Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari hari di jalanin Malik dengan sangat bahagia di mana sang suami sudah mulai menunjikan banyak perubahan, Refandi sudah mulai bisa berjalan di sekitar rumah walau tidak lama, namun itu sudah cukup membuat sepasang suami istri itu bahagia.
Bahkan sekarang Refandi sudah mulai melakukan aktifitasnya ke sworoom mobil mewahnya, dan mengunjungi beberapa bengkelnya, walau tidak lama di sana, sambil menunggu sang istri pulang kuliah.
Dan sekarang Refandi juga sering mengatar dan menjemput Malika ke kampus, kadang membawanya makan di luar, walau di sopirin oleh mang Karyo.
"Kita lansung ke kampus aja, takut istri saya sudah pulang Mang" ujar Refandi kepada Mang Karyo, setelah mereka keluar dari sworoom mobil mewah terebut.
"Baik Tuan...." ujar Mang Karyo dengan sopan, dan melajukan mobil mewah tersebut ke kampus Gunadarma tempat sang Nyonya Mudanya menuntut ilmu.
"Mang berhenti di pedagang sana, saya mau beli cemilan itu, istri saya menyukainya" ujar Refandi melihat pedagang keliling yang sedang mangkal di pinggir jalan.
"Sipa Tuan" Mang Karyo.
"Mang Tolong beliin, kue te** kue pancung, sama telur gulung, dan sekalian es doger" ujar Refandi memberikan uang kepada Mang Karyo.
Mang karyo lansung keluar mobil dan membeli pesanan majikannya itu.
Sementara di kampus sana Malika sudah selesai jadwal kuliahnya, dia sudah berniat untuk pulang.
Namun sayang seribu sayang, ternyata di san sudah di tinggi oleh Ibu angkt dan Sabrina, entah kenapa hari ini dia bisa datang ke kampus ini, padahal sudah di jaga ketat oleh orang orang suruhan Refandi dan Tomy, agar leuargan angkat Malika tidak bisa masuk ke kampus tersebut.
"Haiii.... anak tidak tau diri!" pekik Ibu Sulastri tiba tiba sudah ada di depan Malika.
Sontak Malika kaget dengan ke datangan ke dua orang tersebut.
"Ada apa Ibu ke sini?" tanya Malika santai.
"He... Anak tidak tau diri! apa setelah menikah dengan laki laki kaya raya dan lumpuh itu, kau lupa dengan kami ini ha...!! dasar tidak tau di untung dan tidak balas budi, kau enak enakan hidup dengan banyak harta, sementara kami hidup menderita, kamu ngak perduli, ngak tau balas budi kau ini...!!" teriak Bu Sulastri yang memang berniat membuat Malika malu.
Sontak saja mendengar pekikan Bu Sulastri tersebut Para mahasiswa dan mahasiswi di sana langsung berkerumun.
"Jangan buat malu di sini deh Bu..." ujar Malika dengan tenang.
"Apanya yang malu! kami mah ngak akan malu, kau itu yang akan malu, anak tidak tau belas budi, sudah di pungut dari kecil, giliran sudah kaya lupa sama kami orang yang sudah membesarkan kau ini!!" ujar Bu Sulastri bersemangat, melihat para mahasiswa semakin banyak berkumpul di sana, dia yakin setelah ini Malika pasti akan di bully oleh teman temannya.
"Waahhh.... parah Malika"
"Terlihat baik ternyata kejam, ck... ck..."
"Ngak nyaka gue, wajah bidadari hati iblis" banyak kata kata pedas yang di lontarkan kepada Malika oleh para mahasiswa di sana.
Tentu saja membuat Bu Sulastri dan Sabrina bahagia.
Namun Malika yang di sorakin dengan kata kata, tetap bersikap tenang.
"Benarkah saya ini kacang lupa kulit?" tanya Malika santai.
"Iya iya lah... apa lagi namanya klau bukan kacang lupa kulit dengan apa yang kau lakukan itu" ujar Bu Sulastri lantang.
"Sejak kapan saya anda perhatikan bu? sejak kapan! saya memang menumpang di rumah mu, tapi saya juga bekerja lebih parah dari menantu, bahkan untuk biaya sekolah saya, saya bekerja keras untuk mendapatkan uang, tidak jarang kalian menyiksa saya, apa seperyi itu saya harus balas budi, bahkan saya tinggal di rumah anda saya di suruh bayar kamar yang saya pakai, makan pun saya cari sendiri, lalu yang mana yang harus saya balas, bahkan sebelum meninggal orang tua saya sudah mengeluarkan uang untuk hidup saya selama ini, namun apa yang lakukan" ejek Zahra.
Membuat Bu Sulastri gelagapan dan Sabrina mulai ikutan panik, dia tidak menyangka Malika bisa melawan mereka.
"Dan kau lupa bu... saya sudah kalian jual sama seseorang kaya raya dan bahkan dia lumpuh, uangnya sudah kalian makan, dan kalian juga dikasih surat perjanjian tidak boleh menemui saya lagi, karena saya sudah di beli oleh mertua saya" sinis Zahra, melihat wajah tegang Bu Sulastri dan Sabrina pun tertunduk malu, tidak menyangka Malika akan melawan seperti ini.
"Wahhh.... rupanya si ibu yang jahat, sudah menjual Malika"
"Parah..."
Akhirnya netizen balik menyerang Bu Sulastri dan Sabrina.
"Pergi lah bu, sebelum kau akan menyesali perbuatan mu ini, dan bawa anak manja mu ini" usir Malika.
"Apa yang kalian lakukan di sini!" pekik seseorang merangkul pinggang Malika.
"Deg...."
"Anda...."