NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Kenapa semesta selalu saja tak berpihak padanya? Kenapa dia harus dipertemukan kembali dengan Edgar di kala dirinya belum benar-benar bisa melupakan laki-laki itu? Terlalu banyak kebaikan yang diberikan Edgar padanya. Sulit untuk melupakan.

Entah apa lagi yang semesta rencanakan ke depannya, mungkin hidup Raisa akan semakin dilanda huru-hara. Dia sudah bertemu dua orang anggota Gautama yaitu Elsa dan Edgar. Lalu setelah ini siapa lagi? Mama Ola? Papa Daniel atau bahkan Oma Deli?

Jujur, Raisa belum siap. Dia masih takut. Sebisa mungkin dia harus waspada akan kemungkinan yang terjadi kedepannya.

"Mba, Mba Raisa!" panggil Rani.

"Ah, iya kenapa Ran?"

"Kayanya Mba lagi banyak pikiran deh. Lebih baik Mba ke ruang karyawan dulu aja istirahat. Makanan ini biar aku saja yang lanjutkan."

"Terima kasih ya Ran."

"Sama-sama Mba."

Raisa pun pergi ke ruangan khusus karyawan. Raisa menaruh wajahnya di meja sambil terus memikirkan pertemuannya tadi dengan Edgar. Apa yang terlihat di foto berbeda sekali dengan yang dilihat di aslinya. Edgar tampak lebih segar dan terlihat bahagia setelah berpisah dengannya.

"Mungkin memang aku saja yang sulit melupakan. Aih! Mikir apa sih Raisa! Kamu sudah melupakannya jauh, jauh sekali. Masa cuma karena bertemu dia cuma sekali langsung membangkitkan rasa lama yang sudah terkubur dalam-dalam? Kan rasanya tidak masuk akal!"

Padahal cinta memang suka tidak masuk di akal. Cinta itu soal hati.

*

*

Di kamarnya, Edgar mematikan lampu kamarnya dan hanya dikasih penerangan dari lampu tidurnya. Dia terus memikirkan pertemuannya yang tidak sengaja tadi dengan Raisa.

Melihat Raisa yang terlihat bahagia setelah berpisah darinya, membaut harinya sedikit sakit. Apalagi benar apa yang dikatakan Bimo, tubuh Raisa memang sedikit agak berisi daripada saat Raisa bersamanya. Wajahnya juga semakin memancarkan pesonanya. Entah kenapa ia jadi tidak rela sendiri, kalau Bimo beneran mau mengejar Raisa.

"Apa dia tidak penasaran tentang hidupku? Bagaimana aku menjalani hari-hariku tanpanya?"

Seharusnya pertanyaan-pertanyaan itu tak pernah terucap dari mulut Edgar. Karena dari pertanyaan tersebut, bisa diketahui kalau hati Edgar masih milik Raisa. Lantas bagaimana dengan Tamara?

*

*

Hari berganti, di saat jam istirahat, Edgar sengaja datang lagi ke restoran ketika kemarin dia bertemu dengan Raisa. Ia yakin betul Raisa bekerja disana karena dari seragam yang dikenakannya sudah sangat jelas sekali Raisa adalah salah satu kokinya.

Tapi sudah hampir setengah jam menunggu, Edgar tak kunjung melihat keberadaan Raisa. Ia pun dengan berat hati harus segera pergi dari sana karena memang ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya.

Hari-hari berikutnya, Edgar selalu pergi kesana hanya untuk bisa mengobrol dengan Raisa. Dan sepertinya semesta kini berpihak padanya.

"Raisa!" panggil Edgar ketika melihat Raisa berada tak jauh dari pandangan matanya.

"Selamat datang!" ucap Raisa dengan tersenyum ramah seperti sedang menyambut pelanggan yang masuk ke dalam restoran.

"Kamu kenapa? Kok jadi aneh?"

Edgar jadi tidak mengerti kenapa Raisa jadi aneh begini. Dirinya hanya ingin mengobrol. Apalagi dia yang tiba-tiba ditinggalkan begitu saja oleh Raisa.

Tapi di hari itu, Edgar menunggu di dalam mobilnya sampai Raisa selesai bekerja. Ketika Raisa sedang di parkiran dan melajukan motornya, Edgar mengikutinya dari belakang. Nyatanya, sampai saat ini, apapun yang dilakukan Raisa, selalu ingin diketahui oleh Edgar. Mungkin kemarin-kemarin dia hanya kehilangan arah karena tak melihat Raisa sama sekali.

Di jalanan yang sepi, tiba-tiba Raisa mengehentikan laju motornya membuat Edgar pun ikut berhenti juga. Rupanya Raisa menyadari itu. Ia mengetuk kaca mobil milik Edgar itu.

Edgar pun membukanya lalu tersenyum tipis karena dirinya ketahuan.

