"Dua kali lipat usaha, sepuluh kali lipat keuntungan!"
"Kamu sudah ketinggalan zaman. Angkatan Laut baru saja memperbarui sistem mereka ke 200 kali lipat!"
"Apa?! Jadi kalau kru bekerja dua kali lebih keras, kaptennya mendapat keuntungan sepuluh kali lipat?"
"Tidak masalah! Seperti yang kita semua tahu, Sistem Kapten adalah sistem terbaik, dan aku—Lion D Andi—juga kapten yang hebat!"
---
Andi terbangun di dunia bajak laut dan tanpa sengaja membangkitkan Sistem Kapten. Dengan sistem ini, usaha para krunya berlipat ganda, sementara keuntungannya melesat hingga ke langit!
Dari perairan Lautan Timur hingga Samudra Dunia Baru...
Dari seorang Pahlawan hingga menjadi Raja Bajak Laut
Dari buronan dengan hadiah 8 juta hingga menjadi legenda bernilai 10 miliar Bailey...
Saat Andi menoleh ke belakang, lautan telah dipenuhi mayat para bajak laut. Dan di sisinya, berdiri kru yang telah menjadi legenda:
Thief Cat, Shura, Black Foot, Dan Lain - lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimpi Fiksi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - 30 Kuro : Kalian terus saja tampil, aku menonton saja.
Ajin Kemudian menjawab "iya" dengan wajah tanpa ekspresi.
Di dalam hati Ajin, ada sedikit rasa malu atas cara Crik memperlakukannya, akan tetapi ia tidak akan pernah menentangnya.
Bagaimanapun, Crik pernah menyelamatkan nyawanya dengan alasan itu saja sudah cukup sebagai alasannya untuk setia.
Dibandingkan dengan nyawa, harga dirinya tidaklah penting.
Crik melirik Ajin dan bisa menebak isi kepalanya, tapi ia hanya mendengus kecil.
“Dengar Ajin, demi rencana ini, aku bahkan membayar mahal untuk menyuap Kolonel Bax dari Cabang ke-18 dan memberimu identitas angkatan laut.”
Suara Crik terdengar ringan, tetapi ada ketegasan yang tersembunyi.
“Identitas angkatan Laut mu sangat sempurna, Bahkan jika angkatan laut asli datang, mereka akan kesulitan membedakannya.” Lanjutnya.
Kemudian Crik menyipitkan matanya dan berkata
“Jangan mengecewakanku.”
Ajin mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi.
Malam harinya di atas Kapal, Ajin duduk sendirian, menatap laut dengan mata yang hampa, Angin laut malam membelai wajahnya dengan lembut, serta suara ombak yang menghantam lambung kapal.
Dalam diam, pikirannya dipenuhi oleh dengan pertanyaan "apakah ini semua akan berhasil ? dan Apa yang akan terjadi jika penyamarannya terbongkar ?"
Beberapa hari kemudian.
Sebuah kapal perang yang rusak perlahan Berlabuh di Pelabuhan Rav.
Lambungnya kapal perang tersebut penuh dengan bekas tembakan dan layar angkatan lautnya sudah compang-camping.
Para pekerja pelabuhan, yang awalnya waspada setelah melihat situasi Kapal perang tersebut mereka segera membantu kapal untuk berlabuh.
Dari atas Kapal Perang, seorang pria dengan seragam Mayor angkatan laut turun dengan penuh percaya diri.
Andi.
Langkahnya tegas, kepalanya terangkat tinggi, dan ekspresi tenangnya membuatnya tampak seperti perwira angkatan Laut sejati.
Mata orang-orang tertuju padanya, terpikat oleh kegagahannya.
“Dia terlihat seperti pahlawan sejati...” bisik salah satu pekerja pelabuhan.
“Tidak mungkin dia seorang bajak laut, Bajak laut biasanya lebih… lusuh.”
Gaz, seorang wanita dengan pakaian elegan, melangkah maju untuk menyambutnya diikuti oleh para pengawalnya.
Lalu Ia pun tersenyum tipis, dengan suaranya yang merdu menyapa Andi.
“Tuan Angkatan Laut, saya Gaz, orang yang bertanggung jawab di sini, Apa yang bisa saya bantu?”
Andi meletakkan satu tangan di dadanya dan membungkuk sedikit, dan gerakannya penuh dengan etiket seorang ksatria.
“Nyonya.”
Nada bicaranya lembut, tetapi ada kekuatan di dalamnya.
“Kami baru saja bertempur melawan Bajak Laut Kucing Hitam Kuro di laut dan saat ini Kami kehabisan perbekalan dan butuh makanan serta obat-obatan.
Jika kami tidak dapat perbekalan yang kami butuhkan kami tidak akan sampai ke pangkalan angkatan laut terdekat.”
Gaz menatap andi dengan tersipu malu rona Wajahnya sedikit memerah.
