“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu”
Layla Anabella, wanita yang diselingkuhi oleh suaminya itu memilih menjadi ibu pengganti pasangan kaya raya yang tidak bisa punya anak karena sang istri mandul untuk membayar biaya pengobatan ibunya.
Namun, sang istri risih dengan keberadaan Layla dan menjebaknya sehingga Layla diusir karena melanggar perjanjian tanpa tahu kalau dirinya sudah mengandung benih pria itu.
7 tahun kemudian Layla berniat melamar kerja untuk biaya hidupnya dan putranya namun ternyata bos perusahaanya adalah pria itu.
Apa yang akan terjadi setelahnya? Apakah pria itu tahu kalau dia punya seorang putra yang sangat mirip dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
”Ini sudah malam, Anabella. Aku akan mengantarmu sekalian pulang,” ucap Saka dengan nada final.
Layla membenarkan posisi duduknya di mobil Saka. Kenapa pria ini pemaksa sekali dan tidak pernah mau mendengarkan saran dari Layla?
”Aku tidak ingin merepotkanmu dan aku bisa pulang sendiri ini masih jam 7 malam,” jawab Layla. Apapapun yang terjadi Saka tidak bisa mengantarnya pulang. Bagaimana kalau dia melihat Farrel disana?
Bisa bisa kacau semuanya.
Apalagi di jam ini biasanya Farrel baru pulang dari lesnya.
Saka tentunya sangat kesal dengan jawaban Layla. Dia menatap wanita itu dengan mata tajamnya sebelum berucap, ”Saat aku bilang akan mengantarmu, maka aku akan mengantarmu. Apa yang kau takutkan?”
Melihat tatapan tajam Saka membuat jantungnya berdebar kencang. Bukan karena gugup melainkan takut jika sampai Saka bertemu dengan Farrel.
Semua ini tentunya tidak pernah dia bayangkan sebelumnya karena dia hanya ingin bekerja di perusahaan untuk mendapatkan gaji yang stabil sebelum akhirnya dia tahu perusahaan ini milik Keluarga Saka.
Sekarang semuanya benar benar berakhir menjadi masalah.
Apa yang harus dia katakan kepada Saka agar pria ini tidak memaksa? Ini akan susah. Layla tahu itu, apalagi dengan sifat Saka yang seperti ini dia tidak mendengarkan siapapun kecuali dirinya sendiri.
Layla berusaha memutar otakknya untuk memikirkan alasan logis yang bisa membuat Saka tidak mengantarnya. Apapun itu yang pasti Saka tidak boleh sampai melihat Farrel.
”Itu...rumahku sangat jauh dari sini dan berada di perumahan padat sehingga mobil tidak bisa masuk,” ucap Layla. Sebenarnya tidak sepenuhnya bohong karena memang untuk berjalan ke rumahnya harus melewati gang yang cukup kecil dari jalan besar sehingga mobil memang tidak bisa masuk.
Tapi sebenarnya rumahnya tidak jauh dari sini. Apa boleh buat? Itu satu satunya hal yang terpikir olehnya.
”Justru karena itu. Jika rumahmu jauh aku akan mengantarmu bagaimana kalau terjadi apa apa di jalan dan aku tidak tahu?”
Layla menatap Saka dengan tatapan tak percaya. Sejak kapan pria ini berubah menjadi posesif seperti ini?
Ya, semenjak kejadian kemarin malam saat mereka menghabiskan malam pertama Saka berubah menjadi seperti ini. Atau mungkin Saka hanya menjadi posesif karena tahu hanya dengan Layla dia bisa tidur?
Entahlah. Hanya pria itu yang tahu jawabannya. Yang pasti adalah Layla tidak bisa diam saja seperti ini.
”Tidak papa. Kau tidak perlu khawatir. Lagipula biasanya aku pulang sendiri,” sanggah Layla kembali harap harap kali ini dia bisa meyakinkan Saka.
”Biasanya kan? Itu tidak akan terjadi sekarang ada aku. Aku akan mengantarmu pulanh.” Kali ini nada pria itu sudah terdengar kesal. Layla menghela napas kasar sambil memijit dahinya.
Apa yang harus dia lakukan?
”Bagaimana kalau ada orang yang melihat kita berdua disana? Kau orang yang ternama disini tidak baik menimbulkan rumor yang merugi—
Krtt!
Belum sempat Layla melanjutkan ucapannya Saka mengerem dengan sangat mendadak hampir membuat jantung Layla copot.
Layla langsung menoleh hendak meminta penjelasan namun pria itu secara tiba tiba langsung mendekatkan tubuhnya ke arahnya dan menekan leher Layla hingga wanita itu hanya bisa bersender di pintu mobil.
Wajah Saka sangat dekat hanya beberapa senti saja maka bibir keduanya akan bersentuhan. Layla sontak menahan napasnya. Aroma maskulin pria itu mulai menyeruak di indra penciumannya.
