Li Yuchen adalah seorang kaisar yang memiliki kekuatan yang kuat hingga melegenda di Daratan Wuzhou namun tanpa disadari Hukum Dunia datang yang mengakibatkan dirinya gagal dalam melakukan terobosan yang lebih tinggi lagi.
Bagaikan orang yang terjatuh lalu tertimpa tangga, Li Yuchen dikhianati dan dibunuh oleh selir dan musuhnya hanya demi sebuah Harta.
Li Yuchen yang mengira ini adalah akhir dari hidupnya tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan kesempatan kedua dan dapat terlahir kembali.
Li Yuchen yang tidak ingin mengalami hal yang serupa di masa lalu pun mencoba mengubah takdirnya.
Apakah Li Yuchen dapat berhasil dalam mewujudkan keinginannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. Keinginan Terakhir
Li Yuchen yang tidak sadarkan diri di detik-detik tergenting saat Pembentukan Kembali Meridiannya tidak menyangka dapat bertemu jiwa pemilik tubuh di dalam alam bawah sadarnya.
Jiwa itu tidak dapat pergi dengan tenang dan tidak dapat melepaskan ikatannya dengan dunia ini dengan mudah karena memiliki dua keinginan yang belum terwujud.
"Maaf aku telah mengganggumu di saat seperti ini tapi aku tidak bisa menyerahkan tubuhku dengan mudah kepadamu meskipun kau adalah Seorang Kaisar sekalipun." ucap sebuah jiwa dengan ekspresi wajah yang sedih dan putus asa.
"Kau tau jika aku adalah Seorang Kaisar dan kau masih berani melakukan ini padaku." ucap Li Yuchen dengan ekspresi marah karen merasa usahanya untuk mendapatkan meridian sempurna telah hancur karena diganggu oleh jiwa orang yang telah meninggal.
"Aku tidak bermaksud mengganggumu tapi aku juga tidak ingin kau memiliki tubuhku. Jika kau memaksa menggunakan tubuhku sementara jiwaku tidak terima maka tubuh ini perlahan akan kehilangan fungsi dan membusuk. Kau yang ada di dalam tubuhku akan berubah menjadi mayat hidup." ucap arwah pemilik tubuh dengan penuh keyakinan sambil menatap ke mata Li Yuchen.
"A-apa maksudmu?" tanya Li Yuchen dengan nada bicara yang gagap dan ekspresi wajah terkejut.
"Sebelum kematianku, aku telah membuat sumpah yang telah diakui surga. Jika aku mati maka arwahku tidak akan tenang dan aku rela menjadi mayat hidup jika keinginanku tidak terwujud." ucap arwah pemilik tubuh dengan ekspresi wajah yang serius.
"Jadi maksudmu, jika aku ingin dapat menggunakan tubuhmu dengan sesuka hatiku maka aku harus mengabulkan dua keinginan terakhir sebelum kematianmu." ucap Li Yuchen dengan nada mengkonfirmasi informasi yang didapatnya dengan wajah kesal.
"Benar sekali. Karena itu lah, aku mohon padamu balaskan dendam kematianku dan kembalikan Kejayaan Keluarga Li seperti sebelumnya." pinta arwah pemilik tubuh sambil bersujud di hadapan Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang tidak tau malu.
"Aku ingin sekali memukul arwah ini tapi kira-kira akan kena atau tidak ya? Apa aku coba saja demi membuat diriku puas melampiaskan kemarahanku?" tanya Li Yuchen dalam hati sambil melihat ke arah arwah yang dengan tidak malunya menyuruh seorang Kaisar Legenda dari Daratan Besar melakukan semua yang diinginkannya.
"Tak! Tak! Tak!" suara jitakan kepala yang mengakibatkan tiga benjolan bertumpuk di atas kepala arwah pemilik tubuh.
"Beraninya kau memnyuruh melakukan hal itu. Kau tidak hanya mengganggu proses Pembentukan Kembali Meridian, kau menyia-nyiakan usahaku menahan rasa sakit selama hampir satu minggu dan kau juga bahkan mengutuk tubuh ini." ucap Li Yuchen yang kesal dengan wajah yang memerah sambil mengepal satu tangannya karena merasa sangat puas dapat menghajar orang yang telah membuatnya kesal.
