita lalu kita dinikahkan."
Rangga hanya tersenyum. Meskipun itu terpaksa tapi Rangga bisa melihat ada cinta di antara mereka. "Iya, aku ngerti. Aku juga gak akan bilang masalah ini pada siapapun. Selamat ya." Rangga mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Naya.
"Iya. Sebenarnya lo gak perlu juga ucapin selamat kayak gini, karena bagaimanapun juga ini bukan keinginan gue." kata Naya sambil menerima salaman dari Rangga.
Arsen melepas tangan mereka berdua. "Udah gak usah lama-lama. Tahu diri, Naya udah punya suami."
"Ya udah aku pulang dulu. Semoga kamu selalu bahagia." kata Rangga lagi pada Naya.
"Makasih ya, gue besok masuk kerja kok."
"Iya." Rangga kini berdiri dan berjalan menuju pintu.
Saat Naya akan mengantarnya ke depan, Arsen justru mendahului Naya dan mengikuti Rangga ke teras rumah. "Awas, kalau lo sampai dekati Naya lagi. Jangan sampai lo jadi pebinor yang merusak rumah tangga orang."
Rangga tersenyum miring. Dia kini melihat Naya yang sudah tidak ada di ruang tamu. Dengan sengaja Rangga mencengkeram krah kaos Arsen. "Kalau lo sampai nyakiti Naya. Gue yang akan buat perhitungan sama lo."
Arsen menepis tangan Rangga dengan kasar. "Lo sendiri apa? Lo pikir, gue gak tahu siapa lo!" Arsen tak menunggu sampai Rangga pergi, dia kini masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rumahnya rapat.
Rangga hanya menatap pintu yang telah tertutup itu. "Aku hanya bisa mendoakan kamu. Semoga kamu bahagia, Nay."
Kemudian dia mengendarai motornya dan segera pergi dari tempat itu.
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
🥰😘