NovelToon NovelToon
Anak Genius: Mendadak Jadi Mommy

Anak Genius: Mendadak Jadi Mommy

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: lena linol

Di ruang tunggu rumah sakit, sesosok tubuh kecil berjalan di antara orang-orang dewasa hingga ia melihat seorang gadis cantik yang tampak lembut dan cantik dengan senyum ramah. Matanya berbinar dan ia berjalan mendekat dan memeluk Rose, sambil berbisik, "Mommy."

Rose melihat ke arah anak kecil tersebut dengan terkejut dan gadis itu memiringkan kepalanya sambil mengedipkan matanya yang besar.

"Ah maaf sayang, saya bukan Mommy kamu," kata Rose lembut.

"Kalau begitu Mommy menikahlah dengan Daddy-ku." Gadis kecil itu menjawab dengan ekspresi polos di wajahnya,dia tidak ingin melepaskan pelukan lembut yang harum itu.

Sebuah pertemuan yang luar biasa dengan gadis kecil membuat Rose terlibat dengan Arkan yang tampan dan percikan cinta yang manis terjadi.
Apakah dia benar-benar akan menjalani kehidupan sebagai istri yang bahagia dan kaya dengan seorang suami yang tampan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Adik Bayi

“Ibu nggak mau ikut ke rumah sakit?” tanya Rose pada ibunya pada pagi hari itu,

“Nggak, nanti saja, lagian nggak enak juga kalau di sana, pasti canggung,” jawab Ibu Sita pada putrinya yang sudah terlihat cantik memakai pakaian casual.

“Anak ibu memang cantik banget,” puji Ibu Sita pada putrinya yang sedang mencium tangannya dengan sopan.

“Iya dong,” jawab Rose dengan penuh bangga. Dia tersenyum pada ibunya, akan tetapi senyumannya langsung ambyar ketika dia mengingat satu hal yang sejak kemarin lupa ditanyakan pada ibunya.

“Ada apa? Kenapa kamu jadi diam begitu?” Ibu Sita menyadari perubahan raut wajah putrinya.

“Bu, ada yang ingin aku tanyakan, ini tentang Tuan Park,” jawab Rose seraya mendudukkan diri di samping ibunya, tepat di atas lantai.

“Tuan Park yang mana?” Ibu Sita terlihat tidak menyaman dengan pertanyaan yang diluncurkan oleh putrinya. Mendengar nama ‘Park’ sudah membuat telinganya geli dan gatal.

“Mertua Arkan, Bu, yang dari korea,” jelas Rose kembali mengingatkan kejadian kemarin pada ibunya.

“Oh ... ibu baru ingat,” jawab Ibu Sita pelan, seraya meremas kedua tangannya secara bergantian. Takut kalau putrinya bertanya yang macam-macam padanya.

“Bu, Tuan Park itu berasal dari Korea, mungkinkah dia ...” ucapan Rose terhenti ketika di sela oleh ibunya.

“Rose ... Rose ... kamu tahu nggak kalau Marga Park di Korea itu sangat luas, jadi jangan beranggapan kalau Tuan Park itu adalah ayahmu!” balas Ibu Sita dengan cepat.

“Bu, aku tidak pernah mempunyai pikiran kalau Tuan Park adalah ayahku. Jadi ... kenapa ibu berkata seperti itu?!” tanya Rose menatap ibunya penuh selidik. Sebuah tanda tanya besar bersarang di kepalanya.

DEG!

Jantung Ibu Sita berdetak tidak karuan. Sepertinya dia terlalu cepat menanggapi perkataan putrinya itu. Tapi, Ibu Sita berusaha untuk tetap tenang dan memberikan penjelasan yang jelas pada putrinya kesayangannya.

“Ngene loh ... Rose. Kamu ojo salah paham dulu. Ibu hanya berasumsi saja, karena dari pertanyaanmu menjurus ke sana,” jelas Ibu Sita sedikit terbata, karena gugup dan panik bercampur menjadi satu di dalam rongga dadanya.

