Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Kalian dari mana?" Lina bertanya pada Darrel dan Hope yang baru saja sampai. Dua pasutri tersebut memang terlihat sangat serasi di mata Lina dan Keno. Apalagi kalau berdiri berdampingan begitu. Hope yang mungil berdiri di samping Darrel malah keliatan sangat menggemaskan.
Sedangkan Darrel yang pendiam dan kaku, terlihat lebih manusiawi kalau sedang bersama istrinya.
"Kami dari jalan-jalan sebentar kak. Ke danau." Hope yang menyahut karena suaminya tak ada tanda-tanda mau menjawab pertanyaan Lina. Wanita itu mengangguk-anggukan kepala.
Sesaat kemudian perempuan yang berdiri di sebelah Keno menyebut namanya. Hope sampai heran karena wanita itu sok akrab sekali dengan dia.
"Hope!" Gisel berseru heboh. Wanita itu mendekati Hope. Berdiri di sebelah kanan wanita itu, karena di sebelah kirinya ada Darrel.
Keno yang jelas tahu Gisel sedang bertingkah untuk mencari perhatian Darrel menggeram dalam hati. Padahal sudah dia peringatkan berkali-kali. Tapi wanita bayaran itu sama sekali tidak mendengarkan katanya. Lihat sekarang, dia bahkan mendekati Hope. Tidak lihat apa tatapan tidak suka Darrel padanya.
"Nama kamu Hope kan? Kamu kaget ya tadi? Sorry ya, soalnya Keno udah nggak tahan pengen aku gituin, jadi aku nggak bisa apa-apa." ucap Gisel. Aktingnya sangat kentara. Dipikir Hope ini lugu sekali apa?
Keno memasang wajah kesal mendengar perkataan Gisel. Memangnya dia yang minta tadi? Dia memang tidak menolak, tapi dia juga tidak minta Gisel melakukannya di ruang tamu. Yang tadi, wanita itulah yang sengaja menyerangnya lebih dulu. Wah, benar-benar ya wanita ini. Mau usir sekarang, tapi sayang. Dia sudah bayar mahal-mahal.
"Suami kamu ini namanya Darrel kan?" pandangan Gisel berpindah ke Darrel.
"Maaf ya Rel udah bikin kalian kaget tadi." katanya pada pria itu, sok akrab. Suaranya sengaja dibuat-buat selembut mungkin. Keno ingin muntah mendengar.
Lina dan kedua temannya lah yang paling bingung, karena mereka tidak tahu apa maksud dari perkataan Gisel. Namun selanjutnya Lina mulai bisa menebak. Ia langsung melemparkan tatapan mematikan ke Keno. Sedang Keno cepat-cepat memalingkan wajah ke arah lain, pura-pura tidak melihat wanita itu.
"Aku dengar kalian suami istri? Kapan menikahnya? Padahal Hope masih muda sekali loh keliatannya." Gisel terus bicara, padahal dia sadar betul kalau wanita yang sengaja dia dekati dan suaminya itu tidak menanggapinya sejak tadi.
"Keno,"
"Kenapa?" Keno menatap Darrel.
"Bawa pergi teman mainmu ini. Aku tidak suka ada orang asing yang sok akrab dengan aku dan istriku." ucap Darrel tegas.
Keno pun langsung menyuruh Gisel menjauh dengan pandangan matanya. Mau tak mau wanita itu menjauh.
Cih, sombong. Mentang-mentang punya segalanya.
Ia mengatai Darrel dan istrinya dalam hati. Tapi niatnya untuk menggoda Darrel belum hilang. Dia masih tidak percaya kalau laki-laki itu tidak akan tergoda.
"Kau sudah lelah. Istirahat dulu di kamar." nada bicara Darrel melembut saat bicara pada Hope.
"Betul Hope. Istirahat dulu gih. Sekarang jam tiga. Kamu istirahat dua jam dan jam lima nanti kita mandi kolam, mau tidak?" Lina menawarkan. Ada kolam renang di dekat penginapan ini.
Hope tertarik mendengarnya. Tapi ia menatap Darrel dulu, karena dia ingat suaminya bilang mau ajak dia jalan-jalan nanti sore.
"Kalau kau suka mandi kolam, mandi saja. Asal tidur dulu. Jalan-jalannya bisa malam." ujar Darrel. Senyum Hope mengembang, lalu pandangannya berpindah ke Lina.
"Kalau begitu jam lima nanti jangan lupa panggil aku ya kak." katanya. Lina mengangguk.
"Pasti." katanya.
