Transmigrasi Menjadi Gadis Nakal

ada yang mau dobel up????????

.

.

.

Sunja menatap letta yang menggandeng tangannya tersenyum tipis, sedangkan Letta sendiri tadi saat izin ke toilet kembali ke kelas untuk mengambil uang milik Cinta dan belle, paham jika dulu dulu juga mereka suka bilang begitu padanya dan Sunja tapi rupanya mereka sama sekali tidak mengembalikan uang yang mereka pinjam.

Tak masalah jika sekali dua kali. Tapi ini berkali kali. Rugi!!!!

“ Letta makasih yah.” ujar Sunja ragu ragu pada Letta.

Letta meliriknya dan berdehem pelan. “ papa aku kemarin potongin jajan aku soalnya dia tau aku pacaran mangkanya aku nggak punya banyak uang deh, mana harus bayar cicilan mobil.” Ujarnya polos kepada Letta.

Letta meliriknya dan mengangguk.” Emang loe pacaran sama siapa?” tanyanya.

“ sama Brayen..” Letta segera menatap Sunja dnegan tatapan suram. Sunja mengernyitkan dahi bingung melihat reaksi Letta yang suram.” Kok kayak kaget gitu sih? kan memang udah lama Letta, udah tiga bulan. Letta aja dulu nggak nyuruh. Cuma karena Letta mau deket deket sama Fajar jadi suruh terima deh. Akhirnya aku sama Brayen jadian dan sekarang aku sayang banget sama Brayen.,” ujarnya jujur pada Letta lagi.

Letta mengangguk pelan, ia lupa akan hal itu, kan memang dirinya bukan Letta asli, jika sesuatu hal ia harus mengingat hal itu lebih focus lagi. " Sorry gue lupa.." Gumam Letta pelan. Sunja hanya menatap Letta bingung. Ada yah yang bisa lupa secepat itu.?

Sampai pada dalam kelas Cinta dan belle terus menatap Letta tajam dan bermusuhan sedangkan letta hanya mengangkat bahu acuh. Tadi saat istirahat kedua ia juga memberikan gorengan pada orang kelasnya sehingga temman temannya sangat menyukai gorengan milik orang tuanya. Letta pun menyarankan tempat pembeliannya.

“ guye guye guys.. gue lagi ada promosi nih, dengerin gue atau telinga kalian gue sumpalin pakek besi..!!” ujar Letta pada teman kelasnya saat gurunya baru saja keluar. Semua menatap Letta banyak pandangan, Sunja pun menatap letta dengan tatapan Tanya.

Letta segera mendorong mejanya pelan dan keluar, membawa kotak yang berisi gorengan miliknya.” Angkat tangan kalian dan terima makanan dari gue. kalian coba dulu ges.” Ujarnya mulai membagikan pada sunja.

“ ini apa Letta? loe nggak lagi mau ngeracunin orang kelas klan?” Tanya ketua kelas menaiki satu alis menatap letta.

Letta mendengarnya mendelik menatapnya tak senang.” He Udin. Mulut loe gue cocor pakek sambel tau rasa.” Ia menunjukan cabe rawit kepada Udin membuat udin bungkam.

“ Loe cobain aja sih gorengannya kuenya. Enak atau enggak.” Ujar letta.” kalo ada yang nggak nyobain beneran gue jojolin cabe kemulutnya.. hitungan tiga kalian harus mulai makan yah." Ancam Letta dingin. semua mendadak gugup dibuatnya.

"sat eh kok udah pada makan?” semua udah memakan gorengannya tanpa mendengarkannya yang sedang menghitung.

Letta menatap mereka lempeng dan juga mendelik., semua mata berbinar menatap letta.” enak Lett. Dimana ini kamu beli??” Tanya Sunja pada letta berbinar.

Diangguki semua orang. “ nah itu usaha kecil kecilan gue sekarang. jual gorengan dan kue.” Letta tersenyum sumringahnya pada teman temannya.

Belle dan cinta tersedak memakan kue menatap letta kaget.”loe jatuh bangkrut let? Pantesan loe nggak mau traktir kita dan jalan jalan shoping lagi. oh gitu loe?? “ Tanya Cinta shok.

Letta menatap Cinta dengan tatapan tak suka. “ nenek loe bangkrut. gue merintis karir, “ ujar Letta malas padanya membuat semua orang terkekeh.,

" Gile gaya loe Letta!!!" Seru Udin mendengarnya

“ nah jadi kalo kalian tertarik, kaliam bisa pesen sama gue gorengnya, dan besok gue bakal bawa pesanannya ke kelas dengan nama nama yang memesan tertera jelas.” Ujar letta dengan semangat. Semua orang menatap Letta aneh.

Hellow. Letta yang punya seribu gengsi dan juga sombong mau jualan gorengan? Apa dunia sedang tidak terbalik begini? Rasanya besok matahari akan terbit kearah barat deh.

.“Letta loe serius mau jualan gorengan?” Tanya Belle pada Letta masih mencari keyakinan.

Letta menguap pelan dan berdehem.” Iya dong. Ada yang mau Pesan nggak?” Tanya Letta.

“ letta loe ketiban apaan kemaren Lett? Loe mimpi kena azab kubur?” Tanya Udin menyahut.

“ asli sih. Kayaknya loe mau meninggalkan dua hari lagi.” ujar dari Tomo dikelas menatap Letta prihatin

“ siyalan kalian ngomong gue mau meninggal..!” teriak Letta kesal membuat semua orang tertawa.

“ tapi nenek gue kemarin gitu wey. Biasanya pelit nauzubillah minzalik tiba tiba jadi baek, ngasih gue duit yang gue minta. Eh besoknya dia meninggoy. Nah mirip sama loe gini. Biasanyakan loe nauzubilklkah ngeselin dan jadi Fajar uwu uwu. Alias Pik me eh tiba tiba jualan goreng. Loe pikira aja itu karena loe mau meninggal atau karena dunia mau kiamat.” Jelas Bastian di sana heboh.

“ Iya Letta. mending loe ke pisikiater deh. Takutnya loe sedeng gara-gara ditolak Mulu sama Fajar...” ujar salah satu perempuan judes pada Letta.

Letta mendnegarnya mengusap rambutnya kebelakang frustasi.” Mana dateng dateng rambut pendek acak lagi. Gue rasa loe emang butuh rehab Let“ gumamnya lebih berlanjut lagi.

”Letta gue sarain mending berobat, atau loe bisa urus ansuransi sejak dini” Lanjut Udin pada Letta.

Letta mendnegarnya mengusap dada nya sabar.” Mau gue besok mati kek, mau gue nggak mati kek. Mau kiamat kek, itu bukan urusan kalian. gue disini lagi jualan woy. Kalian paham nggak sih? jualan jualan gorengan, nah berhubung kalian udah nyobain nih goreng gue., kue gue enak. Kalian ada yang mau mesen nggak? Itu aja sih intinya. Kok malah jadi ke nenek, pisikiater, Fajar uwuwu...” Ujar Letta kepada semua orang kelasnya kesal.

“ gue pesen duaa boks deh let buat tambahan bayar BPJS loe.” Ujar Randi yang dari tadi diam.

“ nah kangitu enak. Nah nama loe ... siapa yah.” gumam Letta pelan menatap laki laki paling hitam di kelasnya ini.

“ ini faktor bayi dikasih amer. Teman sekelas nggak tau namanya. Yang loe kenal di kelas ini siapa sih let kecuali Cinta Belle dan Sunja?” Tanya Udin menggeleng.

“ loe.” Ujar Letta pada Udin.

Ciee. Suara bergemuru di kelas membuat Udin salah tingkah.” Udah udah,. Yang mau pesen kalian list di sini dan porsi, kuenya mau kue apa aja. Besok yah gue bawa.” Ujar Letta semangat.

“ satuannya berapa let?” Tanya Fatih perempuan berjilbab di kelasnya semangat.

“ harganya sepuluh ribu buat pastel kalo yang lain lima ribu buah.. jangan Tanya kenapa mahal, soalnya bahan bahan di gunakan menggunakan bahan premium, so kalian kan anak kaya raya konglomerat, nggak mau nanggung kalian sakit perut pakek bahan murah. Jadi jangan nanya lagi kenapa mahal sama gue.” jelas Letta menyerobot.

“ gilek Letta.. nggak putus urat loe ngomong sepanjang itu?” Tanya Udin.

Letta berdehem.” Lebih putus nadi gue kalo kalian nggak ada yang beli. Awas aja kalo ketahuan ada yang nggak beli di jelas. Gue pukul kalian satu satu.” Ujar letta pada teman temannya.

“loe jualan apa malak njir?” Tanya Beta kepada Letta mendelik.

“ Jualan lah, loe nggak nyicip kue gue tadi??” Tanya Letta.

semua orang terkekeh gemas melihat letta yang menjawab keseluruhan dengan suara nya yang cempreng.” Sumpah let. Loe ngeselin, loe kayak bukan letta yang biasa.” Ujar Manda di kelas membuat Letta mendesis. Ia bahkan tak tau dirinya siapa.

" Tau tu. mana marah gemes banget lagi..." Gumam Bastian membuat suara cie ciean di kelas semakin bergemuru.