Tawanan Cinta Big Bos
Tap...tap...tap...
"Selamat pagi bos."
"Hm."
Sret.
"Silahkan bos."
Ucap seseorang yang berpakaian serba hitam tak lupa menyiapkan segala keperluan sang bos besarnya yang akan menikmati sarapan pagi ini dan berdiri tak jauh dari sang pemilik rumah.
Tap..tap..tap
"Bagaimana?" Tanyanya pada pria yang bahkan baru sampai didekatnya itu.
"Sudah selesai bos."
Jawabnya sambil menundukkan sedikit kepalanya dan tetap setia berada dibelakang pria yang saat ini sedang menikmati sarapannya itu.
tak.
Sepasang alat makan diletakkan diatas piring yang sudah kosong lantas pria yang masih berdiri tak jauh darinya itu bergegas mendekat dan menyodorkan kain yang berbahan sutra untuk menghilangkan noda-noda yang menempel diarea mulut pria yang dipenuhi bulu-bulu.
sret.
Pria tersebut lantas berdiri dan meninggalka area meja makan tentu diikuti oleh pria yang memang selalu ada didekatnya itu.
Begitu dirinya telah sampai diluar rumah yang mungkin bagi orang lain itu adalah sebuah kastil karena memang rumah seperti layaknya kastil yang berada di tengah hutan bahkan pilar-pilarnya sangat besar dan banyak menambah kesan kemewahan yang begitu mencolok bila orang awan yang melihatnya.
Para anak buah yang berada diluar istana nampak berbaris rapi begitu bos besarnya keluar dari istana tersebut tak lupa setiap anak buahnya memegang senjata panjang, tak lupa pria yang usianya sudah tak lagi muda diantara mereka segera membuka kan pintu begitu melihat sosok pria yang saat ini sedang mengenakan mantel hitam berbulu karena memang cuaca hari ini sedang dingin, mungkin tidak lama akan masuk musim salju.
"Atur pertemuanku dengan Tuan Martin nanti malam." perintahnya pada sang asisten ketika dirinya sudah berada didalam mobil mewahnya.
"Baik Bos." Jawabnya dengan tegas dan tak lama mobil melaju perlahan meninggalkan istana besar dengan puluhan pengawal yang ada didalam istana tersebut.
Seorang pria tampan namun usianya yang sudah tidak lagi muda sebab tahun ini usianya menginjak 40 tahun dan dirinya masih menyendiri hingga saat ini.
Pria yang saat ini sedang duduk dikursi belakang tak lupa dengan pandangan tajam menatap pepohonan yang dilewati oleh mobil mewahnya, dia adalah alexander smith pria keturunan amerika yang saat ini menjadi sosok pria yang paling ditakuti oleh para pebisnis dunia sebab tidak ada yang berani mencari masalah oleh pria yang sering dipanggil bos tersebut bila tidak ingin bisnisnya dihancurkan menjadi debu seperti yang sudah-sudah.
Pria bermata biru itu hingga kini masih sendiri dengan kata lain tak ada yang bisa membuatnya merasakan apa artinya cinta semenjak adik perempuannya memilih mengakhiri hidupnya saat tau tunangannya memiliki wanita lain.
Dan semenjak kejadian 10 tahun silam itulah dirinya memilih menyibukkan diri dengan bekerja lebih keras hingga akhirnya dia memiliki segalanya, bahkan kedua orang tuanya pun tak mampu menasehatinya agar segera berumah tangga sebab alex pria yang sangat keras kepala.
Bahkan kini mereka tinggal di negara yang berbeda, kedua orang tua alex tinggal di Amerika sedangkan dirinya memilih tinggal di Eropa.
Mobil masih melaju dengan kecepatan sedang mengingat sekarang sudah berada dijalanan yang sedikit bergelombang.
Didepan sana dirinya dapat melihat lalu lalang manusia yang sibuk mengangkat peti-peti untuk dipindahkan.
Begitu mendengar suara mobil mendekat para pekerja menghentikan aktifitasnya setelah tahu siapa pemilik mobil tersebut.
Alex keluar dari mobil setelah sang asisten membukakan pintu untuknya saat mobil sudah berhenti.
Dengan tatapan tajamnya alex berjalan dengan berwibawa tak ada senyum diwajah pria tampan tersebut, mulutnya terkunci namun tatapan matanya mampu membuat para pekerja seakan kesulitan untuk menelan salivanya.
"Semua barang siap dikirim bos, 1 jam lagi kapal akan berangkat."
"Ya kau atur Bil, jangan sampai ada penghianat sebab cello sudah beberapa hari tidak makan." Ucapnya dengan nada dingin sambil membalikkan badan dan mulai meninggalkan area pelabuhan.
Glek.
Mereka semua yang mendengar ucapan bos besar itu seakan kesulitan untuk bernapas, siapa yang tidak tahu nama Cello yang kelihatannya indah dan cantik ternyata adalah seekor singa putih yang besar bahkan hanya mendengar aumannya saja mereka sudah gemetaran.
Billy frederick lantas mengikuti pria yang sudah menjadi tuannya selama puluhan tahun itu, pria yang saat ini berusia 37tahun mengabdikan hidupnya pada sang tuan besar sebab dirinya merasa nyawanya saat ini milik pria bertubuh kekar yang saat ini sudah masuk kedalam mobil.
Alex menyandarkan tubuh kekarnya dengan pandangan menatap kejendela yang sudah berjalan hingga membuat pemandangan diluar bergerak.
"Ed, cari jalan pintas." pintanya pada sang sopir yang sudah menemaninya selama 30 tahun itu.
"Baik Bos." jawab pria paru baya yang sudah menginjak usia 50 tahun, pria yang sejak dulu menjadi sopir alex sejak usia alex masih kecil dan dirinya lah yang sudah hapal bagaimana sifat tuannya sejak dulu hingga kini.
"Bos, asisten tuan martin mengirim pesan beliau akan menunggu di casino san nanti malam." ucap billy setelah melihat ponsel miliknya bergetar dan melihat isinya.
"ck.."
Alex berdecak saat mendengar ucapan billy, kliennya itu termasuk orang yang licik jadi dirinya harus bisa menebak apa yang akan terjadi nanti malam atau apa yang akan disuguhkannya lagi seperti yang sudah-sudah.
Didalam mobil kembali hening sampai berada ditujuan beberapa jam kemudian.
Bangunan tinggi dihadapannya adalah bukti nyata smith grup berdiri semakin jaya semenjak kepemimpinan berpindah kepadanya 15 tahun yang lalu saat sang ayah yang tiba-tiba menurun kondisi kesehatannya bahkan diusia yang masih muda alex diharuskan memikul beban berat dengan puluhan ribu karyawan yang bergantung kepadanya saat itu.
Dan kini terbukti alex bisa memimpin smith menjadi yang paling kuat bahkan para koleganya selalu mengapresiasi kinerjanya selama ini.
Para karyawan segera berbaris rapi dan siap memberi hormat saat melihat mobil pemilik perusahaannya ini datang secara tiba-tiba sebab sebelumnya mereka sudah sedikit lega saat tahu sang big bos belum muncul sejak pagi hari dan ternyata muncul setelah makan siang hampir berakhir.
Ting.
"Bil, pesankan makan siang."
Pintanya saat sudah duduk dikursi kebesarannya.
"Baik Bos."
Ucapnya patuh dan segera keluar untuk menelfon restoran langganan sang tuan.
Alex berdiri dari singgah sananya dan berjalan menuju kaca besar yang menampilkan keindahan kota Berlin, kedua tangannya terselip kedalam saku celana, tatapannya tajam namun pikirannya sedikit kalut saat sepenggal memori seminggu yang lalu melintas dibenaknya.
"Lex, mommy dan daddy semakin tua sayang, kapan kamu akan berumah tangga, tidakkah kamu kasihan sama kami sayang."
"Cobalah kenalan sama putri teman daddy, bulan depan pekerjaannya sebagai model sudah selesai sayang, siapa tahu kalian cocok dan bisa menikah."
Huh.
Hay...hay...MasyaAllah setelah sekian purnama mom hiatus, Insyaallah akan aktif kembali dan tentunya dengan cerita baru, yang lama nanti mom lanjut ya masih belum nemu alurnya🤭🤭
Para readers mom punya gebrakan baru pokoknya pantengin terus ya karya emak2 berdaster ini, jang julit, komen yang bijak oke kalo nggak suka skip aja soalnya mom orangnya baperan readers.
Oke selamat membaca guys...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments