Pernikahan 80 Hari

Rachel akhirnya meluapkan apa yang ia ingin katakan pada Leon.

Sementara Leon, terdiam mendengar kata-kata Rachel. Ia tidak menyukai Rachel mengungkit pernikahan mereka, dan ia juga tidak menyukai Rachel berfikir buruk bahwa dirinya bersama Kiyara.

Ya memang, Kiyara sampai sekarang masih mengejarnya, tapi tidak sedikitpun Leon menanggapi. Ia menjaga Kiyara karena hanya khawatir kondisi wanita itu saja.

"Aku dan Kiyara tidak memiliki hubungan apapun!"

"Aku tidak perduli!" Sahut Rachel dengan cepat. Rachel sudah terlanjur kecewa pada Leon, ia tidak akan mendengarkan kata-kata Leon yang mencari banyak alasan.

Leon menghela nafasnya. "Nanti, kita pergi kerumah sakit! Pagi ini, tidak perlu menunggu nanti siang!"

Rachel tidak ingin menatap Leon, pria yang hanya mengumbar kata-kata tapi lebih mementingkan wanita lain dari pada dirinya.

"Tidak perlu berjanji jika kau hanya bisa memberiku harapan palsu!" Ketus Rachel.

Leon sangat geram dengan wanita dihadapannya. Rachel memang bisa membuat moodnya berubah-ubah. Rachel wanita yang membuat perasaannya campur aduk.

Leon langsung mendekatkan wajahnya dengan jarak mereka yang semakin dekat, hingga Rachel terkejut lalu berusaha mendorong dada pria itu.

Tapi tenaga Leon jelas lebih tinggi dibandingkan Rachel. Pria itu menatap dalam kornea hazel Rachel, bulu mata yang lentik dengan mata indah, kedua kalinya Leon bisa melihat lagi dengan jarak yang dekat.

Pria itu langsung mendekatkan bibirnya, lalu membungkam bibir Rachel yang ingin protes.

Kedua mata Rachel terbelalak, terbuka lebar sangking kagetnya dengan apa yang Leon lakukan padanya.

Rachel sangat syok hingga tidak sadar Leon semakin menjelajah. Wanita itu mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mengembalikan kesadarannya.

Leon menarik dirinya dan menyeringai, mengusap bibirnya yang terdapat noda saliva mereka.

"Kau tidak berhak menciumku!" Rachel sungguh syok. Jantungnya berdetak sangat cepat dengan raut wajah merah merona.

Begitu juga Leon yang merasakan gejolak perasaan yang sama. Perasaan yang dulu pernah hadir untuk Kiyara. ia merasakannya untuk Rachel.

"Kenapa memangnya? Kita sudah menikah!" Sahut Leon dengan santai.

Rachel langsung mencebikkan bibirnya kesal. Ia masih menetralkan nafasnya, karena perbuatan Leon yang mengejutkan.

"Segera bersiap! Kita kerumah sakit pagi ini!" Leon turun dari ranjang.

Rachel menyentuh bibirnya, ia tiba-tiba tersenyum, namun bergidik ngeri.

"Aku tidak mimpi? Kulkas dua puluh pintu, menciumku? Dalam kondisi sadar?" Rachel sungguh tidak percaya.

.....

Dimeja makan, Leon baru berkata pada Mommy Yuna tentang kondisi Kiyara. Karena wanita itu menanyakan keberadaan Kiyara yang belum pulang semalaman.

"Kenapa semalam tidak menghubungi Mommy?" Tanga Yuna dengan wajah panik karena mengkhawatirkan kondisi keponakan suaminya.

"Ponselku tertinggal dimobil!" Sahut Leon.

Rachel diam saja tidak ikut menyahut, ia terlalu malas membahas Kiyara.

"Siapa yang menjaganya dirumah sakit?" Tanya Yuna lagi.

"Ada perawat dan dokter!"

"Mommy ikut kalian kerumah sakit! Ibumu dirawat dirumah sakit yang sama dengan Kiyara kan?"

Rachel seketika menatap Mommy Yuna. Ia hanya menjawab dengan kedikan bahu, karena memang ia tidak tau Kiyara dirawat dirumah sakit mana.

Mereka bertiga akhirnya menuju rumah sakit yang sama, dimana Kiyara dan Mommy Saras dirawat.

"Cepat Leon!" Mommy Yuna sangat panik. Wanita itu terus mendesak supaya mereka segera sampai diruang perawatan Kiyara.