“Tapi, margaku dan marga Tuan Park sama, Bu. Apakah ayahku orang korea juga?” tanya Rose setelah mendengar penjelasan ibunya yang masuk akal.

“Jangan kebanyakan halu kamu! Sana cepat ke rumah sakit!” usir Ibu Sita. Dia sengaja mengusir Rose karena tidak ingin pertanyaan putrinya itu melebar ke mana-mana.

Rose cemberut, selalu saja begitu kalau membahas tentang ayahnya, Ibunya pasti akan segera mengalihkan pembicaraan yang membuatnya tak berkutik. Tapi, karena dia tidak ingin membuat ibunya kembali bersedih, dia langsung beranjak berdiri, meski sangat sebal pada ibunya.

“Ibu nggak asyik!” Rose bersungut-sungut sambil keluar dari area kontrakannya, sambil langkah malas.

Ibu Sita bernafas lega seraya mengusap dada ketika putrinya sudah keluar dari kontrakan.

*

*

Rose memacu motor matic-nya, membelah Kota Jakarta menuju rumah sakit. Menempuh perjalanan selama 20 menit akhirnya Rose sampai di parkiran rumah sakit. Rose melepaskan helm bogo yang terpasang di kepalanya, lalu menyimpannya di dalam jok. Setelah di rasa semuanya sudah rapi, dan memastikan motornya sudah terkunci aman. Rose segera melangkah keluar dari area parkiran, memasuki gedung putih bertingkat itu.

Sementara itu, di ruang rawat Mika sedang merengek dengan Arkan. Gadis kecil itu kembali berulah yang membuat kepala Arkan pusing tujuh keliling.

“Mika, Daddy dan Mommy mana bisa memenuhi permintaan anehmu itu!” ucap Arkan pada putrinya yang berada di pangkuannya.

“Ah, Daddy nggak asyik!” jawab Mika, lalu menggembungkan pipinya seperti ikan buntal yang sangat menggemaskan.

“Oma, apakah permintaanku itu sulit? Aku ‘kan hanya meminta adik bayi, bukankah membuatnya itu sangat mudah? Kata Sus Riri membuat adik bayi itu menggunakan tepung dan juga bahan-bahan lainnya,” ucap Mika dengan polosnya sambil menatap omanya yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

**Dikiranya bikin kue bantal kali, bikin bayi pakai tepung 😭😂 **

Tawa Allegra dan Arkan hampir saja menyembur keluar, tapi dengan cepat mereka langsung membungkam mulut, karena tidak ingin membuat Mika marah dan berakhir menangis yang akan berakibat fatal pada jantungnya.

“Mika, Sayang. Sepertinya Sus Riri salah memberikan informasi kepadamu,” jelas Allegra pada cucu kesayangannya.

“Nggak mungkin ... Sus Riri itu sangat pintar dalam segala hal. Bisa mengajariku membaca dan menulis, membuatkan aku makanan yang enak-enak, suka menghibur Mika di saat sedih, dan sangat sayang pada Mika. Nggak kayak Oma dan Daddy yang bisanya cuma main HP!” sahut Mike, seraya mengerucutkan bibirnya. Dia seolah tidak terima omanya menilai  babysitter kesayangannya.

Allegra dan Arkan dengan kompak menepuk jidat setelah selesai mendengar ocehan Mika. Tapi, di sisi lain, hati mereka merasa tertonjok ketika mendengar ujung kalimat yang dikatakan oleh Mika.

Ya, selama ini mereka sangat sibuk meski berada di rumah, adi mereka mempercayakan Mika pada Sus Riri. Jadi, tak khayal kalau Mika bisa berkata seperti itu.

“Oke ... oke ... Daddy dan Oma minta maaf karena selama ini lebih mementingkan HP dari pada Mika, dan mulai sekarang Daddy, Oma, dan Opa akan lebih perhatian pada Mika,” jawab Arkan pada putrinya dengan lembut.

“Nggak usah Daddy. Daddy sekarang fokus saja pada kerjaa Daddy. Cari uang yang banyak, biar Mika dan Mommy bahagia,” sahut Mika dengan segala kecerdasannya. Membuat Arkan mendungus sebal.

“Belum apa-apa posisi Daddy sudah tergantikan dengan Mommy! Daddy sangat cemburu, Mika,” ucap Arkan pura-pura sedih.

“He he he, maafkan aku Daddy, karena Mika sekarang lebih sayang sama Mommy. By the way ... kenapa Mommy belum datang? Nanti kalau Mommy sudah datang, Mika mau minta adik bayi ,” ucap Mika dengan penuh semangat 45, wajahnya sangat berseri dan sangat bahagia, meski masih terlihat sedikit pucat.

“Jangan Mika!” ucap Arkan dan Allegra bersamaan, lalu tatapan mereka tertuju ke arah pintu yang terbuka dari luar.

Ceklek

“Halo ... selamat pagi semuanya. Apakah aku mengganggu?” tanya Rose yang menyembulkan kepalanya di balik pintu tersebut, menatap 3 orang di ruangan itu yang sangat terkejut dengan kehadirannya.

“Mommy!!!!” Mika berseru riang lalu turun dari pangkuan Arkan dan berlari ke arah Rose.

“Hai, gadis kecil. Apa kabar, sepertinya kamu sudah terlihat baik dari hari kemarin,” ucap Rose sembari mengangkat Mika ke dalam gendongannya.

“Aku bukan gadis kecil, tapi aku putri Mommy!” jawab Mika cemberut.

“Oh, oke ... putri Mommy hari ini sangat cantik dan wangi, sudah sarapan belum?” tanya Rose meralat panggilannya pada Mika.

“Belum ... mau disuapi Mommy. Oma sudah menyiapkan aku sarapan,” jawab Mika lalu memeluk Rose dengan sangat erat, sudah seperti anak katak yang nemplok ke induknya.

“Rose, terima kasih banyak sudah menyempatkan waktumu ke sini. Tante sangat senang sekali,” ucap Allegra pada Rose.

Rose tersenyum simpul sembari mengangguk pelan, lalu dia beralih menatap Arkan dengan tatapan sengit. Sedangkan yang di tatap malah tersenyum miring sambil menaik turunkan alisnya, seolah meledek Rose.

“Arghh! Dasar Wedus!” umpat Rose di dalam hati. 

****

Wedus gembel \= Domba

Wedus \= Kambing

Jangan lupa tinggalkan jejak cinta dan berikan dukungan buat Rose dan Arkan.

1
Tutut Handayani
dokternya totalitas bgt😂😂😂😂
Tutut Handayani
😂😂😂😂😂😂😂
Tutut Handayani
😆😆😆😆😆😆
Syahrudin Denilo
mantab Arkan lanjutkan sampai locot
Syahrudin Denilo
begitulah kehidupan
Syahrudin Denilo
wow mantab nih tambah seru
Syahrudin Denilo
mantab
Syahrudin Denilo
jut lanjutkan
Syahrudin Denilo
mampus lu nyonya Park
Syahrudin Denilo
asik ada musuh
Syahrudin Denilo
waduh jadi detektif semua nih
Syahrudin Denilo
tuh harus jadi detektif dulu
Tutut Handayani
ruwatan mandi kembang 7 rupa 7 warna 7 rasa,😂😂😂😂
Syahrudin Denilo
waduh
Nining Komalasari
cilini dilim milik si risi jitih ki lintii dingin /Joyful//Joyful//Joyful/
Nining Komalasari
Emak bin Titan /Facepalm/
Adnia Stg
Luar biasa
Aan Nuraeni
Biasa
Aan Nuraeni
Lumayan
Dedi Dahrin
luarbiasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!