"Tuan! Tidak, Yang Mulia! Saya mohon tolong hamba. Hamba minta maaf. Tolong kasihanilah arwah pria muda yang tampan dan bertalenta ini!" ucap arwah pemilik tubuh sambil merengek meminta tolong sambil memeluk pinggang Li Yuchen dengan sangat erat.
"Hei, lepaskan kakiku arwah sialan! Siapa yang kau sebut tampan dan bertalenta? Hah!" teriak Li Yuchen yang merasa tidak nyaman dengan sikap arwah yang memeluk kakinya.
"Kau bahkan tidak memiliki meridian , bertalenta apanya? Hah! Jangan bercanda! Tampan gundulmu! Dilihat dari ujung pipa pun kau tidak ada tampan-tampannya! Tubuh yang sangat lemah yang akan akan mati dengan hanya satu pukulan dari Kultivator Bumi level Satu!" teriak Li Yuchen yang kesal dengan nada suara yang tinggi sambil terus berusaha melepaskan diri.
"Akhirnya lepas juga! Kekuatan tangannya hebat juga membuatku harus susah payah demi melepaskan pelukan ini." ucap Li Yuchen dalam hati sambil melangkah beberapa langkah ke belakang.
"Yang Mulia,tolonglah saya. Saya hanya ingin agar jiwa hamba bisa bebas. Yang Mulia!" teriak arwah pemilik tubuh dengan sangat kuat sambil mencoba memeluk pinggang Li Yuchen kembali tapi ditahan Li Yuchen dengan kaki dan tangannya.
"Menjauh dariku! Jangan menyentuhku!" teriak Li Yuchen dengan suara keras sambil berusaha menghentikan arwah pemilik tubuh yang mencoba memeluk pinggangnya.
"Aku akan melakukan apapun demi Yang Mulia asalkan Yang Mulia mau menolongku. Bahkan jika Yang Mulia mau ditemani olehku pun aku bersedia." ucap arwah pemilik tubuh dengan gaya mencoba menggoda Li Yuchen dengan gaya seperti seorang wanita penggoda.
Li Yuchen yang mendengar perkataan arwah pemilik tubuh yang ditempatinya menjadi sangat kesal dan menjitak kepala arwah tersebut.
"Kau fikir aku ini pria seperti apa? Aku adalah pria normal dan aku tidak tertarik dengan arwah sepertimu!"teriak Li Yuchen dengan wajah memerah karena marah sambil menjitak kepala Arwah dengan sangat keras.
Arwah pemilik tubuh yang sudah kehabisan cara untuk meminta bantuan Li Yuchen pun menangis dengan sangat erat.
"Huuaahh! Huuaaahh! Huaaahhh! Yang Mulia jahat sekali! Kau ambil tubuhku tapi kau tidak ingin membantuku! Yang Mulia kejam!" teriak Arwah pemilik tubuh sambil berguling-guling dengan air mata yang terus mengalir dan ekspresi wajah yang sangat sedih.
"Hah! Baiklah baiklah! Aku akan mengabulkan dua keinginan terakhirmu jadi berhenti menangis! Apa kau tidak punya malu menangis seperti itu!" teriak Li Yuchen dengan wajah tak bisa mengatakan apapun.
"Terima kasih Yang Mulia! Kau ternyata sangat baik dan tampan." ucap Arwah Pemilik Tubuh yang menghapus air matanya dan berganti dengan tawa serta langsung menghentikan aksinya dan berlari menuju ke arah Li Yucheb lalu berusaha memeluk pinggang Li Yuchen yang langsung ditendang menjauh oleh Li Yuchen.
"Hehehe... Karena Yang Mulia setuju maka tubuh ini aku serahkan pada Yang Mulia. Terima kasih banyak Yang Mulia!" teriak Arwah Pemilik Tubuh sambil tertawa riang dan perlahan menghilang dari pandangan Li Yuchen.
Li Yuchen yang mengingat akan janjinya pun selangkah demi selangkah membantu Arwah Pemilik Tubuh mengabulkan keinginan terakhirnya.
Li Yuchen yang sudah tidak memiliki kepentingan di tempat itu pun langsung pergi serta tidak mengatakan sepatah kata pun dan meninggalkan Kelompok Keluarga Wei yang masih berdiri membatu di tempatnya.
"A-apakah Tuan Master Formasi sudah benar-benar pergi?" tanya seorang Pengawal Keluarga Wei dengan ekspresi wajah yang tidak bisa ditebak.
"Se-sepertinya begitu." ucap salah seorang pengawal yang langsung terduduk di tanah karena kakinya tidak memiliki kekuatan lagi.
"Aku bahkan menahan nafas karena takut membuat Tuan Master Formasi marah!" ucap pengawal lainnya juga yang ikut merasa lega saat kepergian Li Yuchen.
Wei Lan yang tidak memiliki kesan baik terhadap Li Yuchen meskipun Li Yuchen telah menyelamatkan nyawanya dan para pengikutnya.
"Apa yang kalian takutkan? Dia hanya Seorang Ahli Formasi dan bukan Master Formasi. Jangan melebih-lebihkan dirinya!" teriak Wei Lan yang kesal dengan nada tinggi karena merasa dipermalukan di depan pengikutnya.
"Nona, jangan bicara seperti itu. Bagaimana pun juga kita tetap harua berterima kasih karena jika Tuan Master Formasi tidak datang saat ini mungkin kita yang ada di posisi perampok itu!" ucap Pemimpin Pengawal Keluarga Wei dengan ekspresi wajah yang serius dan rasa hormat yang tinggi untuk Li Yuchen.
Wei Lan yang telah diselimuti amarah tidak ingin mendengar perkataan siapapun dan menganggap jika hanya dirinya yang benar.
"Diam! Jangan terlalu memuji dan menyanjungnya! Lihat saja pakaiannya yang telah usang dan penuh dengan robekan itu. Dia pasti seorang pengemis yang tidak punya uang dan tempat tinggal karena itu lah dia berada di hutan ini karena tidak punya apapun." teriak Wei Lan dengan ekspresi wajah yang penuh dengan amarah dan sorot mata yang tajam.
"Jangan pernah mengatakan apapun tentang orang itu. Jika aku mendengarnya lagi maka siap-siap untuk keluar dari Pengawal dan Penjaga Keluarga Wei!" teriak Wei Lan dengan suara keras sambil memberi peringatan keras kepada semua orang yang ada di sana.
Sementara itu, Li Yuchen yang tidak benar-benar pergi mendengar semua yang dikatakan oleh Wei Lan.
"Hah, serigala berbulu domba! Saat topengnya ketahuan dalam sekejap mata langsung berubah sikap menikam orang yang telah menyelamatkan nyawanya!" ucap Li Yuchen dengan suara rendah lalu pegi dari tempat itu tanpa menoleh ke belakang lagi.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya..
Terima kasih..
apa gak ada nama lain yg lbh jelek????
membacanya cukup sampai disini....
(memang begitu😛)
justeru alur jadi bajing luncatt...😅😜👌
sendu = sikap yg terbawa dalam kesedihan.
senduh = ?????!
belum lagi bbrp kata yg tidak tepat sesuai kebutuhan kalimat dan ....
+ langkah = gerakan kaki saat berjalan.
+ langka = sesuatu yg jarang/sulit dicari.
+ kesiann mantan guru bahasanya......!!
sadarkah anda sudah mempermalukan guru bhs indonesia dari SD, SMP, SMA....? 9 thn itu dipelajari lho...!!🧐🤔🙈
yakinlah pembaca yg normal anda buat jijik....!
silakan thor.... silakan siram toiletnya bersih² lalu cebokan nanti setelah bersih barulah anda bab...😅😜
+ makan dulu baru mulai memasak.
+siram toilet dulu baru buang air
+ tulis berita dulu baru ke tkp
😂😴😂😴😂😴😂😴😂😴😜😜🙊🙈😇😇😅😇😅😅😅😅😇
takutnya penulis ini bila buang air, toilet disiram dulu baru buang air..😜🙊🙈😂😂😂