Sementara Rachel, hanya mengikuti dibelakang. Ia seolah tidak dianggap oleh Leon dan Mommy Yuna. Dimobil duduk dibelakang, lalu turun tidak diajak, mereka langsung turun dan hanya fokus pada satu tujuan, yaitu Kiyara.

Akhirnya mereka sampai didepan ruang VVIP dimana Kiyara dirawat. Mommy Yuna langsung masuk begitu juga Leon.

Namun, sebelum Leon sempat masuk, Rachel menarik tangannya.

"Kau tidak lupa aku juga kan?" Tanya Rachel.

Leon mengerutkan keningnya. Ia ingat tujuannya membawa Rachel kerumah sakit. Karena Mommy Yuna yang terus mendesaknya, ia hampir saja lupa.

"Kita keruangan ibumu sekarang!" Jawab Leon beralih memegang tangan Rachel lalu menggandengnya menuju lift.

Belum sampai masuk kedalam lift, Mommy Yuna sudah keluar ruangan dan mengejar Leon.

"Kalian mau kemana? Leon, Kiyara belum makan dan minum obat. Dia ingin kau yang menyuapinya makan! Sekarang masuk keruangan Kiyara!" Ucap Mommy Saras dengan tegas.

Rachel langsung menatap Leon. Pria itu juga menatapnya. Rachel ingin tau bagaimana Leon menolak atau mengiyakan ucapan Mommynya.

"Ada perawatkan? Aku sibuk, aku akan mengantar istriku keruangan ibunya!" Sahut Leon dengan dingin.

Yuna langsung menatap Rachel. "Kiyara tidak memiliki keluarga lagi selain kami, Rachel! Kau pasti mengerti kondisinya, kan. Biarkan Leon masuk dulu, barulah nanti kalian bisa pergi!"

Rachel ingin sekali memaki Yuna, wanita itu selalu mengekangnya dan berbuat semena-mena. Tapi karena Kiyara, ibunya Leon bahkan rela memohon.

"Aku terserah Leon!" Jawab Rachel.

"Mommy mohon, Leon. Mommy tau, kau masih marah dan belum bisa menerima semua ini! Tapi demi kiyara! Kali ini saja." Mommy Yuna nampak memelas.

Leon bingung. Ia menatap Rachel, namun ia juga kasihan pada Kiyara. Sebatas kasihan!

Mereka akhirnya masuk kedalam ruangan Kiyara. Dimana wanita itu sudah bisa duduk bersandar dengan wajahnya yang masih pucat, ditemani seorang perawat.

Melihat kedatangan Leon, Kiyara tersenyum seolah memiliki semangat lagi. Ia dari tadi terus menolak makanan yang diberikan perawat karena menunggu Leon datang.

Kiyara tau, Leon pasti akan datang karena mengkhawatirkan kondisinya. Dan benar saja dugaannya!

Namun Kiyara tidak suka melihat kehadiran Rachel. Bahkan Leon memegang tangan Rachel.

Yuna mengambil mangkuk bubur dari perawat, kemudian menyerahkannya pada Leon.

Leon sangat enggan. Tapi akhirnya ia melepaskan Rachel dan menerima makanan Kiyara.

"Sayang, karena sekarang ada Leon. Jadi, kamu harus makan dan minum obat!" Ucap Yuna tersenyum.

Tanpa malu dan sungkan, Kiyara menganggukkan kepalanya. Kiyara menatap Rachel. "Rachel, kamu tidak apa-apa kan? Kalau Leon menyuapiku makan?" Seolah menjadi wanita baik yang meminta persetujuan.

Namun tidak ada wanita baik yang meminta persetujuan dari istri sahnya, untuk perhatian suaminya dibagi.

Rachel diam saja tidak menjawab. Leon bahkan hanya meliriknya.

Mommy Yuna duduk dikursi sofa, dan Leon duduk dikursi disamping Kiyara. Rachel hanya menonton seolah dia tidak pernah dianggap ada dalam ruangan, sementara Kiyara sengaja bersikap manja dan dengan bodohnya Leon tidak menggubris.

Rachel melipat tangannya didada, ia menatap pada jendela melihat langit. Berdiri dibelakang Leon tanpa pria itu menghiraukannya, menyaksikan suaminya menyuapi wanita lain dan merawatnya.

.....

Sebenarnya othor juga greget banget nulisnya. Pengen GEPREK Leon dan ulat-ulatnya🤭🤭🤭