Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Jahil Sky
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Di Restoran--------...
Siang itu, untuk pertama kali semenjak mereka bertemu dan mulai akrab. Sky mengajak Claudia untuk makan siang di sebuah restoran favorite Sky di kota itu.
Restoran itu adalah restoran khusus makanan eropa.
"Kamu mau pesan apa Clau?" tanya Sky yang sedang membuka daftar menu makanan.
"Bebas, yang penting bukan racun!" jawab Claudia dengan tawa candaannya.
"Hahaha, kalau begitu menunya disamakan aja ya!" Sky ikut tertawa karena ucapan gadis di hadapannya ini.
Sky mulai memesan 2 menu yang sama terhadap pelayan di restoran itu.
"Saya pesan menu ratatouille nya dua dan spanish latte nya juga dua ya!" kata Sky memesan menu tersebut.
Pelayan itu langsung mencatat pesanan mereka.
"Apa hanya ini saja tuan?" tanya pelayan.
"Eemmm, sepertinya tidak ada!" jawab Sky.
"Baik tuan dan nona, mohon di tunggu sebentar!" ucap pelayan sambil mengambil kembali daftar menu di atas meja dan menuju ke dapur.
Claudia dan Sky mengangguk secara bersamaan serta tersenyum ramah.
"Oh ya Sky, btw kamu sering ke restoran ini ya?" tanya Claudia karena dia baru pertama kali melihat resto yang tidak jauh dari jarak kampus nya.
"Maybe, disini makanannya enak banget loh!"
"Tapi, katanya restoran ini baru 1 bulan lebih berdiri di kota ini!" jawab Sky.
"Ooo..., pantes saja aku baru tau disini ada restoran khusus makanan eropa".
"Hmmm, tapi di lihat-lihat ramai juga pengunjungnya. Karena katamu resto ini baru di berdirikan di kota ini 1 bulan!" lirih Claudia sambil melihat sekeliling dari tempat duduknya.
"H begitulah, tapi aku penasaran sama pemilik resto ini. Kata orang-orang, beliau juga ambil alih bagian dapur juga. makanya semua menu makanan disini pada enak-enak karena ada racikan dari tangannya!" ujar Sky.
"Iya kah?"
"kenapa seperti tante Alexa?" ucap Claudia.
Sky mengerutkan keningnya, "Maksud kamu?"
"Tante Alexa siapa?" tanya Sky yang tidak mengerti ucapan Claudia.
Claudia menghela nafas, "Tante Alexa itu Ibunya Zen!"
"Katanya Tante Alexa mempunyai sebuah restoran makanan khusus eropa dan beliau sendiri yang mengambil alih di dapur sebagai chef juga!" jawab Claudia dengan jelas.
Sky seketika membulatkan mata nya, "Kamu serius?"
Claudia mengangguk iya, " Iya, tapi aku belum tau dimana restoran ibu nya Zen"
"Apa jangan-jangan ini restoran yang di maksud tante Alexa ya?" lirih Claudia yang menduga jika restoran yang mereka datangi adalah milik Alexa, ibunya Zen.
"Maybe!" seru Sky.
Saat keheningan mulai terjadi di antara mereka, ada seorang wanita dewasa yang menghampiri meja mereka sambil membawa menu makanan pesanan.
"Selamat siang tuan dan nona!"
"Ini untuk menu pesanannya, silahkan di cicipi!" ucap wanita dewasa itu adalah Alexa.
Claudia melirik ke arah wanita itu yang tengah menghidangkan makanan di atas meja mereka, membuat mulutnya terplanga dan terkejut.
"Tante Alexa!" tegur Claudia.
"Iya Claudia!" Alexa tersenyum ramah terhadapnya.
"Ya ampun tante, aku gak nyangka bisa ke restoran milik tante!"
Claudia langsung berdiri dari tempat duduknya, kemudian mereka saling cipika-cipiki.
Sky melihat dua wanita yang seperti saling kenal hanya bisa menatap pandangan cipika-cipiki itu.
"Selamat datang ya Clau, akhirnya kamu datang juga ke restoran tante!" ujar Alexa.
"Iya tante, kalau bukan karena di bawa oleh temanku. Aku gak akan tau jika ini adalah restoran tante!" lirih Claudia sangat senang bertemu dengan Ibu tetangganya itu.
"Teman?" seru Alexa melirik ke arah Sky yang tengah duduk tenang sambil menatap mereka berdua.
"Iya, dia temanku namanya Sky!" ucap Claudia.
"Ooohh..., begitu. Ngomong-ngomong dimana Zen? Kok tumben gak sama kamu?" Alexa yang baru teringat jika putranya tidak bersama mereka.
Claudia tertegun, saat Alexa menanyakan putranya.
"Zen...., tadi dia-"
"Tadi aku ke toilet bu!" sahut seorang Pria secara tiba-tiba memotong perkataan Claudia dan muncul dari belakang mereka.
Bola mata Claudia membelalak saat mendengarkan suara Zen yang memotong perkataannya. Alexa dan Claudia menoleh ke belakang, terlihat Zen berdiri tegap dengan senyum sumringah nya.
"Zen, ya ampun! Kirain Ibu, kamu gak ikut gabung sama mereka!" ucap Alexa.
"Ah itu, aku tadi ada urusan bu. Aku suruh mereka nyusul duluan ke sebuah restoran. Eh, gak taunya malah ke restoran kita!" lirih Zen berkata bohong, karena sebenarnya ia tidak ajak sama sekali.
"Oh gitu, ya sudah. Kamu mau menu apa, biar ibu hidangkan!" tanya Alexa.
"Engga usah bu, aku gak selera makan. Soalnya ada yang bikin aku gak mood!" jawab Zen sambil melirik Sky dengan sinis.
Sky yang melihat kedatangan Zen secara tiba-tiba tampak terkejut, ia penasaran dengan pria itu kenapa bisa tau jika dirinya dan Claudia sedang berada di restoran milik Alexa alias ibunya Zen.
"Apa dia ngikuti kami? Tapi, ini kan restoran milik ibu nya. Hmmm...., kebetulan saja kali ya dia bisa berada disini!" gumam Sky di dalam hati nya.
Zen masih terus menatap Sky dengan tatapan sinis, Sky menyadari tatapan itu tapi ia memilih tak peduli.
"Clau, ayo makan dulu! Keburu dingin makanan nya" lirih Sky.
Claudia menoleh ke arahnya dan mengangguk iya. Perutnya memang sudah berbunyi keroncongan dari tadi.
Alexa yang mendengarkan perkataan pria muda itu, merasa tidak enak karena sudah menggangu pelanggannya.
"Clau, tante permisi dulu ya! Ada yang harus di kerjakan yang lain, maaf sudah mengganggu kalian!" ucap Alexa dengan nada pelan sambil melirik ke arah Sky dengan raut wajah seperti merasa tidak mulai nyaman.
Alexa melangkah maju menuju putranya sambil berbisik, "kamu mau ikut Ibu ke dapur atau gabung sama mereka?"
Zen tidak menjawab, melainkan melangkah menuju ke meja mereka. Tanpa dipersilahkan, ia langsung menarik kursi lain dan duduk di meja mereka.
Alexa yang melihat tingkah putranya itu, hanya bisa menggelengkan kepala. Dirinya melanjutkan aktivitasnya yang lain dan menuju ke arah dapur restoran.
"Ada-ada saja kelakuan putraku!". Gumam Alexa yang sudah menjauh dari meja mereka.
Di lain sisi, Sky dan Claudia saling berpandangan. Mereka berdua yang hendak menyantap makanan malah terdiam heran terhadap Zen yang tiba-tiba gabung ke meja mereka.
"Ngapain Lo duduk disini?" tanya Sky.
"Kenapa emangnya? Aku kan teman Claudia juga, lagian ini restoran milik ibuku!"
"Ya, suka-suka aku mau ikut gabung sama pelanggan atau gak!" jawab Zen dengan judes.
Sky memutarkan bola mata nya, "Ikut gabung sama pelanggan atau memang gak bisa jauh dari Claudia?" tanya Sky sekali lagi sambil tersenyum miring.
"Lebih tepatnya itu!" jawab Zen dengan berani sambil menatap Sky dengan lekat.
Claudia melihat dua pria di hadapannya yang saling menatap sinis dan tak suka, membuat kepalanya mumet.
"kalian kenapa sih? Jangan bikin mood makan siangku berantakan hanya karena kalian berdebat gak jelas gini!" tukas Claudia mulai ketus.
Suasana hati Claudia gampang berubah seketika, bisa di anggap moodyan. Karena perdebatan antara Sky dan Zen gak jelas itu, hampir membuat ia tak selera makan.
"Maaf Clau, lanjut aja makannya. Nanti kamu pulang sama aku ya!" ucap Zen dengan nada pelan dan berharap gadis itu menerima ajakannya sekali lagi.
"Apa? Engga-engga!"
"Claudia tetap harus pulang sama aku!" ujar Sky dengan tegas dan menatap Zen sekali lagi dengan tatapan tajam mata hazelnya.
"Aku sama dia tetanggaan. Jadi, dia harus pulang bareng sama aku!" ucap Zen.
"Ibu nya amanahi ke aku, jadi dia harus pulang sama aku!" ucap Sky yang tak mau kalah.
Sekarang mereka berdua sudah berdiri dari tempat duduk nya dan tatapan mereka saling menyerang satu sama lain. Sky dan Zen juga mengepalkan tangan kosongnya seperti ingin berduet untuk bisa mendapatkan Claudia hanya demi mengantarnya pulang.
Claudia melihat kelakuan mereka yang seperti anak kecil itu merasa geram.
Bruaaakkkk!
Claudia mengebrak meja dengan kesal.
"CUKUP!"
"Aku tidak akan memilih pulang bersama kalian berdua!" ucap Claudia dengan nada tinggi.
"Aku bisa pulang sendiri naik taksi!" timpalnya lagi.
Dia menghembus nafasnya dengan kasar, dan kembali duduk.
"Dasar menyebalkan!" gumam Claudia.
Di lain sisi, Sky dan Zen mendengarkan ucapan Claudia yang tiba-tiba mulai Emosi itu membuat mereka langsung terdiam dan kembali duduk di kursinya masing-masing.
Claudia memberikan tatapan datar kepada kedua pria itu sambil mengunyah makan. Sky yang juga sudah sangat lapar, dia memilih menyantap hidangan di depan matanya.
Sedangkan Zen, hanya duduk diam sambil menatap wajah Claudia yang sangat memancarkan aura kecantikan dari penampilan berbedanya hari ini.
"Cantik banget kamu hari ini Clau, berpenampilan feminim seperti ini sangat cocok untukmu tapi penampilan tomboy mu juga cocok dan aura machonya lebih kelihatan! Intinya, bagiku kamu selalu cantik!" ucap batin Zen sambil tersenyum memandangi wajahnya.
Sky yang melirik ke arah Zen sedang tersenyum sambil menatap wajah Claudia, membuat dirinya jealous.
"Cari kesempatan banget nih orang, malah senyum-senyum sambil natap Claudia segala!" buncah Sky dengan Jealous.
Sky menelan makanan suapan terakhir dengan penuh kesal, sesekali dia memutar otaknya untuk berpikir bagaimana bisa menjahili Zen yang terus caper menatap gadis itu.
Saat ia hendak meminum spanish latte, ide jahilnya mulai muncul detik itu juga.
"Woi, Bro!" panggil Sky kepada Zen.
Zen menoleh ke arahnya dengan menaikan ujung alisnya.
"Kenapa?"
Sky memberikan minumannya kepada Zen.
"Coba deh minuman ku, kayaknya ada yang aneh dengan rasanya!"
"Hah! Aneh gimana?" tanya Zen menerima minuman itu.
"Entah, kayak ada yang aneh gitu rasa spanish latte nya!" ujar Sky memperlihatkan ekspresi serius.
"Kenapa Sky?" ucap Claudia yang ikut bertanya karena penasaran.
"Ini Clau, masa rasa spanish latte nya kayak ada rasa asin gitu!" kata Sky.
Zen yang bingung dengan komentar Sky soal minuman yang di sajikan dari restoran Ibunya merasa heran. Ia terus menatap spanish latte yang sudah setengah gelas di minum oleh Sky, tapi dia juga penasaran dengan apa yang dikatakan Sky jika rasa minuman itu aneh.
"Hmmm, masa iya spanish latte rasanya asin?" seru Claudia.
"Coba sini aku yang rasa minuman mu!"
Claudia ingin menarik gelas milik Sky tapi di tahan oleh Zen.
"Gak apa-apa Clau, biar aku yang rasa aja. Takutnya, malah di taruh racun sama dia!" ucap Zen melirik sinis ke Sky.
"mana mungkin aku taruh racun ke orang lain!" sahut Sky membela dirinya.
Zen terus menatap Sky dengan sinis tapi tangannya sambil menegukkan minuman milik Sky.
Dia mencoba mencicipi rasa Spanish Latte itu, tidak ada rasa yang aneh seperti dikatakan oleh Sky. Tapi tiba-tiba,
Huueeekkkk....
Zen memuntahkan spanish latte itu ke dalam gelas.Terdapat beberapa bulu halus yang mengapung di dalam gelas itu.
"Iiiuuuuuhhhhhh, apa itu?" Claudia melirik ke arah gelas bekas muntahan Zen, dia merasa mual saat mengetahui jika ada bulu yang mengapung.
"Sh*tt!. Bulu apa ini?" Zen menatap lekat ke arah gelas itu, sedangkan Sky menahan tawanya tapi masih memperlihatkan wajah profesionalnya agar tak ketahuan.
"Aneh kan? Aku aja jijik minumnya, kok bisa ada bulu di dalam minuman ku?" ucap Sky.
"Tapi di minumanku gak ada sama sekali seperti itu, kenapa minuman mu bisa seperti ini itu. Padahal jenis minuman kita sama" sahut Claudia karena dia tidak menemukan keanehan di gelas minumannya.
"Aneh sekali, nanti aku coba cari tau kenapa minuman mu ini ada bulu nya!" lirih Zen melirik ke arah Sky.
Senyuman miring muncul di bibir Sky dalam sekilas.
Zen melihat itu mulai curiga dan menduga jika sepertinya Sky sedang menjahili dirinya.
"Awas kau Sky, akan ku cari tau bulu apa sebenarnya ini? Aku tau kau pasti sedang menjahili diriku!" gumam Zen di dalam hatinya yang terus menatap Sky dengan sinis.
"Hahaha...., rasain tuh bulu kaki ku! Akhirnya ide ku berhasil!" Sky tertawa di dalam hatinya.
Ternyata Sky tadi sengaja diam-diam menarik bulu kakinya beberapa helai. Setelah menegukkan setengah minumannya, di saat tatapan Zen yang terus menatap Claudia.
Disitu pulak ia diam-diam memasukan bulu kakinya dan di aduk supaya tidak kelihatan mengapung terlebih dahulu.
Kebetulan saat itu Claudia juga sedang lengah dan tidak menatap ke arah Sky, jadi dirinya bisa leluasa menjalankan aksi ide jahilnya.
Sky merasa puas dan senang karena idenya berhasil, dia bangkit dari duduk nya dan menuju ke kasir untuk membayar sebelum mengantar Claudia pulang.
"Hmmm, kamu gak apa-apa Zen?" tanya Claudia mencoba memberi perhatian karena merasa kasian melihat Zen yang hampir menelan bulu aneh itu.
Zen menghelakan nafasnya dan menyunggingkan senyuman, "Gak apa-apa Clau!"
Ketika Zen tersenyum kepada gadis itu, tiba-tiba seseorang menghampiri meja mereka.
"Claudia...!" ucap orang itu sambil menatap ke arahnya dengan tatapan marah.
"A-alvin!" seru Claudia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