"kita kenapa sih milih eksplor ke desa plosok?" tanya maya.
"aduh lo bego apa gimana sih, kita kan jual konten horor misteri. ya kita harus pergi ke desa desa yang plosok dan terbelakang lah. mikir bloon," maki saki.
"diem diem, jadi kita ber empat ini fix ya pergi ke desa pancuran di kaki gunung kawi. Ada yang keberatan gak?"
.....
"lo yakin itu manusia? kenapa bungkuk begitu? dagu sama lutut aja sejajar anjir!"
"jangan ngomong kasar disini, bego lu," maki sintia.
"sorry sorry gue lupa,"
.....
"woy woy saki kesurupan anjir pasti gara gara ngomong kasar dia!" teriak sintia.
"lah lo barusan?"
"omg!!!! gak gak gue gak sengaja," teriak sintia histeris.
....
"gue mau pulang, gue mau pergi dari sini," tangis maya sambil bersembunyi di balik pohon beringin.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
Paginya setelah dirasa sehat, mereka kembali berkumpul di meja makan. Walaupun masih lemas namun mereka memaksakan diri untu berkumpul merencanakan kepulangan mereka.
"kita pulang besok, nanti kalau bisa kita pamitan dulu ke warga," ucap maya memulai percakapan.
"terus kita disini gak dapet apa apa dong?" tanya sintia.
"ya mau gimana lagi, disini tu gak aman buat kita. Kalau kita maksa mau eksplor lagi yang ada mati kehabisan duit, udahlah mending kita pulang biar aman. Lo gak takut apa kalau di hari lain bisma kesurupan lagi minta kawin?" tanya saqi pada sintia.
"ya takut sih itu aja gue gak bisa tidur karena takut, tiap gue tutup mata gue selalu takut tiba tiba dia muncul," keluh sinta.
"ya makannya kita pulang aja, gak usah mikirin kita rugi disini. Yang penting kita bisa pulang dengan selamat,"
"yaudah gue mau packing dulu," farel pergi meninggalkan meja makan tanpa berdebat.
"tumben tu anak," ucap sintia heran, pasalnya farel selalu berbeda pendapat dengan maya. Namun kali ini ia tiba tiba setuju dengan cepat.
"iya soalnya dia gak mau bikin maya khawatir katanya," ucap saqi.
"ha maksudnya?" tanya sintia mulai kesal.
"ya tadi pagi dia bilang mau ikut apa kata maya aja, dia gak mau maya sakit lagi dan gak mau bikin dia khawatir," jelas saqi.
"may lo sama farel..."
"kaga anjing, gue kaga ada hubungan apa apa. Udah santai aja, gue sukanya sama mas arya kok yakan saq,"
"iya deh si paling doyan akamsi," cibir saqi.
"biarin orang ganteng kok, lebih ganteng daripada farel,"
"iya sih tapikan dia anak kampung," ejek saqi.
"ya biar lah, walaupun anak kampung gitu tapi dia punya adab gak kayak si farel,"
"udah udah, cepet pada packing,"
Saqi dan maya segera beranjak dari meja makan menuju kamar, sedangkan sintia masih berdiam diri disana sambil melamun.
......................
Siangnya mereka berempat sudah bersiap untuk berpamitan pada penduduk desa yang sekiranya pernah membantu mereka. Memang tak semua karena pasti memakan banyak waktu.
"nah disini gue waktu itu sembunyi," tunjuk farel pada pohon besar yang tak jauh dari pekarangan rumah mbok indri.
"kalau gue pasti udah mati kutu liat bisma sendiri," kekeh saqi.
"ya gue awalnya juga jadi patung anjir tapi untungnya respon tubuh gue cepet jadi gue bisa kabur,"
"may make up gue bagus gak?" tanya sintia.
"bagus kok cantik... Tapi lo emang selalu cantik sih sin gak heran kenapa farel suka sama lo," bisik maya.
"alah boong lu,"
Sedang asik berjalan sambil mengobrol tiba tiba dari arah samping maya di tubruk oleh bisma, maya yang tak siap langsung oleng jatuh ke tanah. Bisma dengan cepat menindih tubuh maya dan berusaha merobek baju maya.
Kukunya yang panjang dan tajam membuat bisma dengan mudah mengoyakkan baju maya, bahkan perut dan dada Maya juga terluka karena terkena kuku panjang bisma. Maya yang syok hanya bisa menangis sambil menutup matanya, tubuhnya terasa kaku dan tak bisa bergerak.
"bajingan!!!" teriak farel emosi, ia bersama saqi langsung berusaha menarik tubuh besar bisma. Pukulan pukulan juga di layangkan keduanya dengan membabi buta.
"mbok indri, mbok indri....! Tolong... Tolong...." teriak farel sembari terus menghajar bisma. Sedangkan saqi berusaha menarik tubuh maya dari tindihan tubuh bisma.
Sintia hanya bisa menangis melihatnya, ia juga bingung dan syok karena semua ini sangat mendadak baginya.
Tak lama para warga datang begitupun dengan arya yang lari tergopoh gopoh saat mendengar suara teriakan farel. Arya ikut membantu farel menarik tubuh bisma, namun semakin di tarik semaki maya berteriak kencang karena cengkraman tangan bisma makin kuat di perut dan lengannya.
"aaaa ......!" teriak maya histeris saat kulit perutnya sobek mengeluarkan banyak darah karena kuku panjang bisma menancap disana. Karena kesakitan maya sampai pingsan di bawah tubuh bisma yang masih sibuk kekeh membuka pakainnya.
"bisma...! Sadar kamu,"
"aku harus kawin sama dia!" geram bisma, ia juga terus berusaha melepaskan diri dari farel, saqi dan Arya yang terus menarik tubuhnya untuk menjauh.
Seperti di rasuki setan, arya langsung marah saat mendengar penuturan adiknya yang ingin kawin dengan maya. Ia langsung meninju rahang bisma, kakinya juga tak tinggal diam menyepak kepala bisma dengan kuat sampai bisma terpelanting kebelakang.
Kesempatan itu di gunakan saqi dan farel untuk mengamankan maya, mereka segera membawa maya ke orang yang melakukan praktek pengobatan tradisional di kampung tersebut.
"maya, maya may lo kuat ya.... Bentar lagi kita sampek kok," ucap farel histeris, ia hampir menangis melihat kondisi maya yang sudah sekarat. Tangannya juga berlumuran darah sampai ke baju bajunya.
"ini rumahnya," ucap dewi yang sedari tadi memimpin jalan.
Cepat cepat farel membawa masuk maya dan membaringkannya di amben yang di sediakan mbah muji, "ini mbah tolong temen saya,"
"ini kenapa dew?" tanya mbah muji pada dewi yang berdiri disebelahnya.
"diserang bisma, gak tau kenapa tiba tiba aja di serang... Mungkin udah di incer dari lama," jelas dewi.
"ini ceritanya gimana mas?" tanya dewi.
"tadi kita baru jalan keluar, belum jauh dari rumah mbok indri tiba tiba dari samping rumah mbok indri bisma dateng langsung nubruk maya sampai jatuh," ucap saqi.
"kemarin dia juga ngamuk di dapur mau deketin sintia, sekarang maya," timpal farel.
"kayaknya bisma makin gak bisa ya kalau cuma di kurung, harus di pasung," ucap mbah muji sambil membersihkan luka di tubuh maya.
Tangan, leher, perut dan juga dada maya tak luput dari luka goresan kuku bisma. Maya juga hanya sisa mengenakan bra yang sudah sobek sedikit dan celana panjang yang sedikit melorot karena di tarik tarik oleh bisma.
"mbah ini bisa selamat kan?" tanya saqi khawatir.
"bisa bisa, yang sobek itu hanya kulit luar gak sampe dalam kok. Tenang aja, ini sama aja luka kalau kalian jatuh atau kena pisau, lukanya dangkal jadi gak usah panik.... Doakan saja, habis ini saranku mending kalian jagain dia dulu sampai bener bener sembuh. Apalagi setelah kejadian tadi pasti dia syok berat," jelas mbah muji.
"mas, saya mau kesana lagi dulu ya... Mau lihat hehe," pamit dewi.
"ih iya mbak, silahkan... Makasih ya,"
"santai... Mbah pulang dulu,"
"yoo...."
"mbah, di liat liat mbah ini..."
"iya, aku orang kota," potong mbah muji seakan tau apa yang ingin di tanyakan farel.
"tapi kenapa disini mbah?"
"ya suamiku disini, ngapain juga aku balik ke kota... Anak anakku juga ada disini kok,"
"ooo.... Tapi mitos itu..."
"ya buktikan saja kalau gak percaya, nanti kalian bakalan di hadapkan dengan dua pilihan tersesat atau terkutuk,"