Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Terjatuh
Javier yang merasa seperti ada bahaya refleks mengangkat kakinya dengan cepat hampir saja menendang wajah Emma. Untung saja Emma menghindar. Namun tanpa sengaja keseimbangan Emma hilang hingga...
"Akhhh.....Brukkkk...." Emma terjatuh di atas tubuh Javier. Posisi wajah mereka sangat dekat, dekat sekali. Emma menatap wajah tampan dan berkarisma Javier.
Keduanya terdiam saling berpandangan satu sama lain. Emma merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Tangan Javier terulur menyentuh wajah Emma dan mengusapnya. Desiran aneh menjalar di seluruh tubuh Emma. Tatapan Javier beralih ke bibir ranum milik Emma. Javier semakin mendekatkan bibirnya ke arah bibir Emma seperti ingin menciumnya. Seakan sudah siap, Emma kemudian menutup matanya.
"Apa kamu akan berada di atas tubuh ku terus," bisik Javier ditelinga Emma.
Emma yang tersadar langsung melotot dan bangkit dari atas tubuh Javier.
"Oh...ada apa ini, apa Aku berpikir Pak Javier akan mencium ku? Astaga Emma, kamu memalukan sekali..." batinnya dengan wajah tersipu malu.
Javier bangun, lalu menyandarkan tubuhnya di sofa dengan santai.
"I...itu..Sa..saya tidak sengaja Pak. Tadi saya hanya ingin mengambil buku ini dari kaki Pak Javier," ujar Emma gugup menunjukkan buku yang ada ditangannya. Javier hanya diam saja menatap Emma yang sedang memberi penjelasan padanya.
"Saya minta maaf sudah membangunkan tidur Bapak," pungkas Emma membungkuk. Javier hanya diam saja tidak menanggapi perkataan Emma yang membuat Emma semakin bingung harus berbuat apa. Atasannya sangat sulit untuk ditebak.
"Drrrttt...drrrtttt.." ponsel Javier bergetar. Pria itu merogoh saku jasnya dan melihat ada panggilan masuk. Ia berdiri lalu berjalan sedikit menjauh dari Emma.
"Huh....untung ponselnya berbunyi. Kalau tidak bisa-bisa Aku terjatuh saking gugup hingga kaki ku gemetaran," batin Emma merasa lega. Ia menyimpan buku yang ada ditangannya ke dalam lemari.
"Aku harus segera keluar dari tempat ini," gumam Emma melihat Javier yang sedang membelakanginya.
"Belum ada satu jam disini, tapi rasanya seperti sudah seratus tahun saja," ujar Emma mengambil tasnya lalu pergi dengan diam-diam. Terserah jika Ia akan dimarahi nanti, yang penting Ia keluar dari ruangan itu.
******************
Setelah jam kerja selesai, Emma merapikan barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas kerjanya. Emma membuka pintu dan tidak sengaja melihat bosnya yang sedang berjalan ke arahnya. Dengan cepat Emma masuk kedalam ruangannya untuk menghindari atasannya itu. Emma mengintip dari balik pintunya, untuk memastikan bosnya sudah pergi. Ia melihat Javier masuk kedalam lift. Emma kemudian keluar dari ruangannya dan berjalan menuju lift yang lainnya.
Liam belas menit kemudian Emma sudah sampai dirumahnya. Ia melihat ada dua mobil yang sedang terparkir disana. Satu mobil milik Stella dan satu lagi Ia tidak mengenalinya.
"Apa mungkin itu mobil kekasih Stella ya," batinnya lalu membuka pintu rumah.
"Mommy......" pekik seorang anak kecil yang berlari menghampirinya, siapa lagi kalau bukan Zio.
"Zio.." gumam Emma. Zio langsung memegang tangan Emma dan tersenyum padanya. Di sana ada Camala dan suaminya dan juga sahabatnya yang sedang duduk di sofa.
"Zio rindu mommy, semalam Zio tidak bertemu dengan mommy," ucap Zio.
"Sekarang Zio masih rindu tidak?" tanya Emma tersenyum, Zio menggelengkan kepalanya.
"Kan sudah bertemu dengan mommy," balas Zio. Mereka lalu berjalan menuju Sofa. Emma menaruh tasnya di sofa lalu duduk. Zio langsung naik ke atas pangkuan Emma.
buat author semangat nulis nya