Proses revisi. Harap maklum
Sebuah kisah yang menceritakan keponakan angkat dan om angkatnya. Semua berjalan normal pada awalnya. Namun, karna kecelakaan yang menewaskan keluarganya membuat Om angkat sangat membenci keponakan angkatnya. Tapi, tak di sangka benih-benih cinta tumbuh di hati mereka.
Kebahagian itu tidak bertahan lama. Karna suatu hari kesalah pahaman mendera hubungan mereka.
Penasaran kam? Yuks baca.
Plak, satu tamparan melayang di pipi mulus Bella hingga dia tersungkur. Bella yang bingung apa kesalahannya hanya bisa beringsut mundur.
"Ma-mas, anak kita!" Bella terisak, saat merasakan ada darah mengalir diantara kedua pahanya.
Aska menjambak rambut Bella dengan kasar, "Kau, masih berani menyebut itu anaku!" teriak Aska. Lalu dia melepaskan jambakannya dengan kasar.
Bella berjalan terseok-seok, dia takut suaminya kembali menyiksanya.
6 Tahun berlalu, mereka dipertemukan kembali dan setelah mereka bertemu kembali, Aska baru mengetahui bahwa selama ini dia telah salah paham terhadap istrinya.
Semua cara telah dia lakukan untuk mendapatkan maaf dari Bella. Namun, Bella yang sekarang bukan Bella yang dulu. Sehingga Aska harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari Bella.
Diawal banyak bawang
Di tengah-tengah kebucinan bertebaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab5
Bukan hanya Aska yang terkejut atas keadaan Bella. Andra yang di belakang Aska pun sangat terkejut melihat muka Bella yang sangat pucat.
Aska dan Andra kemudian pergi ke Restoran untuk makan siang, mereka sama-sama terdiam larut dalam pikiran masing-masing.
Dalam hati Aska, Aska benar-benar mencemaskan bella, tapi ego Aska lah yang menyuruh Aska trus bersikap kejam pada Bella.
Begtu juga Andra menerka-nerka tentang kondisi Bella, Andra pun mengirim pesan pada seseorang yang tak lain adalah Dokter yang menangani tranplantasi ginjal Bella ke Aska.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Dokter itu menjawab pesan Andra dan benar saja tebakan Andra bahwa semenjak Bella mendonorkam ginjal nya untuk Aska, Bella tidak pernah memeriksakan kondisinya lagi kepada rumah sakit.
Aska masih sibuk dengan lamunannya, karna mereka menunggu makanan yang masih belum tiba, hingga suara Andra membuyarkan lamunan Aska.
Andra melihat jam tangannya dan ini waktu Istirahat Andra pun memakai bahasa non formal pada Aska.
"Bro, sorry gwe lupa sesuatu. Gue jadi makan ya? lu ga apa-apa kan makan sendiri?" tanya Andra. Andra ingin cepat kembali ke kantor karnail ingin memastikan keadaan Bella.
"Diem lu! emang lo mau kemana?"
"gue cuman mau mastiin sesuatu. Gue minta tolong Anton deh temenin lu."
"Berisik! pergi sana!" ucap Aska dengan nada ketus.
Andra pun meninggalkan aska dan kembali lagi ke kantor untuk mencari Bella.
Diisisi lain Bella sedang mengantarkan pesanan makanan yang diminta staf di lantai atas. Dengan wajah pucat dan tubuh yang lemah Bella berusaha untuk tidak mengeluh. Tapi rasanya kali ini kesabaran Bella harus lebih banyak, Bella harus menerima sikap ketus dari orang yang menyuruhnya karna pesanan yang Bella beli salah. Staff itu menyuruh Bella untuk menukar makananya dan memberi waktu 15 menit pada Bella.
Seolah tidak ada tenaga untuk melawan Bella pun hanya mengangguk.
Sesudah Bella berputar ternyata Andra sudah ada berdiri di Belakang Bella.
"Apa kau tidak punya tangan dan kaki kenapa kau menyuruh orang lain untuk keinginanmu? bukan kau yang menggajih para office girl atau office boy," ucap andra kepada staff yang tadi bersikap ketus pada Bella. Sontak staff tersebut langsung berdiri dan menunduk.
Andra pun melemparkan bungkusan yang dtangan Bella ke meja staff tersebut.
"Bella tolong bereskan ruangan meeting! karna akan ada meeting penting disana," ucap Andra lagi pada Bella yang tengah menunduk.
"Baik pak."
Andra pun melirik sinis ke arah staff tadi, lirikan Andra benar-benar membuat staff yang lain juga tidak berkutik.
Tiba di ruangan meeting Andra sudah bersedekap menyenderkan dirinya di dingding.
"Bella duduk!" ucap Andra pada Bella yang menunduk. Dan Bella pun duduk sambil meremas tangannya karna gugup.
"Jawab pertanyaan ka Andra dengan jujur!"
"Ah kenapa lagi ini, apa Om Aska akan memecatku?" ucap Bella dalam hatinya.
"Bella, apa setelah kamu donorin ginjal kamu untuk Aska kamu tidak pernah memeriksakan kondisi mu?" tanya Andra. Andra terus menatap Bella dengan seksama.
Bella pun hanya menunduk karna takut melihat Andra yang sedang mengintrogasinya.
"Bela jawab!" ucap Andra dengan nada sedikit tinggi hingga membuat Bella langsung menatap Andra.
"Maaf ka, Bella ga punya uang lebih untuk berobat," ucap Bella yang kembali menunduk. Dia berusaha menahan tangisannya.
"Bukan nya ka Andra udah kasih Uang ke Bella ya buat periksa kondisi bella selepas oprasi? kenapa kamu ga gunain buat periksa ke rumah sakit?" tanya Andra heran. Karna setelah oprasi Andra memberi uang untuk Bella memeriksakan kondisinya. Karna saat itu Andra tak bisa terus menemani Bella.
Bella pun tak kuasa menahan air matanya saat mendengar pertanyaan Andra. Andra pun memberikan minum pada Bella agar Bella tenang.
"Ka, sesudah Bella nge donorin ginjal ke Om Aska, Bella berniat untuk cek kondisi Bella secara rutin. Tapi Bella ga bisa, Bella pingin kuliah jadi Bella mutusin kalau uang yang ka Andra kasih buat Bella berobat, Bella gunain buat bayar kuliah dan keperluan Bella yang lain. Seengganya kalau Bella lulus kuliah Bella bisa dapet pekerjaan yang lebih baik, keluar dari rumah Om Aska, dan bisa mandiri." Bella menjeda sejenak ucapannya dan menyeka air matanya. "Bella cape ka, 5 tahun Bella harus nerima kebencian dari satu-satunya keluarga Bella, bahkan ka Andra bisa liat kan Bella harus bekerja sebagai office girl di perusahaan kake Bella sendiri. Bella cape ka ngerasain ini sendri. Om Aska benci Bella karna Bella dianggap bunuh ayah, bunda dan kake. Saat kepergian ayah, bunda dan kake Bella belum ngerti apa-apa tapi tiba-tiba Oma Aska bilang Bella pembawa sial. Om Aska ga pernah nge biaring Bella masuk kamar ayah dan bunda lagi, kamar Bella di kunci bahkan Bella di seret untuk menempati gudang. Padahal di rumah ada beberapa kamar yang kosong. udah 5 tahun Ka, Bella bahkan ga pernah lagi makan makanan enak yang di masak bibi di rumah, Om Aska hanya mengijinkan bibi masak telur untuk bella. Bella cape kak." Bella bercerita dengan terisak, selama ini dia menanggung beban sendiri.
Andra pun tertegun dengan cerita Bella dan Bella juga baru pertama kali menceritakan keluh kesah nya pada orang lain. Karna Bella sudah merasa sesak dan lelah terpaksa Bella menceritakan penderitaannya pada Andra.
Bahkan pada Hana dan Bram pun bella tidak pernah bercerita apa-apa.
"Kan Bella bisa minta tolong sama ka Andra kalau bella ada apa-apa!"
"Kalau Om Aska tau ka Andra bantu Bella, Om Aska pasti marah sama ka Andra. Bibi aja diancam sama Om Aska ga boleh ngasih makan yang enak-enak sama Bella, apa lagi kalau om Aska tau kalau ka Andra bantu Bella," lirih bella dengan terisak. Rasanya sulit untuk dia menghentikan tangisannya, beban yang Bella tanggung selama ini terlalu berat untuk di tanggungnya sendiri.
Dalam hati Andra pun berucap sumpah serapah pada Aska yang telah memberi penderitaan pada gadis kecil di hadapannya.
"Jadi apa yang kamu rasain ketika kamu ga makan obat?" tanya Andra.
"Cuman sakit pinggang aja ka. Kalau sakit udah ga tahan dengan sakitnya Bella makan obat."
"Obat apa bell?" tanya Andra.
Bella pun meraih kotak obat di sakunya dan meyerahkan pada Andra.
"Bella dapet obat ini dari mana?" tanya Andra mengernyit heran.
"Bella baca dari google ka."
Andra pun terkejut dengan ucapan bella "Ya ampun Bella, ini obat keras yang di jual ilegal! dengerin ka Andra! besok ikut ka Andra periksa! dan ka Andra akan urus cuti kamu."