Saka mendekatkan bibirnya ke telinga Layla membuat seluruh tubuhnya meremang karena sentuhan pria ini. ”Apa yang kau sembunyikan, Anabella?” tanya pria itu dengan nada beratnya.
Saka benar benar menghentikan mobilnya di pinggi jalan hanya untuk itu. Sejak awal dia sudah merasa curiga ketika Layla terlihat enggan ketika dia mengantarnya pulang.
Awalnya Saka pikir mungkin Layla hanya merasa sungkan namun semakin ke sini sepertinya Layla sengaja mencari alasan agar dia tidak perlu mengantarnya pulang dan Saka bisa membaca itu.
Apa dia pikir Saka begitu bodoh sehingga tidak bisa membaca gerak gerik Layla?
”Katakan sekarang sebelum aku mencari tahu sendiri,” ucap Saka sembari menatap mata Layla secara intens. ”Kenapa kau mencegahku mengantarmu pulang?”
Layla menelan ludahnya susah payah. Bagaiamana ini? Tujuannya agar terhindar dari masalah malah semakin membuatnya berada dalam masalah.
”A-aku....Ahh”
”Katakan!” Saka mengeratkan cengkeramannya di leher Layla. Kenapa pria ini sangat suka memojokkan dan mengintimidasinya seperti ini?
”T-tidak ada. Aku...aku benar benar takut merepotkanmu saja,” ucapnya akhirnya. Dia sudah ketahuan apa lagi yang bisa dia katakan?
Saka menghela napas berat lalu kembali ke posisi normal membuat Layla baru bisa bernapas lega. ”Aku tidak suka wanita pembangkang, Anabella. Saat aku katakan aku akan mengantarmu tugasmu hanya menunjukkan jalan dimana rumahmu, jangan membantahku, paham?”
Layla mengangguk cepat dengan senyuman yang dipaksakan. Sepanjang perjalanan dia hanya bisa pasrah saat jarak semakin dekat menuju rumahnya.
Dia hanya berharap semoga tuhan bisa membantunya. Semoga saat Saka mengantarnya Farrel tidak keluar rumah dan menimbulkan masalah.
Semoga saja. Layla terus berdoa dalam hatinya.
”Ah ini sudah dekat aku turun disini saja,” ucap Layla hendak langsung mengambil barang barangnya dan turun namun Saka tidak menghentikan mobilnya dan malah terus melajukannya.
”Aku akan mengantarmu sampai depan rumahmu.” Mendengar itu Layla memelototkan matanya. Kenapa Saka sangat susah diajak berkompromi?
Mengetahui tidak ada gunanya berdebat dengan Saka, Layla pasrah. Dia sudah pasrah dengan semuanya karena sebenarnya beberapa saat tadi dia sempat mengabari ibunya untuk mengajak Farrel bermain didalan walau dia tidak tahu ibunya akan bisa melakukannua atau tidak.
Karena biasanya Farrel cukup keras kepala.
Ibunya pasti bertannya tanya setelah ini kenapa tapi setidaknya Layla bisa menyelesaikan masalah yang lebih besar.
”Ya bisa berhenti di sini. Rumahku masuk ke gang ini. Terimakasih atas tumpangannya,” ucap Layla dengan senyuman yang dibuat buat.
”Tunggu!” Saka mencegah Layla turun membuat wanita itu menoleh kembali.
”Iya?” tanya Layla.
”Terimakasih,” ucap Saka singkat membuat Layla mengernyitkan alisnya. ”Terimakasih untuk apa?”
”Intinya terimakasih!” Saka kembali ke mode seetelannya membuat Layla hanya bisa tersenyum pasrah.
”Kalau begitu aku duluan, terimakasih juga.”
Saka berniat membuka kunci pintu mobilnya dan Layla hendak keluar sebelum akhirnya seorang pria yang sangat Layla kenali berjalan di gang menuju ke rumahnya keluar mendekat ke arah mobilnya.
Saka juga melihat itu dengan raut wajah yang sangat sulit untuk dideskripsikan. Buru-buru, Layla keluar setengah berlari untuk menghampiri pria itu sebelum Saka melihatnya.
Namun sudah terlambat. Saka lebih dahulu mengenali dan melihat pria itu sebelum Layla berlari menghampirinya. Bukannya berbalik pulang Saka mencengkeram erat stir mobilnya saat melihat Layla berbicara dengan pria yang sangat dia kenali dan ingat wajahnya itu.
”M-mas Tama?” pekik Layla dengan wajah panik. ”Kenapa Mas ada disini?” Layla benar benar syok bukan main.
Hallo terimakasih sudah membaca, jangan lupa like ya dan berikan komentar untuk mendukung author. Terimakasih