"Mas nggak naik?" Hope memandang Darrel lagi.
"Kau duluan saja. Aku ingin menelpon orang." sahut Darrel. Hope pun naik lebih dulu. Ia berlari cepat menaiki tangga. Darrel hampir saja berteriak pada sang istri agar tidak lari-lari, tapi langsung mengurungkan niatnya ketika menyadari Lina dan Keno sedang menatapnya dengan senyuman penuh arti.
Darrel pun melangkah meninggalkan mereka.
"Katanya kau tidak jatuh cinta pada istrimu, lalu tadi itu apa?" ternyata Keno mengikuti laki-laki itu. Darrel sudah duduk di sebuah bangku di bawah pohon belakang penginapan.
Darrel tidak mempedulikan laki-laki itu. Ia tahu pasti Keno akan meledeknya habis-habisan, tapi dia tidak peduli.
"Sejak kapan kau sadar sudah jatuh cinta padanya. Apa di malam pertama kalian?"
"Sudah ku bilang jangan samakan aku denganmu. Bilang cinta pada wanita setelah melakukan sek-s dengan mereka. Lalu satu minggu kemudian katakan cinta pada wanita lain."
Keno terkekeh. Karena kata-kata Darrel, dia jadi sadar kalau dia memang seorang laki-laki brengsek.
"Tapi aku tidak pernah memaksa menyentuh wanita perawan. Aku bermain hanya dengan para wanita yang dengan senang hati memberikan diri mereka padaku. Kau tahu itu. Aku membayar mereka sangat mahal."
"Seperti perempuan rendahan yang kau bawa itu?"
"Hei, kenapa malah membicarakan aku? Bukankah kita sedang membahas tentang masalah percintaanmu?"
Darrel hanya tersenyum miring.
"Katakan, sejak kapan kau mulai ada rasa padanya? Apakah baru-baru ini?" Keno penasaran sekali. Tapi feeling-nya sih tidak. Karena kalau Darrel baru menyukainya sekarang, kenapa dari dulu dia tidak pernah mencoba berhubungan dengan wanita lain?
Dan kenapa saat Keno membahas tentang isterinya, Darrel tiba-tiba jadi emosional? Kalau memang tidak tahan dan tidak suka isterinya dari dulu, harusnya ya cerai saja. Laki-laki tersebut boleh mencari alasan apa saja untuk menceraikan istrinya. Tapi kenapa tidak pernah dia lakukan. Darrel masih diam dengan wajah menimbang-nimbang.
"Aku mulai memperhatikannya empat tahun lalu, saat dia sedang duduk sendirian di taman belakang rumahku. Menunggu papanya." lelaki itu pun bercerita. Dia ingat hari itu. Untuk pertama kalinya ia tertarik menatap Hope lama. Dia memang sudah kenal sebelumnya karena wanita itu sering ke rumah. Tapi dia baru memperhatikan Hope dengan lebih serius ketika wanita itu mulai tumbuh remaja.
Keno mengernyitkan kening.
"Empat tahun lalu? Berarti waktu itu Hope masih lima belas tahun?"
Menarik nih. Keno baru tahu.
"Di Mataku, waktu itu Hope adalah gadis yang sangat manis. Rasa suka itu pun muncul seiring waktu, aku bahkan jadi rajin pulang cepat hanya demi melihatnya."
"Lalu?" Keno makin tertarik. Ternyata kisah cinta sahabatnya ini cukup menarik.
"Lalu papanya meninggal. Aku hanya bisa melihatnya menangis dari jauh. Satu bulan kemudian, papa menjodohkan kami. Katanya aku harus menikah dengan gadis itu. Aku tahu harusnya aku senang. Tapi dalam diriku mengatakan dia menerima pernikahan ini hanya karena statusku. Tidak benar-benar mencintaiku."
"Itu sebabnya kau marah, bertahan tidak mau menyentuhnya dan bersikap dingin sampai dua tahun belakangan?"
Darrel terdiam. Benar, Keno benar. Karena kemarahannya yang tidak jelas dia sampai menyakiti Hope.
"Astaga Darrel, kau sangat bodoh. Dengan sekali lihat saja aku tahu Hope mencintaimu."
"Hope mencintaiku? Kau yakin?" Darrel mengangkat wajah menatap Keno.
Keno membuang nafas kasar. Darrel memang bodoh.
Sangat bodoh. Darrel ini sangat bodoh kalau urusan cinta.
pasti bucin nti ada saingan rebut isteri nya
tambah satu dari belakang...lagi tidur lagi🤦