"Jika ingin bicara, keluarlah, kamu tidak usah mengikutiku! Kita selesaikan saat ini juga jika memang ada yang menurut kamu belum selesai. Tapi bagiku, semuanya sudah selesai di 8 tahun yang lalu."

Ucapan dengan apa yang di ada dalam hatinya sungguh sangat berbeda. Raisa mencoba untuk bersikap biasa saja di depan Edgar.

Mereka berdua berjalan menelusuri taman yang tampak sepi itu. Keduanya duduk di sebuah kursi kosong di bawah pohon mangga.

"Jangan buang-buang waktuku! Katakan saja jangan bertele-tele, Edgar."

"Apa kamu bahagia setelah berpisah denganku?" tanya Edgar yang membuat Raisa menghela napasnya.

"Jadi kamu mengikutiku hanya karena ingin bertanya itu? Come on Gar, untuk apa kamu tanya seperti itu. Kebahagianku tidak ada hubungannya dengan kamu."

Raisa berdiri dan hendak pergi dari sana.

"Kamu salah, kebahagiaan kamu ada hubungannya denganku. Karena kalau kamu tidak bahagia, maka itu semua salahku."

Raisa sudah tak mau lagi berada disana, tapi Edgar masih terus saja menahan tangannya. Sampai ketika suara ponsel Raisa berdering dan ternyata itu dari si kembar.

"Mami, kenapa belum pulang juga? Aku sama Kia udah lapar Mi. Om Roni belum pulang kerja, katanya dia lembur."

"Iya sabar sebentar ya sayang, ini Mami akan sampai di rumah."

Sambungan telepon pun berakhir. Edgar yang ada disana dibuat terkejut ketika mendengar Raisa yang menyebut dirinya 'Mami' padahal Edgar tahu betul betapa Raisa tidak menginginkan seorang anak.

"Apa ... apa ... apa kamu sudah punya anak? Apa kamu sudah menikah lagi? Apa trauma kamu sudah sembuh?"

"Aku tidak harus menjawabnya. Aku permisi, karena anak-anakku kelaparan di rumah."

"Anak-anak? Itu artinya lebih dari satu?"

Tapi Raisa tak menjawabnya. Dia langsung pergi dan melajukan motornya. Edgar masih tidak bisa mempercayai itu. Raisa sudah memiliki anak bahkan bukan cuma satu? Siapa suaminya? Edgar benar-benar penasaran.

*

*

Edgar pulang ke rumahnya dengan keadaan yang sudah mabuk berat. Dia diantar oleh Bimo dan Levi sampai masuk ke dalam kamarnya. Edgar terus meracau tentang Raisa yang sudah memiliki anak dari laki-laki lain.

Bimo dan Levi langsung saling memandang dan berpikiran hal yang sama. Dari dulu hanya satu nama yang selalu membuat Edgar jadi gila, yaitu Raisa. Karena selama bersama dengan Tamara, Edgar jarang sekali minum-minum sampai mabuk. Padahal kalau dilihat dari pekerjaan Tamara yang seorang aktris, pasti ada banyak adegan ciuman dengan pria lain tapi Edgar tak sampai mabuk seperti ini. Giliran masalah Raisa yang memiliki anak, Edgar sampai begini.

Kedua sahabat Edgar benar-benar tidak mengerti kemana arah jalan pikiran Edgar. Padahal sebentar lagi Edgar akan menikah dengan Tamara. Kenapa jadi memikirkan Raisa, wanita dari masa lalunya?

"Apa jangan-jangan dia udah ketemu Raisa dan mengobrol dengan Raisa? Makanya dia tahu Raisa punya anak?" tebak Bimo.

"Mungkin iya, mungkin saja tidak. Entahlah, sudah kita biarkan saja dia. Besok kita interogasi dia."

"Oke deh!"

Bimo dan Levi pun keluar dari kamar Edgar dan berpapasan dengan Oma Deli.

"Apa Edgar mabuk sampai harus diantar kalian berdua?"

"Iya Oma, kalau begitu kita pamit ya Oma."

"Hati-hati di jalan."

Oma Deli pun masuk ke dalam kamar Edgar, ia mendengar nama yang terus disebut Edgar dalam igauannya.

"Raisa kenapa kamu begitu jahat padaku? Aku senang kamu bahagia setelah berpisah denganku! Tapi aku sedih karena ternyata aku yang tidak bahagia setelah berpisah denganmu."

Oma Deli menutup mulutnya tak percaya. Dia juga langsung menutup pintu kamar Edgar. Sejujurnya dia sudah tahu, kalau hati Edgar masih dimiliki oleh Raisa. Tapi, dirinya bisa apa, kalau Edgar sendiri yang sudah memutuskan untuk menjalin hubungan yang baru.

*

*

TBC

1
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
Surya Arum
Mami hebattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!