Istri Simpanan Sang Casanova

Sesuai permintaan Bela, Lisa minggu depan sudah mulai bekerja sebagai asisten artis pendatang baru yang sedang naik daun. Hutang Lisa pun sudah ia lunasi berkat bantuan dari Bela. Sekarang tidak ada lagi urusan utang piutang dengan Angel.

Sebelum ikut bekerja dengan Bela, Lisa terlebih dulu keluar dari tempat pekerjaan yang sekarang, di restoran cepat saji. Datang bekerja baik-baik, keluar pun dengan cara yang baik. Lisa berpamitan kepada pemilik restoran itu, tidak lupa berterimakasih atas kebaikan nya.

" Mbak.. Lu beneran keluar dari resto? " Cika langsung bertanya saat Lisa baru saja keluar dari ruangan bos untuk mengundurkan diri.

" Iya Lis, gue keluar. Minggu depan gue udah mulai kerja di tempat temen gue. Gajinya lumayan, bisa cepet balikin utang gue. " Jelas Lisa.

" Syukurlah kalo mbak dapet pekerjaan jauh lebih baik. " Cika ikut senang mendengar Lisa akan bekerja di tempat yang lebih menjanjikan. " Sorry ya mbak.. Gara-gara gue, lu hampir terjerumus -- "

Lisa menggeleng. " Gak Cik. Itu bukan salah elu. Gak usah ngrasa bersalah. Yang penting gue gak sampe nglakuin itu. "

" Iya mbak. "

" Ntar kalo ada kerjaan buat elu, gue kasih info deh.. Biar lu keluar dari lingkaran buruk itu. "

" Terimakasih mbak. " Cika tersenyum lalu berpelukan dengan Lisa.

***

" Sen! " Panggil seseorang saat melihat Arsen keluar dari salah satu kamar hotel. " Lu Arsen kan? Arsenino? "

Arsen menoleh, lalu mengerutkan keningnya seraya mengingat-ingat wajah pria yang kini ada di depannya. " Junet? "

" Ck! Jonathan, bukan Junet! " Kesal pria yang bernama Jonathan. Dari dulu Arsen selalu memanggil namanya dengan asal.

Arsen tergelak. " Iya.. Maksud gue itu.. Jonathan, alias si Junet! "

" Serah dah. "

" Abisnya nama elu sama kaya uncle Jo jadi udah nyaman manggil elu Junet, biar gak berebut kalo gue panggil.. " Kelakar Arsen.

Jonathan salah satu teman Arsen ketika menduduki bangku Sekolah menengah atas. Satu perjuangan dengan Arsen ketika keluar masuk ruang BK. Mereka terpisah karena Arsen melanjutkan studinya di Jerman.

" Apa kabar lu? " Dan keduanya saling bersalaman ala pria dewasa.

" Baik gue. Lu sendiri? " Arsen balik bertanya.

" Yah.. Gue gini-gini aja.. Nerusin bisnis bonyok gue. " Junet.

" Wihh.. Keren.. "

" Ck, biasa aja. Lu sendiri gimana? Terus lu ngapain ada di sini? "

Arsen tertawa. " Kaya lu gak tau aja abis ngapain gue. Lu juga ngapain ada di sini? " Arsen balik tanya.

Junet ikut tertawa. " Parah sih.. Kita kayanya kompak deh kalo urusan satu ini. "

Ketika mereka tengah asik berbincang kedua pintu dimana para pria baru keluar dari sana, muncullah wanita yang sudah pasti telah menghabiskan malam bersama mereka.

" Beb, kamu masih disini? " Tanya wanita berparas cantik pada Arsenino, tidak lupa tangannya bergelayut pada lengan Arsen.

" Mas.. Lama amat! " Wanita satunya sedikit kesal karena menunggu Junet tak kunjung kembali.

Arsen dan Junet saling melirik lalu tersenyum tipis.

" Honey.. Kamu duluan ya.. Nanti aku nyusul. " Tidak lupa Arsen memberikan kecupan pada wanitanya.

" Mau sarapan? " Tanya Junet. Sebenarnya waktu sudah cukup siang untuk menyantap sarapan pagi. Arsen dan wanitanya mengangguk. " Kalo gitu bareng aja gih berdua ntar kita nyusul. " Saran Junet.

" Itu cewek lu? " Tanya Junet setelah kepergian dua wanita itu.

" Yoi! " Arsen.

" Wihh gile.. Bisa banget lu cari yang bening-bening. "

" Ah biasa aja! "

" Tapi kaya gak asing, gue pernah liat dimana ya? " Junet berpikir, seperti pernah bertemu dengan gadis itu.

" Lu liatnya di tipi kali! "

" Oh iya.. Cewek lu artis? "

Arsen menjawab dengan mengedikkan kedua bahunya.

" Udah yuk.. Nyusul mereka. " Arsen mengajak Junet untuk menyusul para wanitanya. " Itu cewek lu apa cuma bookingan? "

" Sue lu! " Junet mendorong bahu Arsen hingga laki-laki itu sedikit terhuyung. Sedangkan Arsen hanya terkekeh.

" Itu cewek gue! Tunangan gue! " Jelas Junet.

" Gue mah setia ya.. Cuma satu! Gak kaya elu! "

" Setiap tikungan ada? Maksud lu! " Arsen terbahak-bahak saat mengucapkan itu. Tidak percaya dengan ucapannya. Mana mungkin Jonathan yang satu spesies dengan nya mampu bertahan hanya dengan satu wanita.

" Bisa juga sih.. Hehe.. " Junet.

Dan kedua pria berakhlaq minim itu kembali bernostalgia dengan kenakalan remaja yang dulu mereka lakukan.