Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27
sudah satu bulan ini sikap Azka sedikit berubah terhadap Dita,dengan sekuat tenaga ia mencoba berfikir positif tentang perubahan Azka. bahkan Azka sering sekali pulang lembut bahkan tak jarang ia tak pulang ke apartemen. setiap ia bertanya Azka selalu diam dan tak menanggapi pertanyaan Dita.
Azka akan bersikap manis jika Azka menginginkan haknya sebagai suami,dan saat itulah Dita merasa Azka hanya menganggapnya sebagai wanita yang hanya di butuhkan untuk menuntaskan hasrat Azka saja.
Hoek...hoek..
Dita berusaha memuntahkan isi perutnya tapi lagi-lagi hanya keluar cairan bening,seperti hari-hari sebelumya.
sudah seminggu ini Azka tidak pulang ke apartemen,dan seminggu ini juga Dita merasakan mual dan pusing. entah dia sendiri juga tak tahu.
sudah berulang kali Dita berusaha menghubungi Azka ,tetapi lagi-lagi nomornya tak bisa di hubungi.
Dita menghembuskan nafas kasar,lalu perlahan berjalan ke ruang tivi untuk duduk di depan tivi.
"sepertinya aku harus periksa ke dokter,untuk memastikan dugaanku." gumam Dita
saat sedang hanyut dalam pikiranya tiba-tiba bel pintu berbunyi. Dita segera beranjak,lalu membuka pintu tanpa melihat siapa yang tengah memencet bel.
saat pintu terbuka Dita di buat terkejut dengan sosok wanita paruh baya yang sudah satu bulan lebih tak ia temui,kini ia ada di depan matanya.
"kenapa kaget begitu?ingat apartemen ini milik anak saya." ucapnya ketus dan menyenggol bahu Dita dengan kasar dan masuk tanpa permisi.
"maaf nyonya,mas Azka tidak ada sudah seminggu ini dia belum kembali." ucap Dita jujur.
"hah....aku kesini bukan nyari Azka,tapi saya kesini ingin menyuruh kamu datang ke rumah untuk bantu-bantu karena saya ada acara besar jadi butuh tenaga kamu." ucapnya ketus
"baiklah nyonya saya akan datang."
Irina berdiri lalu mendekati Dita yang masih setia berdiri dan menunduk.
"ingat posisi kami,walaupun kamu tidak tinggal bersama saya tapi saya akan tetap membuatmu menderita." bisiknya tajam.
"jadi bersiap-siaplah menangis darah,setelah mengetahui acara yang saya adakan." setelah mengucapkan itu Irina menepuk bahu Dita dengan kasar dan berlalu meninggalkan Dita sendirian.
Dita masih terdiam mencerna ucapan Irina,tetapi ia tak juga menemukan maksud dari ucapan mertuanya.
Dita yang sudah tak mampu menampung beban tubuhnya langsung ambruk terduduk di sofa. dia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sesak. dan dia merasakan firasat buruk,dan akan terjadi hal yang tak diinginkannya.
"aku harus kuat menghadapi apa yang akan terjadi." gumamnya.
setelah dirasa tenang Dita bangkit dari duduknya,dia berencana ingin ke rumah sakit dan memeriksa kesehatannya dan untuk memastikan dengan dugaanya.
🥀🥀🥀🥀
Dita mengambil nomor antrian dan menunggu di kursi tunggu yang sudah di siapkan oleh pihak rumah sakit.
Dita memang memutuskan untuk memeriksakan keadaanya sebelum kerumah mertuanya. dia juga sudah mencoba menghubungi sang suami tetapi masih tetap sama tak ada respon.
sebenarnya ia ingin pergi ke rumah sakit di dampingi oleh suaminya,tetapi apa mau dikata sang suami tak ada di sampingnya, mau tidak mau dia harus pergi sendiri.
"ibu Nandita Alvaro." panggil seorang suster.
Dita berdiri ketika namanya di panggil,ia melangkah masuk keruangan dokter dan duduk dikursi setelah dipersilahkan untuk duduk.
Dita menceritakan semua yang ia keluhkan beberapa hari ini. setelah mendengar keluhan dari pasien dokter wanita paruh baya yang bernama Hesti Wirawan mempersilahkan Dita untuk berbaring dan akan melakukan USG.
"lihat titik hitam kecil ini ibu,ini adalah janin ibu,usianya sekitar empat Minggu. jadi ibu positif hamil."
"Alhamdulillah...aku hamil." ucap Dita bersyukur sungguh ia sangat terharu saat mengetahui kalau dirinya tengah mengandung.