Gaz tahu persis bahwa etiket yang digunakan Andi adalah milik para ksatria sejati dan mereka adalah ksatria yang pernah bersumpah kepada keluarga kerajaan.
Sosok Andi begitu meyakinkan dan berwibawa.
“Tentu saja, Anda bisa ”
Sebelum Gaz dapat menyelesaikan kalimatnya, suara peluit panjang kembali menggema di pelabuhan Rav.
Semua orang menoleh.
Sebuah kapal perang lain perlahan memasuki pelabuhan.
Bendanya masih utuh, layar berkibar sempurna, dan para prajurit berdiri rapi di atas dek, dan sangat Kontras dengan kapal perang Andi yang rusak, kapal ini terlihat seperti baru keluar dari markas.
Kerumunan pekerja pelabuhan mulai berbisik kembali.
“Dua kapal perang dalam satu hari?”
“Bukankah angkatan laut biasanya berkoordinasi sebelum datang?”
“Mungkinkah… salah satunya palsu ?”
Seketika, suasana berubah. Orang-orang yang awalnya mendekati Andi kini mulai mundur, menatapnya dengan waspada.
Disamping Andi, Kuro mendorong Kaca matanya, kemudian berbisik pada Andi.
“Apa yang harus kita lakukan?”
Tangannya sudah meraih pisau cakar yang tersembunyi di balik jubahnya.
Mereka bukan angkatan laut sungguhan, jika kelompok angkatan laut yang baru datang adalah asli, mereka akan terbongkar dalam hitungan detik.
“Jangan gegabah,” Andi memperingatkan Kuro.
Tatapannya tidak lepas dari sosok yang berdiri di dek kapal perang tersebut.
Seseorang yang terlihat familiar bagi Andi, pria tersebut mengunakan Penutup kepala bergaris, kantung mata Hitam, tubuh kurus yang hampir seperti bayangan.
Andi mencoba mengingat siapa pria itu.
Kemudian, dari kabin kapal perang lawan, muncul seorang pria bertubuh besar membawa perisai berat di tubuhnya.
Andi langsung teringat.
“Besi-Palu… kalau begitu dia…”
Matanya kembali ke pria kurus itu, dan potongan ingatan mulai menyatu di kepalanya.
Senyum kecil muncul di sudut bibirnya.
“Jadi dia adalah Ajin sekarang bajak laut yang memilki kesetian paling tinggi di Dunia One piece” Ucapnya.
Di atas dek kapal perang yang baru datang, Ajin berdiri diam, menatap kapal Perang Andi dengan ekspresi datar. Namun, dalam didalam hatinya, ada gelombang kegelisahan.
‘Angkatan laut asli…?’
Matanya menyapu kapal Perang Andi, melihat kerusakan di lambungnya terlihat jelas bahwa kapal itu baru saja melewati pertempuran sengit.
‘Tapi… kenapa aku merasa ada yang aneh ?’
Ajin menghela napas dan memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menurunkan tangga.
Ia melangkah turun dengan tenang, diikuti oleh seorang pria besar berperisai dan Palu.
Dengan suara yang tenang, Ajin memperkenalkan dirinya, “Saya Mayor Ajin dari Cabang ke-18 Lautan Timur. Ini bawahan saya, Palu.”
“Kami baru saja bertempur melawan Bajak Laut Kucing Hitam Kuro dan Kami kehabisan perbekalan dan butuh makanan serta obat-obatan, Jika tidak, kami takkan bisa mencapai pangkalan terdekat.”
Pelabuhan tiba-tiba sunyi.
Gaz melirik Ajin pria tersebut bertubuh kurus kering yang tampak seperti baru saja lepas dari kematian lalu beralih ke Andi yang penuh wibawa.
Diam-diam, ia melangkah sedikit lebih dekat ke arah Andi.
Para penjaga mengangkat senjata mereka, moncong hitam senapan mengarah ke Ajin dan anak buahnya.
Dalam situasi ini, tidak diragukan lagi bahwa Andi tampak lebih meyakinkan dari pada Ajin.
Bekas tembakan di kapalnya nyata.
Lalu bagaimana dengan Ajin?
Kuro, yang berdiri di samping Andi, melirik Ajin dan nyaris tertawa terbahak.
"Tunggu, kalau mereka yang katanya berperang melawan Bajak Laut Kucing Hitam Kuro, kenapa Ajin ini terlihat seperti orang sakit ginjal ?!’
Seketika, sebuah perasaan aneh muncul di hatinya.
‘Kenapa rasanya kalau aku ikut Andi, umurku bakal lebih pendek?’
Ajin menyipitkan matanya.
Raut wajahnya tetap tenang, tetapi pikirannya berputar cepat.
‘Apa ini jebakan? Apakah penyamaranku sudah terbongkar?’
Tatapannya jatuh pada Andi yang sosok dengan wajah jujur dan percaya diri yang tampaknya terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan.
Di dalam hatinya, ia berpikir:
"Sungguh perwira muda yang heroik dan luar biasa seperti Pahlawan."
