NovelToon NovelToon
Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil

Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mahkota Pena

Cerita ini mengisahkan sepasang suami isteri yang sudah dua tahun lamanya menikah namun tidak kunjung diberikan momongan.
Mereka adalah Ayana dan Zulfahmi.
Namun karena desakan sang ibu yang sudah sangat mendambakan seorang cucu dari keturunan anak lelakinya, akhirnya sang ibu menyarankan untuk menjodohkan Fahmi oleh anak dari sahabat lamanya yang memiliki anak bernama Sarah agar bisa berpoligami untuk menjadi isteri keduanya
Rencana poligami menimbulkan pro dan kontra antara banyak pihak.
Terutama bagi Ayana dan Fahmi sendiri.
Ayana yang notabenenya anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara sama sekali, harus berbesar hati dengan rencana yang mampu mengguncangkan jiwanya yang ia rasakan seorang diri.
Bagaimanakah kelanjutan kisah Ayana dan Fahmi?
Apakah Ayana akan menerima dipoligami dan menerima dengan ikhlas karena di madu dan tinggal bersama madunya?
Ikuti kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditinggal Umroh

"Kenapa kamu senyum-senyum, Sayang? Kamu bersedia?" Fahmi memperhatikan wajah Ayana yang terlihat bahagia.

"Alhamdulillah, aku bersedia. Aku memang sangat merindukan suasana Pesantren. Terasa hangat dan ramai. Aku jadi tidak kesepian." Jawab Ayana dengan senyuman lebarnya sehingga deretan gigi putihnya terlihat sangat jelas.

Zidan melirik wajah Ayana dan ia pun terpesona oleh senyuman Ayana.

Sangat cantik!

"Syukurlah kalau begitu. Tapi, ingat ya. Jangan terlalu kecapaian. Kamu juga tetap harus fokus untuk memberikan cucu buat Ibu." Bu Fatimah memberikan sebuah peringatan agar Ayana jangan terlalu kelelahan untuk berjuang demi memberikan dirinya cucu.

Sontak wajah yang ceria seketika mengendurkan senyumannya kemudian Ayana melirik kearah Fahmi.

Fahmi pun melakukan hal yang serupa.

"Baik, Bu. Semoga disegerakan ya, Bu." Sahut Ayana agar Bu Fatimah tidak berlarut-larut dalam penantian seorang cucu.

"Oh iya, sudah malam, Bu. Ibu ingin istirahat? Ayo Zidan antar ke kamar, nanti sakitnya kambuh lagi. Ibu harus banyak-banyak istirahat ya. Jangan terlalu banyak pikiran." Zidan dapat memahami situasi kala itu.

Ia mengajak Bu Fatimah untuk segera beranjak beristirahat.

Zidan tidak ingin Bu Fatimah berucap macam-macam lagi tentang pembahasan seorang cucu.

Yang dapat menyinggung atau mengendurkan semangat bagi Fahmi dan Ayana.

Biar bagaimanapun, walau Zidan menyayangi Ayana.

Ia tidak ingin menunjukkannya, bahkan ia sangat peduli terhadap Fahmi serta Ayana.

Ia tepis semua rasa yang ada pada dirinya, yang penting kebahagiaan Fahmi dan Ayana.

Ketika Zidan mengantarkan Bu Fatimah masuk kedalam kamarnya, Fahmi mengusap lembut tangan milik Ayana.

"Kita terus berjuang ya, Sayang. Demi memberikan Ibu seorang cucu. Tetap semangat untuk kita!" Ujar Fahmi memberikan semangat kepada sang Isteri.

Ayana menatap dalam-dalam sorot mata Fahmi.

Ia sangat berharap mengandung buah cintanya bersama Fahmi.

Namun, Allah berkehendak lain. Hingga pernikahan menginjak usia empat bulan, Ayana juga kunjung hamil.

"Iya, Sayang!" Jawab Ayana membalas senyuman Fahmi.

"Kalian tidak perlu memikirkan terlalu dalam perkataan Ibu ya, Ibu hanya kepinginan saja. Usia pernikahan kalian juga kan baru sekitar empat bulan, masih tergolong baru. Jadi, untuk kalian tetap semangat, jangan putus asa. Semoga segera diberikan kabar baik oleh Allah." Ujar Zidan ketika datang menemui kembali Fahmi dan Ayana.

Fahmi tersenyum kepada Zidan.