"jadi ibu harus banyak istirahat tidak boleh kecapekan dan jangan terlalu stres. saya akan memberikan beberapa vitamin dan obat pereda mual.dan sangat di anjurkan untuk ibu rutin memeriksakan kandungan ibu."
"baik dokter,terima kasih."
setelah mengucapkan terima kasih Dita langsung pamit undur diri. dia keluar ruangan dengan bibir tersungging lebar,dia sangat bahagia setelah tahu ia hamil.
dia segera mengambil ponselnya mencari nomor sang suami.
"masih belum aktif,apa aku ke kantor mas Azka saja ya? lebih baik aku datang aja ke kantornya aku sudah gak sabar buat ngasih tahu kabar baik ini." dengan semangat Dita melangkah keluar dari rumah sakit dan mengehentikan sebuah taxi.
tetapi saat ingin menghentikan sebuah taxi seseorang tak sengaja menabrak bahunya,sehingga tas yang ia bawa terjatuh.
"maaf mbak,saya gak sengaja." ucap pria paruh baya.
Dita menatap lekat wajah pria yang telah menabraknya,
"sepertinya aku pernah melihatnya,tapi dimana?"gumam Dita sambil berpikir keras.
"tunggu pak..." Dita menghentikan langkah pria paruh baya yang telah menabraknya.
"ya ada apa ya mbak,saya buru-buru." ucapnya
"pak,bapak mengenal ibu Nadia dan pak Alvaro?"
mendengar nama yang di sebutkan oleh gadis yang ada dihadapannya seketika tubuhnya menegang,hingga ia lupa tujuanya untuk datang ke rumah sakit ini.
"mbak siapanya ya?"tanya lelaki itu setelah berhasil menguasai keterkejutannya.
"saya anaknya pak."
"oh...memang saya mengenal mereka dan saya mempunyai kesalahan yang sangat besar terhadap mereka." ucap pria itu mengerti dengan apa yang akan Dita tanyakan.
"pak bisa tolong jelaskan kepada saya?karena saya butuh bukti kalau orang tua saya tidak bersalah." ucap Dita memohon.
"tapi saya ingin berbicara secara langsung dengan kedua orang tua kamu." ucap lelaki itu.
"maaf pak,tapi sebelumnya bapak namanya siapa?"
"saya Wirayuda,biasa di panggil Yuda,kalau mbaknya namanya siapa?"
"saya Dita pak,lebih baik kita ke kedai kafe itu pak biar lebih enak bicaranya." tawar Dita.
"baiklah..."
mereka berjalan menuju ke kedai cafe dekat rumah sakit.
"jadi bagaimana pak sebenarnya kejadiannya? tapi sebelumya apakah saya boleh merekam bapak saat menjelaskan apa yang terjadi?" ucap Dita saat sudah mendudukan diri setelah mendapat kursi yang pas untuk mengobrol dengan lelaki yang telah menjebak kedua orang tuanya.
"tapi saya ingin langsung bertemu dengan kedua orang tuamu untuk meminta maaf."
"maaf pak,ayah dan ibu saya sudah meninggal. makanya saya butuh penjelasan dari bapak dengan cara merekamnya untuk saya tujukan kepada Tante Irina."
"hah...bahkan saya belum sempat meminta maaf tetapi mereka lebih dulu sudah tiada. baiklah lakukan apapun itu asal bisa menebus kesalahanku. karena saya sangat menyesal,karena perbuatan saya anak saya menjadi korbannya." ucapnya sendu.
"maksudnya pak?" tanya Dita dengan alis mengkerut.
"karena perbuatan saya anak saya terkena imbasnya, istilahnya karma. anak saya mengalami sama persis atas apa yang saya lakukan terhadap orang tua kamu,dan sekarang dia sedang melakukan percobaan bunuh diri karena di fitnah telah berselingkuh dengan mantan kekasihnya, dan sampai suaminya meminta pisah. tetapi anak saya yang tidak mau berpisah dengan suaminya memilih untuk bunuh diri,beruntung nyawanya masih bisa di selamatkan.makanya saya ingin meminta maaf kepada orang tua kamu dan membongkar siapa yang telah menjebak kedua orang tua kamu."
"baiklah pak,bisa kita mulai?karena perbuatan bapak nyonya Irina dan anaknya sangat membenci saya dan ingin membalas dendam ke saya,saya harap bapak mau mengungkapkan sebenarnya apa yang terjadi." ucapnya datar.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada