"maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru permulaan.
Setelah perjalanan yang ditempuh 15 menit, mobil Carine memarkir di depan sebuah restaurant terkenal di pusat kota. Carine melenggang masuk ke dalam Restaurant, sedangkan Kim berdiri di samping mobil sembari memantau Carine. kim asisten Carine yang sudah bersama-sama selama usia Carine delapan tahun. dan Kim di pilih langsung oleh Axel, papa Carine. untuk menjaganya dimanapun dan kapanpun.
Kim menyadari sebuah mobil sport mewah yang mengikuti mereka, namun bawaan Kim yang santai dan tetap elegant. membiarkan orang tersebut, apa yang mereka inginkan dengan menjadi penguntit di pagi hari.
Reno melirik Maxilian yang katanya teman Carine, pria dia perawakan lumayan. namun terkesan Om Om jaman now, namun pria itu. "Alan, sepertinya aku mengenal pria itu." ucap Reno mengingat-ingat, mungkin dia dan Maxilian pernah bertemu sebelumnya.
"Benar Tuan, itu asisten Tuan Aston di dunia bawah. Maxilian Barzer, sering dipanggil Max oleh Tuan Aston. sebelumnya kita pernah bertemu di ruangan Tuan Aston, Tuan Muda." Ucap Alan memberitahu.
"Anda ingin saya cari tahu? perihal pertemuan Nona dan Max, Tuan Muda?" Tanya Alan peka, tatapan Tuan Muda sama sekali tidak dialihkan ke tempat lain dan terus menatap Carine. caranya bicara dan tertawa itu, sebenarnya ada hubungan apa keduanya?
"Tidak usah, kita ke Kantor sekarang. cih, sudah memiliki suami tapi masih berhubungan dengan pria lain. semua wanita sama saja," umpat Reno kesal, darahnya mendidih melihat keakraban keduanya. karena Mood yang mulai berantakan akibat perasaan yang baru Reno rasakan ini, Reno pun tidak begitu mengerti. dan tak mungkin cemburu, what? cemburu! tidak. bukan begitu, karena Reno belum pernah cemburu sebelumnya, untuk wanita manapun itu. sangkalnya dalam hati.
Carine dan Max saling menatap satu sama lain lalu Max melempar senyum hangat, senyum yang tak pernah Max tunjukan ke siapapun. Wajahnya datar dan suram, dan hanya untuk Carine saja, Max selalu memberikan senyum mahalnya. Pekerjaan Max sebagai asisten seorang bos mafia, membuatnya selalu kaku berada di lingkungan tersebut. Bahkan hampir lima belas tahun Max tidak pernah tersenyum dengan rekan kerjanya terkecuali dengan Carine beberapa tahun belakang.
“Hai miss Arogant, bagaimana kabarmu? Kenapa tidak mengabariku atau setidaknya membalas pesan yang aku kirim padamu Nona,” tutur Max sembari menatap wajah cantik Carine.
“kakak, kau tahu kan aku irit mengetik pesan, selain untuk Tuan Aston dan Nona Araa. Hampir semua pesan tidak aku balas termasuk papa.” Balas Carine seadanya, Carine lumayan dekat dengan Max, namun hanya sebatas teman kerja saja. Mengenai panggilan Carine. Max yang memintanya dipanggil dengan sebutan seperti itu. Awalnya Carine menolak, namun mengingat perbedaan usia mereka yang terpaut jauh, jadi Carine setuju sebagai tanda Ia hormat akan Max yang lebih dewasa.
“ya, itu yang membuatmu menarik,” ucap Max menikmati wajah Carine dari jarak sedekat ini.
Max selalu memuji kecantikan Carine dan kebaikan hati Carine yang sudah Max ketahui secara diam-diam. Semua tentang Carine Max tahu, namun satu minggu belakangan ini Max tidak mengetahui apa yang dijalani Carine, karena pekerjaan Max di dunia bawah yang begitu padat. Tapi Max bersyukur karena Carine bersedia bertemu dengannya pagi ini. Hal itu cukup puas mengobati rindu yang diam-diam Max pendam.
“Kak Max! ada sesuatu di rambutmu.” Ujar Carine dengan wajah panik dibuat-buat.
“aku tidak terkecoh Nona!” jawab Max tertawa pelan.
Sewaktu dulu Carine pertama kali menginjak dunia bawah, lalu bertemu dengan seorang pria berhawa dingin juga datar, Carine melihat noda darah di rambut pria itu, lalu memberitahukan pria tersebut dengan ekspresi panik. Saat melakukan hal tersebut, respond sang pria hanya datar dan tak tersentuh. pertemuan kedua dan seterusnya Carine berbohong tentang adanya setitik noda darah di rambut Max, mulai saat itu Max menikmati wajah gemas Carine, dan tersentuh dengan senyum Carine yang menawan ketika sedang bercanda dengannya. tanpa disadari, Max mulai jatuh cinta dengan sosok Carine.
"Hahahaha, kebohonganku sudah tidak mempan padamu Kak." tawa Carine dengan memukul punggung tangan Max pelan, naluri seorang wanita ketika tertawa refleks pukul-pukul sana sini.
"sudah sarapan?" tanya Max berharap Carine belum sarapan. agar mereka bisa sarapan berdua.
"sudah kak, bagaimana dengan Kak Max?" tanya Carine.
"sudah," Ujar Max berbohong.
saat perbincangan keduanya, Ponsel Carine berdering."maaf Kak, aku angkat telpon bentar." ucap Carine, Max mengangguk. Carine menjauh dari meja yang mereka duduk, lalu menarik tombol hijau dan mendekatkan benda pipih itu ke daun telinga.
"pulang ke Mansion! dalam lima belas menit aku belum melihatmu di cctv. habis kau nanti!" tutur Tuan Muda melalui sambungan telepon, Reno langsung mematikan sepihak tanpa menunggu jawaban Carine.
"Ihh! Tuan Muda ini, kok larang-larang. terserah aku mau kemana dengan siapa juga itu suka-suka hati aku. Jangan-jangan Tuan Muda tahu pertemuanku dengannya," gumam Carine seorang diri sembari menatap Max di tempat duduk mereka. Max juga menatap Carine dengan wajah bertanya-tanya, kenapa Carine menatapnya seperti itu.
melamun memikirkan sikap aneh Tuan Muda, ponsel Carine kembali berdering. namun kali ini berbeda, nama yang tertera di ponselnya yaitu Papa Axel. dengan segera Carine mengangkat panggilan teleponnya.
"Morning putriku," sapa Papa Axel di sebrang sana, suara bariton yang hampir termakan usia. membuat Carine tersentuh setiap mengingat kebaikan Papa Axel padanya selama ini.
"Morning papa?" jawab Carine.
"datang ke kediaman Papa sekarang Nak, kalau kau ada waktu." ujar Papa Axel dengan nada hangat.
"Ya, aku kesana sekarang." jawab Carine, lalu menutup telepon setelah memberi salam. Ia lantas mendekati Max.
"Maaf kak, aku ada urusan dan harus disegerakan. tidak apa-apa aku pergi duluan?" ucap Carine tak enak, pasalnya pertemuan mereka bahkan belum sampai beberapa menit Carine mau pergi gitu aja
"It's okay, Hati-hati di jalan." jawab Max, Carine lantas meninggalkan meja dan keluar dari restorant. sesuai perkataannya, Carine akan ke kediaman sang Papa.
masuk mobil dan Kim melajukan kendaraan tersebut, membela jalanan ibu kota yang kendaraannya berlalu lalang dengan padatnya. "Kim, tadi adakah yang mengikuti kita?" tanya Carine.
"Iya Nona, mobil sport mewah. sepertinya yang terparkir di depan Mansion Anda tadi. Tuan Muda Phoenix?" Tutur Kim yang sebenarnya sudah tahu. namun enggan untuk mengatakan sebelum Nonanya bertanya, Kim mengetahui hubungan di antara Carine dan Tuan Muda.
tepat saat kejadian itu terjadi, Kim dicegat orang-orang Tuan Aston. tentu saja Ia kewalahan, melawan seorang diri dengan jumlah yang hampir 35 orang. sebagai pelindung bayang-bayang Carine sang Nonanya, Kim memastikan keamanan Carine namun hari itu Ia malah gagal hingga berujung apes.
seteleh menjalani masa hukuman kurang lebih beberapa minggu, Carine meminta sang Papa untuk memaafkan kelalaian Kim, karena itu tidak sepenuhnya salah Kim. melainkan campur tangan orang lain.
"sudah aku duga," Ucap Carine mengulas senyum, katanya tidak peduli. kenapa malah menguntit Tuan Muda. batin Carine.
Carine memilih untuk tidak mempedulikan Tuan Muda, bahkan ponselnya di Nonaktifkan agar pria itu tidak mengganggu pertemuannya dengan sang Papa. hari ini Carine ingin berada di kediaman Papa Axel hingga sore hari. baru akan pulang ke Mansion Tuan Muda.
"Kim, aku tidak tahu Tuan Muda mengetahui kau sebagai asistenku atau tidak. tapi kalau Tuan Muda menelponmu, katakan kau tidak tahu aku dimana." Ucap Carine tersenyum smirk.
'baru permulaan Tuan Muda, kenapa Anda cepat dan mudah terpengaruh? atau karena Anda Tuan Muda Casanova yang gampang tergoda dengan wanita?' Batin Carine.
...bersambung..... ...
𝚌𝚞𝚖𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚐𝚎𝚋𝚒𝚔𝚒𝚗 𝚜𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚘 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚗𝚢𝚎𝚋𝚎𝚕𝚒𝚗, 𝚌𝚎𝚙𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚛𝚎𝚗𝚘 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚎 𝚌𝚊𝚛𝚒𝚗𝚎 𝚝𝚑𝚘𝚛
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚊𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛..