Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Cantiknya Teteh dari Ibu
Rumah sederhana dengan cat nuansa hijau melon kombinasi putih tampak asri dan terawat. Halaman rumah yang cukup luas terlihat cantik dengan tanaman bunga yang berjejer rapi dalam pot sepanjang pilar ditambah 2 pohon mangga harumanis yang batangnya menjulur ke arah jalan. Dibawahnya terhampar rumput gajah yang hijau menyegarkan mata.
Andina berjalan kedepan karena melihat ibunya sedang duduk dikursi sedang makan pisang goreng. " Dorrrr...." Andina mengagetkan ibunya yang langsung berjengit kaget. " Astagfirullahaladzim teteh....kebiasaan nya...gimana kalau ibu jantungan...." Ibu Desi memelototkan mata sambil mengelus dadanya dengan tingkah usil anaknya itu.
" Hehe...jangan marah-marah ibuku yang cantik...nanti keriputnya nambah. Atuda ibu mah makan pisang goreng seperti menikmati padahal ngalamun kan...hayoh ngaku."
" Ibu ngalamun dikit teh...ngebayangin nanti kalau punya cucu bisa main-main dirumput yamg kayak karpet ini. Hmmm pasti menyenangkan guling-guling atau lari-lari disini. "
" Ishh...ibu mah ngalamunnya kejauhan....pokoknya teteh mah belum mau nikah masih 22 tahun...masih muda baru aja jadi sarjana. Mau mewujudkan mimpi dulu ngembangin wira usaha."
" Iya atuh kumaha teteh aja...tapi jangan lama-lama juga...ibu kewalahan menolak terus lalaki yang melamar teteh. Sampe eneg makan martabak terus...bisa-bisa ibu dan ayah diabetes."
" Oh ya teh, kunaon nya setiap lalaki yang bertamu yang dibawanya martabak...bisa kompak deui nya...bedanya aya nu bawa martabak manis, aya nu bawa martabak telor."
Andina terkekeh lucu mendengar penuturan ibunya. " Ya nggak tahu atuh bu...jangan tanya teteh. Mendingan ibu kasih tulisan aja dipintu "DILARANG BERTAMU BAWA MARTABAK BISA DIABETES ". Andina tergelak melihat reaksi ibunya yang sebel.
" Ah si teteh mah aya-aya wae... Teteh pokona mah teteh harus hati-hati dalam bersikap, berkata yang baik jangan kasar kalau menolak. Meskipun mau baik mau kasar namanya penolakan itu pasti mengecewakan tapi setidaknya tidak menimbulkan dendam untuk si laki-laki."
" Noted bu...pokoknya kalau sudah pas waktunya teteh pasti menikah...teteh nggak mau pacaran...nanti kalau sudah ada cowok yang bikin hati dag dig dug itu mungkin jodoh teteh." Andina berucap sambil bergelayut manja dilengan ibunya.
" Ibu dan ayah selalu doakan yang terbaik untuk kamu dan Zaki adikmu...teteh itu cantik...pintar...sholehah...InsyaAllah dapat jodoh yang baik juga. "
" Aaminn...cantiknya teteh kan nurun dari ibu...kata ayah meskipun lagi nyetir dijalan sering melihat cewek cantik dan seksihh...tetep ibu yang tercantik bagi ayah."
" Kamu mah pinter gombal nurun dari ayah nih pasti..." ibu mencubit gemas hidung Andina. " Aww...sakit atuh bu " ucap Andina memanyunkan bibirnya.
" Ya udah...teteh pamit berangkat ke ruko dulu bu...Assalamualaikum..." Andina berdiri mencium tangan ibunya lalu berjalan menuju motor metik yang sudah terparkir di teras.
" Waalaikumsalam...hati-hati teh...jangan ngebut"
Tidid...Andina membalas dengan membunyikan klakson motornya sambil melajukan keluar halaman yang tak berpagar itu.
Motor metik itu selau setia menemani Andina sejak awal kuliah sampai saat ini menggeluti bisnis online bidang fashion muslimah. Sungguh Andina tidak mau menggantinya meskipun sekarang ia mampu untuk membeli motor baru. Baginya, motor itu ibarat soulmate yang selalu menemani dalam suka dan duka hidupnya.
Aku selalu menghargai sekecil apapun setiap pengorbanan, setiap kesetiaan pun dengan si metik. ( Andina )
*****
Bersambung
sehat dan sukses selalu dalam lindungan Alloh SWT
aamiin yaa Rabbal Aalamiin