Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam 2
Happy reading
Tok.
Tok.
Tok.
Billy membuka pintu setelah mengetuknya, lantas dia mempersilahkan calon anggota baru tuannya untuk masuk kedalam ruangan yang ternyata sudah terdapat keluarga inti dari alex.
Alex segera berdiri dan menyambut calon istrinya serta calon mertuanya, terkadang alex merasa geli jika harus memanggil pria yang usianya hanya terpaut beberapa tahun diatasnya itu namun apa boleh buat karena memang gio adalah ayah kandung dari gadis yang dicintainya itu.
"Selamat malam a...ayah." alex menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah mengucapkan kalimat tersebut.
Gio terkekeh geli mendengarnya namun sebisa mungkin dia menahan. "Panggil saja seperti biasa."
Dirinya pun merasa aneh sebab sebelumnya pria yang berdiri dihadapannya adalah bosnya namun setelah mengetahui hubungan mereka perasaannya bercampur aduk.
Alex tersenyum tipis dan mengangguk, lalu pandangannya menatap luna yang membuatnya terpesona dengan kecantikan luna saat ini.
Gio yang menyadari bahwa diruangan ini tidak hanya mereka bertiga tetapi ada orang tua alex, dirinya lantas berjalan meninggalkan kedua pasangan yang masih dilanda asmara itu.
Alex terpesona dengan kecantikan luna malam ini, dirinya berjalan mempersempit jarak antara mereka sedangkan luna tampak semakin gugup ditatap dengan intens oleh pria tampan dihadapannya yang kini bulu-bulu halus diwajahnya sudah dibersihkan menambah kadar ketampanan alex berkali-kali lipat dan terkesan lebih muda.
Grep.
Luna tersentak kaget ketika sebuah tangan merengkuh pinggangnya membuat badan keduanya menempel bahkan mereka seolah tidak menyadari bahwa didalam ruangan itu tidak hanya ada mereka berdua.
"Cantik." gumamnya sambil menatap intens wajah luna yang bersemu merah, bahkan dagunya diangkat keatas agar mereka bisa saling bertatapan.
Alex menundukkan wajahnya saat ini dirinya benar-benar tidak bisa menahan untuk tidak melu mat bibir ranum milik gadis pujaannya itu namun belum juga sampai berhasil sebuah seruan mengagetkan keduanya.
Ekhem.
Sontak keduanya menoleh kearah sumber suara, wajah keduanya pun memerah bak kepiting rebus saat para orang tua menatap kearah mereka dengan pandangan yang berbeda-beda.
Maria menepuk dahinya ketika melihat kelakuan putranya itu lantas dirinya tersenyum canggung kepada pria yang notabennya sebagai ayah dari calon menantunya itu.
"Emmm...maafkan putra saya ya tuan gio." gio hanya mengulas senyum dan menganggukkan kepalanya seolah menjawab bahwa tidak masalah karena dia juga pernah muda.
Maria lantas menggeser kursi yang didudukinya dan langsung beranjak meninggalkan sang suami serta gio, dirinya menuju dua insan yang masih kasmaran itu, pantas saja putranya bertindak seperti itu sebab gadis yang menjadi pilihan putranya ternyata masih sangat muda dan bisa jadi gadis itu masih sangat polos.
Plak.
"Mom." alex tak terima lengannya di geplak oleh kipas kayu andalan mommy nya bukan karena sakit tapi dirinya merasa malu dihadapan luna.
"Makanya jadi orang jangan main nyosor aja kayak bebek, astaga alex dihadapan kami aja kamu bisa berbuat seperti itu bagaimana bila kalian hanya berdua, ya ampun..." maria menatap tajam putranya itu, dan saat menoleh kearah gadis belia itu dirinya langsung memasang senyum lembutnya "ayo sayang jangan deket-deket sama perjaka tua itu."
Luna menganggukkan kepalanya sambil mengulum senyum geli, dirinya pasrah ketika wanita paruh baya yang menjadi ibu dari alex menggandeng tangannya meninggalkan alex yang masih tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan sang mommy mengenai dirinya.
Ckk.
Alex berdecak kesal namun tak ayal dirinya berjalan mengikuti keduanya hingga mereka tiba disebuah meja yang memang digabung agar luna dan gio bisa bersama-sama didalam satu meja.
Tak lupa luna mencium takjim lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah walau rambutnya sudah pada memutih lantas mendudukkan tubuhnya saat sudah dibukakan kursi untuknya dari alex, kedua orang tua alex merasa takjub dengan perilaku calon menantunya yang sangat sopan sekali tidak seperti perempuan jaman sekrang yang bahkan bisa bersiteru kepada orang yang lebih tua.
"Ekhem... Saya selaku daddy alex mengucapkan terima kasih banyak atas kerelaan tuan gio dan nak luna bisa memenuhi undangan makan malam ini, berhubung putra kami yang sepertinya sudah tidak sabar untuk menjalin hubungan yang serius dengan nak luna, bagaimana kalau secepatnya mereka kita nikahkan saja, sebab saya tidak yakin putra saya bisa dipercaya kedepannya." cibir mike membuat sang empu melongo tak percaya mendengar daddynya seolah menjatuhkan harga dirinya didepan gio dan juga luna, lihatlah mereka berdua tampak menahan senyum seolah menertawainya.
"Kalau saya sih setuju-setuju saja tuan besar namun balik lagi, saya tidak bisa mengambil keputusan sebab yang akan menjalani rumah tangga adalah putri saya sedangkan saya selaku orang tuanya hanya bisa memberikan restu yang paling utama adalah kebahagiaan putri sulung saya." jelasnya sambil menatap sang putri yang tertunduk dan dirinya menggenggam tangan luna yang terasa dingin dibawah meja seolah memberikan kekuatan pada gadis yang sudah lama tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu.
"Bagaimana nak luna?" mike melempar pertanyaan kearah sang calon menantu, gadis muda dan cantik pantas saja putranya itu ingin segera menikahinya padahal yang dia dengar dari alex mereka bahkan belum ada sebulan saling mengenal namun dirinya merasa bahagia sebab putranya bisa mengenalkan seorang perempuan terhadap mereka.
Luna mendongak perlahan dirinya menatap mereka secara bergantian bahkan tiba-tiba tangan kanannya digenggam oleh tangan besar membuat dia menatap kearah kanan yang mana alex sedang tersenyum lembut kearahnya.
Setelah memantapkan hatinya sejak alex mengutarakan niat baik terhadapnya akhirnya luna menganggukkan kepalanya dengan tersenyum malu membuat mereka semua berseru senang terutama alex, ingin rasanya dia mencium bibir luna namun sebisa mungkin alex menahannya.
Dan acara selanjutnya mereka sedang menikmati makan malam yang telah tersaji sambil menentukan tanggal untuk pernikahan keduanya.
Sedangkan ditempat lain sebuah ruangan yang dilengkapi dengan meja serta alat-alat kerja lainnya berjejer dengan rapi dan disebuah kursi kebesaran seorang pria menatap lurus kearah pintu yang tak lama pintu terdengar diketuk hingga orang itu berseru agar tamu yang berada diluar untuk langsung masuk kedalam.
Ceklek.
"Jadi bagaimana hasilnya?" tanya sosok yang sedang terduduk dikursi kebesarannya itu sambil menghisap nikotin menatap tajam kearah pria yang baru saja masuk kedalam ruangannya.
Pria tersebut tidak mengeluarkan sepatah katapun nakun dirinya mengambil sesuatu dibalik jaket jeans gelap lalu melemparkan benda tersebut keatas meja yang ternyata sebuah amplop cokelat berukuran sedang dan membuat pria tua itu langsung mematikan benda yang terselip dijarinya lalu merobek amplop tersebut hingga keluarlah foto-foto seseorang disana dengan berbagai tempat dan waktu yang berbeda membuat pria tua tersebut menampaknya senyum misteriusnya.
"Jadi ini gadis yang membuat alex tidak bisa memilih putriku." gumamnya sambil menatap intens sebuah objek digambar itu.
Sedangkan seorang pemuda yang duduk bersebrangan dengan pria tua itu nampak menghela nafas dengan kasar.
Maafkan mom ya para readers kemarin mom belum biaa up, mom usahakan hari ini up double, terima kasih semua jangan lupa tinggalkan jejak😘😘