Kisah dua orang sahabat yang dipertemukan kembali setelah mereka berpisah dari pasangan masing-masing !
Gadis Ayudia Zahira terpaksa menuruti permintaan Ibu dari sahabatnya untuk menikah dengan putranya.
Karena sang Ibu merasa sudah tidak mempunyai waktu yang lama di dunia ini.
Dipertemukan di usia yang tak lagi muda, apakah mereka bisa menumbuhkan benih-benih cinta, atau akhirnya berpisah seperti sebelumnya !
Yuk, ikuti terus ceritanya !
Jangan Lupa Like & komen setelah membaca, Terimakasih!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ALAN BUCIN AIRLANGGA
Sore harinya Alan dan Gadis memutuskan untuk pulang kerumah.
Janji temu dengan Aletta hari itu pun gagal karena Gadis melayani sang suami hingga tepar, Gadis pun meminta maaf dan mengatakan akan menemui nya esok hari.
Alan terkejut saat menemukan banyaknya obat tidur ketika ia tengah mencari charger di laci.
Dan saat itu kebetulan Gadis masuk ke dalam kamar bersamaan dengan Alan yang memegang obat tidur tersebut.
"Dis kenapa kamu nyimpen obat tidur banyak banget?"
"Ohh itu...rencana nya juga mau aku buang kok. Karena aku udah dapat obat yang lebih mujarab"
"Kamu kenapa nyimpen obat tidur banyak banget?" Alan mengulangi pertanyaan nya
Gadis menghela nafas sebelum berkata
"Jadi selama ini aku tuh punya insomnia akut, dan harus minum obat itu tiap mau tidur" jelasnya
"Sejak kapan?"
"Udah lama, semenjak satu tahun pernikahan pertamaku lebih tepatnya"
"Hah? Kamu udah mencoba berobat?selama itu loh dis..." ia menjadi khawatir
"Belum" gadis menggelengkan kepala
"Trus tadi kamu bilang udah nemuin obat yang mujarab? Bukan dari dokter kah? Jangan sembarangan, kamu harus konsultasi dengan dokter yang tepat" peringati nya
"Ya dari dokter..... Dokter Alan lebih tepatnya" Gadis tersenyum menatap suaminya yang kebingungan
"Maksudnya?"
"Ya... Karena pelukan dokter Alan akhirnya aku bisa tidur tanpa harus minum obat itu lagi" senyumnya jahil
Alan terperangah dan menjadi salah tingkah mendengar penjelasan istrinya, ia jadi teringat tadi malam Gadis memang begitu cepat terlelap saat berada di dekapan nya.
Sontak saja Alan menarik pinggang Gadis membuat tubuh mereka saling menempel
"Beneran?"menatap mata istrinya dengan dalam
"Kalau begitu dengan senang hati saya akan selalu melakukan nya"
"Hmm.. Terimakasih banyak Dokter, jadi berapa yang harus saya bayar kepada anda?" ucapnya ala pasien
"Bayar dengan tubuh kamu" bisik Alan sambil menjilat telinga Gadis
Gadis merinding seketika ia melotot dan mengakhiri candaan mereka
"NO...NO...NO"
"Please, setidaknya jangan malam ini lan. Badanku rasanya masih pegel karna ulah kamu tadi pagi" Gadis begitu panik
"Ha ha ha bercandaa kok" sekarang ia begitu senang menggoda istrinya
Dan juga sekarang Gadis sudah tidak canggung lagi bila berada di dekat nya, bahkan sekarang Alan lebih sering melakukan physical touch kepada nya.
***
Pagi hari mereka tengah bersiap akan bekerja, sebelum berangkat seperti biasa Gadis akan melayani sang suami di meja makan untuk sarapan.
Entah kenapa Alan serasa tidak rela berpisah dengan istrinya walau sedetik, ia menarik pinggang istrinya dan mencium pipi tersebut
"Jangan sampai lupa makan siang nanti"
"Iyaa" jawabnya tersenyum
Gadis mengalungkan kedua tangan nya ke leher Alan memberinya kecupan sebagai semangatt, namun nyata nya sang suami melakukan lebih dari mengecup. ia menyesap dan mengulum bibir Gadis, tak lupa mengabsen setiap wajah sang istri dengan bibirnya dan setelah puas barulah ia melepaskan Gadis.
Hari ini untuk pertama kalinya mereka berangkat kerja bersama, Alan mengantarkan Gadis ke konveksi terlebih dahulu.
Setibanya di sana Gadis langsung mencari Siska, asistennya.
"sis, bersiap-siap lah kita akan kerumah nona Aletta 15 menit lagi" Gadis memberikan perintah
"Baik Bu"
Kerumah Aletta membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam dari konveksi nya.
Begitu tiba disana mereka sudah di sambut oleh Aletta , ia segera meraih lengan Gadis
"Aku udah nungguin kamu dari kemarin loh"
ucapnya manja
"Maaf kemarin aku ngga enak badan" kilahnya
"It's okay" Aletta tersenyum dengan tulus
Entah kenapa ia nyaman sekali berada di dekat Gadis padahal ia baru mengenalnya beberapa hari, dan Aletta ini adalah tipikal orang yang tidak mudah dekat dengan orang lain, mungkin karena aura Gadis yang positif mampu menyebarkan kebahagiaan serta semangat kepada orang lain di sekitarnya.
Gadis mulai fokus mengukur tubuh Aletta dengan Siska yang selalu berada di dekatnya untuk mencatat apa saja yang dikatakan oleh Gadis.
Jam makan siang Gadis dan siska sudah kembali ke konveksi, saat ini Gadis tengah berada di ruangan nya.
Tok...Tok..
"Masuk" sahut Gadis dari dalam
"Bu ini ada kiriman gofood untuk anda"ucap Siska meletakkan nya di depan Gadis
"Gofood?" ucapnya dalam hati
"Baiklah kamu boleh keluar, terimakasih ya sis"
Siska mengangguk dan undur diri, Gadis heran perasaan ia tidak memesan makanan.
Gadis melirik kartu ucapan dia atasnya.
"Jangan lupa makan dis. Suamimu" seketika ia tersenyummm
"Ya ampuunnn, suamiku so sweet sekali sih"
ucapnya berbunga-bunga
Kasih sayang yang Alan tunjukkan bukan hanya dengan kata-kata, Gadis sangat bersyukur karena kali ini Tuhan memberikan pendamping yang begitu tulus kepadanya.
Ya, memang terkadang seperti itu Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat agar bisa menjadikan pelajaran dan jalan untuk mendapatkan yang lebih baik.
Gadis segera mencari ponselnya untuk mengirim pesan kepada suaminya, setelah itu ia memakan makanan yang dikirimkan oleh sang suami.
Di rumah sakit Alan yang baru saja keluar dari ruang operasi, sudah di sambut oleh kehadiran Raina di depan ruangan nya.
"Dokter Alan saya membawakan bekal untuk anda, semoga dokter mau menerimanya karena jam makan siang pun telah lewat" Raina menyerahkan totebag
"Baiklah terimakasih" Alan menerima begitu saja pemberian Raina karena tidak mau ribet berlama-lama dengannya
"Apakah saya boleh menemani anda makan?"
"Tidak perlu, saya masih mau ke musola"
"Baiklah dok, saya permisi kalau begitu"
"Ya"
Alan menggelengkan kepalanya, ia berfikir sepertinya harus memberi jarak lebih dengan Raina. Walau bagaimanapun hubungan nya dengan sang istri baru saja membaik, ia tidak mau kembali terjadi kesalahpahaman di antara mereka.
Alan membuka ponselnya, diantara notifikasi yang ada ia terfokus dengan pesan dari istrinya.
My Wife
"Makasi sayang makanan nya 😘udah aku makan nih"
"Kamu juga jangan lupa makan siang"
Saat membaca pesan dari sang istri jantung nya kembali berdegup kencang.
"Sayang?" fikir nya
Astaga Gadis, kamu benar-benar membuatku gilaa!
Sudah lima belas menit ia membaca berulang kali pesan dari Gadis tanpa membalasnya. Rasanya pikirannya melayang hanya karena panggilan tersebut.
Tangannya pun bergetar saat mengetik balasan untuk istrinya
"Sama-sama sayang" send
Alan jadi salting sendiri, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan senyumnya tak pernah luntur saat itu juga.
Untung saja saat ini ia masih berada di ruangannya, jika berada diluar sudah dipastikan orang mengira nya sudah gila.
Pasalnya beberapa bulan bekerja di rumah sakit ini ia terkesan orang yang datar dan jarang tersenyum.
Hanya dengan Gadis ia menjadi budak cinta.
Rasanya ia mau pulang saja sekarang, ingin mencumbu istrinya sampai puas.
...**********...