Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Keluarga Lidya Wijaya 2.
Lidya tinggal disebuah vila, yang walaupun villanya tidak semewah milik Randy Hermawan tapi setidaknya harga mencapai 20 hingga 30 miliar.
Begitu tiba didepan rumahnya, Lidya pun langsung turun dan segera masuk kedalam rumahnya, Pesan sang ibu terkesan sangat cemas jadi Lidya agak sedikit panik. Tidak tahu apa yang telah terjadi.
Ketika membuka pintu, Lidya sangat terkejut dan mendapati bahwa ternyata didalam rumahnya dipenuhi banyak orang. selain Rini ibunya, belasan pria kekar dan penuh tato juga ada disana. ibunya dikepung oleh mereka dan terlihat sangat cemas.
Melihat Lidya datang sontak ibunya menjadi cemas. "Lidya siapa yang menyuruhmu pulang? cepat segera tinggalkan rumah.
"Pergi!
"Cepat pergi!"
Ini bukan urusanmu. kini Lidya mengerti. sebenarnya yang mengirim pesan tadi bukanlah ibunya melainkan para bandit ini dengan mengunakan ponsel ibunya.
Tujuannya untuk memancing Lidya agar tidak kabur dan segera balik kerumah. Pantas saja Lidya merasa agak curiga ketika membaca pesan tersebut, karena gaya bahasa dalam ketikan tersebut sangat berbeda dari biasanya.
Mata para preman berbinar ketika melihat pesona Lidya. merek telah mendengar bahwa Rini memiliki seorang putri yang sangat cantik ternyata memang benar adanya.
Keluarga Wijaya mengambil pinjaman dari seorang mafia, untuk menjalankan proyek sebelumnya. Sekarang mereka tidak bisa membayar akibat uang mereka dibawah kabur oleh seorang developer brengsek.
Jadi mereka harus membayar kerugian dari masalah itu semua. Dan memancing Lidya juga adalah bagian dari siasat mereka, gimanapun juga wanita cantik sangat berharga. tentu sebelum itu mereka harus bersenang-senang dulu.
Beberapa preman berjalan mendekat sambil memperlihatkan senyum mesumnya,
"Gadis cantik! Jangan pergi kalau sudah datang ya!
"Iya, ikut Abang ya? Timpal yang lainnya. Abang akan membuatmu senang"
Lidya menghembuskan nafas keruh lalu berkata. "Erik, terima kasih telah mengantarku pulang. Beberapa orang ini sedang bercanda Denganku! Mereka adalah teman ibuku dan mungkin mereka ada beberapa urusan denganku. Mereka tidak akan menyakitiku!"
percayalah!
Kamu pergilah, ada urusan penting yang ingin kami bahas!" Lidya tahu hari ini dia tidak bisa menghindar dari masalah ini. namun pria ini tidak boleh terlibat dalam urusan keluarga Wijaya. Tanpa disangka sebelum Lidya selesai bicara para preman itu sudah mengepung Erik. "Jangan berpikir untuk bisa meninggalkan tempat ini!
"Anak kecil, serahkan ponselmu dan letakan tangan diatas kepalamu dan berjongkok lah! Jangan melawan, kami adalah anak buah Tiger." Bos mereka bernama Tiger, dia adalah penguasa dunia hitam bagian timur kota.
Seorang pria kekar dan berkepala plontos memegang belati ditangannya, dia menampar Erik dan berkata "Aku bilang berikan ponselmu dan segera berjongkok, apa kah kamu bisa mendengar ucapanku? Ataukah kamu tuli sehingga tidak bisa mendengar apa yang saya katakan?"
Andaikan Erik hanya orang biasa, mungkin dia sudah kencing di celana dalam menghadapi situasi seperti ini. Namun Erik hanya menghela nafas dalam-dalam, dia tidak bisa memahami kenapa selalu saja ada orang yang tidak menyayangi nyawanya. Kenapa mereka tidak ingin hidup dengan damai diatas muka bumi ini.
Sebelum si plontos itu selesai bicara,
"Krak!
Gerakan Erik secepat kilat sehingga tidak ada yang bisa melihat gerakan tersebut.
Pergelangan tangannya diplintir, seketika itu juga suara teriakan pilu bergema didalam ruangan tersebut dan belati yang ada ditangannya pun terjatuh kelantai. Dua orang preman tiba-tiba ikut menyerang dari belakang. namun Erik dengan santai menendang mereka tanpa melihatnya. Suasana seketika menjadi hening. "Apa yang terjadi?