"Terima kasih, Kak. Kakak memang yang terbaik." Sahut Fahmi kepada Zidan yang selalu mensupportnya dalam hal apapun sedari ia kecil.

"Sama-sama, ya sudah. Kalian istirahat gih sana. Sudah malam juga, waktunya beristirahat." Perintah Zidan kepada Fahmi dan Ayana.

Ia meraih ponselnya yang berada diatas meja ruang keluarga.

"Aku duluan ya, selamat malam!" Imbuh Zidan yang melangkahkan kakinya untuk beranjak meninggalkan Fahmi dan Ayana.

"Selamat malam juga, Kak. Selamat beristirahat!"

***

"Kami izin untuk berangkat Umroh ya, Bu, Kak. Kalian baik-baik selama kami tinggal ya." Fahmi mulai menenteng koper untuk ia bawa menuju Bandara.

Pagi itu, Fahmi dan Ayana telah bersiap ingin berangkat Umroh.

Ya, sebagai tanda honeymoon untuk mereka.

Mereka berharap, sepulang Umroh keduanya diberikan kabar baik dari Allah, yaitu kehamilan untuk Ayana.

Semoga apapun do'a-do'a yang keduanya panjatkan, lekas diijabah oleh Allah.

"Kalian hati-hati juga ya, dan semoga setelah pulang ke Indonesia ada kabar baik untuk Ibu." Jawab Bu Fatimah yang terlalu excited dengan pengharapannya, yaitu seorang cucu.

"Sudah, Bu. Jangan pikirkan hal itu kembali. Fahmi dan Ayana kembali lagi ke Indonesia dalam keadaan sehat wal afiat itu sudah lebih dari cukup. Jangan bebankan mereka dengan pikiran yang macam-macam dulu ya, Bu. Biarkan mereka fokus untuk beribadah." Ujar Zidan yang langsung menyambar ucapan Bu Fatimah.

"Betul, Bu. Ibu juga harus fokus pada kesehatan, Ibu. Jangan terlalu banyak pikiran." Sahut Nabila. Anak sulung Bu Fatimah.

Nabila jarang sekali datang berkunjung ke rumah Bu Fatimah, kecuali ada urusan mendesak atau kalau diminta untuk menemani Bu Fatimah.

Disamping ia telah berkeluarga, ia juga sangat repot dengan anak-anaknya yang sudah mulai sekolah. Sehingga sedikit sulit untuk membagi waktunya untuk berkunjung ke rumah Bu Fatimah.

Kegiatan anaknya sangat padat, sehingga tidak dapat ia tinggalkan.

"Iya, Maafkan Ibu ya Fahmi dan Ayana. Ibu tidak bermaksud untuk berbicara macam-macam pada kalian. Ibu hanya ingin bermain dengan cucu Ibu. Ya sudah, kalian hati-hati ya. Maafkan, Ibu tidak dapat mengantarkan kalian sampai Bandara. Kaki Ibu tidak kuat, masih terasa sakit untuk berjalan terlalu jauh." Jawab Bu Fatimah.

Fahmi dan Ayana tersenyum.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Bu. Ibu tidak pernah melakukan kesalahan. Jaga kesehatan ya, Bu." Sahut Ayana memeluk tubuh Bu Fatimah.

Ayana sudah menganggap Bu Fatimah sebagai Ibu kandungnya sendiri.

Ayana beruntung memiliki ibu mertua yang baik, hanya saja akhir-akhir ini Bu Fatimah yang dibahas selalu tentang cucu.

"Terima kasih ya, Nak. Kamu jaga diri ya selama Umroh." Pesan Bu Fatimah kepada Ayana.

"Baik, Ibu." Jawab Ayana.

"Ya sudah, yuk berangkat. Nanti ketinggalan pesawat!" Zidan mencairkan suasana.

"Kan Pilotnya masih disini, Kak." Sahut Fahmi mengajak Zidan bercanda.

"Tidak mungkin juga pesawatnya yang bawa kamu, Fahmi!" Jawab Zidan menggelengkan kepalanya.

"Hahahaha...."

***

"Bu, aku pulang sore ini, ya. Karena, besok Fatia sekolah. Tidak mungkin juga harus izin sekolah, nanti bisa ketinggalan pelajaran." Nabila sedang membuatkan secangkir teh panas untuk Bu Fatimah.

Bu Fatimah menghembuskan napasnya.

"Iya, Bila. Tidak apa-apa. Ibu juga lumayan sehat. Ada Zidan dan Mbak Lusi juga kan." Bu Fatimah terlihat sedang melamun.

Pandangannya begitu kosong.

Zidan memperhatikan sorot mata sang Ibu.

Seperti ada yang sedang ia pikirkan.

"Oh iya, Ibu ingin makan apa? Supaya aku masakan terlebih dulu sebelum aku pulang!" Nabila menawarkan diri untuk memasak.

"Apa saja, Bila." Jawab Bu Fatimah seperti tidak ada semangat.

Entah apa yang sedang Bu Fatimah rasakan.

(Ibu kenapa ya? Tumben wajahnya tidak ada gairahnya.)

Ucap Zidan dalam hati.

Nabila membuatkan masakan untuk Bu Fatimah.

Zidan mendekati Bu Fatimah, dan menanyakan ada hal apa yang membuat Bu Fatimah menjadi berubah moodnya.

"Bu, Ibu kenapa? Ada yang sakit lagi?" Zidan bertanya dengan memeriksa bagian tubuh Ibu nya yang tidak merasakan sakit apapun.

Bu Fatimah menoleh kearah Zidan.

"Ibu rindu dengan Ayana, Zidan. Dia wanita yang baik, dia sabar sekali merawat Ibu. Ibu ingin dia segera hamil dan mempunyai anak, agar dia tidak merasakan kesepian." Jelas Bu Fatimah dengan menitikkan air matanya.

Zidan dapat merasakan apa yang sedang Ibunya sedang rasakan.

Zidan juga sangat merindukan Ayana.

Sudah tiga hari berlalu, hari-hari tanpa adanya Ayana membuat rumah semakin sepi.

Karena, walau Ayana berasal dari kampung ia dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Wawasannya juga begitu luas.

"Baru juga tiga hari, Bu. Tunggu ya, Bu. Masih ada empat hari lagi Fahmi dan Ayana akan kembali ke Indonesia. Ibu semangat ya, tidak boleh banyak pikiran." Zidan memberikan semangat untuk Bu Fatimah.

Bu Fatimah tersenyum.

"Dan untuk masalah momongan, Zidan kan sudah pernah bicara. Serahkan saja semuanya kepada Allah. Supaya Allah yang mengaturnya." Imbuh Zidan.

Bu Fatimah mengangguk tanda mengerti.

***

(Rindu juga ya, tidak ada Ayana dirumah. Dia sedang apa ya? Pasti sedang bersenang-senang dengan Fahmi. Hmm.. Fahmi memang laki-laki yang beruntung bisa menikahi Ayana. Andai waktu itu, aku tidak mengajak Fahmi. Mungkin kini aku sedang honeymoon dengan Ayana. Ah, sudahlah, jodoh ditangan Allah.) 

Ucap Zidan dalam hati nya.

Pikirannya berkecamuk tidak menentu. Ia yang sedang mengoreksi tugas dari Mahasiswanya menjadi sedikit tidak dapat berkonsentrasi.

Ia terus memikirkan Ayana.

"Kenapa sih otakku memikirkan Ayana terus? Duh, menjadi tidak konsen begini!" Gumamnya lirih.

Kemudian ia bangkit dari posisi semula, ia menuruni anak tangga dan berjalan kearah dapur.

Ia mengambil sebuah cangkir dan ia tuangkan gula serta kopi hitamnya.

Zidan menuangkan air panas, kemudian ia mengaduknya dengan perlahan.

Wajah Ayana hadir kembali dalam pikirannya, senyuman Ayana tergambar jelas dalam ingatannya.

Ia mencoba flashback ketika ia masih menjadi seorang santri dan Ayana masih menjadi gadis kecil yang masih berpakaian apa adanya.

Belum mengenal kata dandan atau mempercantik diri.

"Ya Allah, mengapa bayangan Ayana hadir terus dalam benakku? Apa yang harus aku lakukan? Semakin aku ingin menghilangkannya, malah semakin nyata!"

1
♡Ñùř♡
kmu kurang garcep sih,mk nya keduluan fahmi😁
Mahkota Pena: hihihi iya nih 😁
total 1 replies
♡Ñùř♡
aku mampir thor...
Mahkota Pena: thank you yaa.. semoga terhibur dengan alur ceritanya ☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!