Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemabuk
Sore itu di kediaman keluarga Suseno, sang pemilik rumah tengah menikmati secangkir teh. Di umurnya yang tidak muda lagi ini, berdiam di rumah adalah hal yang paling tepat untuk di lakukan. Laki-itu hanya memiliki dua anak. Anak pertamanya sudah lama meninggal dan anak keduanya tinggal dan menetap di luar negri.
Dia hanya tinggal berdua dengan cucu dari anak pertamanya. Meski sempat meminta menantunya untuk tetap tinggal di rumah setelah kepergian sang anak, namun setelah sang menantu menikah lagi mau tidak mau dia harus ikut dengan suami barunya.
Jagad Suseno akhir-akhir ini di penuhi rasa takut yang membuat hidupnya tidak tenang.
Pasalnya sang cucu Aksara Suseno yang mewarisi segalanya membuat ia khawatir. Dunia malam yang di sukai Aksara membuat citra sang cucu begitu buruk. Pemabuk dan pemain wanita, begitulah Aksara di mata orang-orang.
Entah sudah berapa kali dia berusaha menjodohkan cucunya, namun Aksara selalu menolak dengan tegas.
Aku masih muda kek, aku akan menikah dengan pilihan ku sendiri.
Kata-kata itu terus di ucapkan jika Jagad Suseno menanyakan perihal pernikahan. Dia terus mendesak dan menuntut pernikahan bukan tanpa alasan, dia berharap sifat buruk Aksara mungkin akan berubah jika dia sudah punya keturun.
Tidak di pungkiri, dalam hal bekerja dan mengembangkan prusahaan kemampuan Aksara tidak perlu di ragukan. Dia tidak pernah mengecewakan sang kakek untuk hal itu.
Ditengah lamunan yang cukup panjang itu Hp laki-laki berdering, "Hanggoro Suseno memanggil" sejenak dia berpikir.
Ada apa anak ini menelpon ku, apa prusahaannya tidak baik-baik saja.
Namun karna takut akan hal buruk menimpa, dengan cepat dia merespon panggilan dari Hanggoro.
"Hallo Hangoro ada apa?"
"Tuan, putri ku dalam bahaya besar." mendengar hal itu Jagad Suseno tersenyum licik. Sebenarnya dia memang sudah mengetahui tentang Ratia.
"Lalu apa yang kau inginkan?"
"Bantu aku tuan, aku sangat takut orang-orang ku akan terlambat. Bukankah tuan memiliki beberapa prusahaan di negara itu?"
"Tentu aku bisa menolong dan memastikan Putri mu aman selama hidupnya Hanggoro!"
"M-maksud Tuan."
"Nikahkan putri mu dengan cucuku maka akan ku pastikan dia selamat. Tapi, jika kau tidak mau aku tidak bisa memastikan bagaimana putri mu nanti!"
Seperti tidak punya pilihan lain Hanggoro langsung setuju dengan hal itu. Keselamatan sang putri adalah hal yang paling penting saat ini.
Semoga anak itu mau menikah, putri keluarga Atmojo itu sangat cantik. Apa dia akan tetap menolak kali ini.
Dengan kekuasan yang besar, bukan hal sulit bagi Jagad Suseno mengarahkan beberapa orang untuk segera menyelamatkan Ratia.
Meski sedikit ragu untuk membicarkan perihal perjodohan ini kepada sang cucu Aksara, tapi apa salahnya mencoba bukan.
"Katakan pada Aksara untuk pulang malam ini, Saya sedang sakit" dia memilih mengirim pesan saja kepada sekretaris, karna tau jika menelpon alasan sakit itu dapat dengan cepat terbongkar.
Sementara itu Aksara tengah sibuk dengan bebagai berkas yang menumpuk di meja. Beberapa berkas dapat dia tanda tangani namun, ada beberapa berkas juga yang langsung ia lempar ke lantai. Ditengah Aksara yang masih sangat sibuk, seorang staff mengetuk pintu lalu masuk tanpa persetujuan.
"Maaf Tuan, kakek anda barusan mengirimi saya sebuah pesan.''
Aksara hanya melirik dan tak mengatakan apapun namun Hani sudah paham bagaimana Tuannya itu.
"Anda di minta pulang malam ini tuan, katanya dia sedang sakit."
Apq sakit? Dua hari yang lalu di masih sehat. Aksara
"sampaikan saya akan pulang."
"Baik tuan."
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan, Aksara langsung melajukan mobil. Ada sedikit khawatir dengan kondisi sang kakek, pasalnya hanya kakeknya lah yang dia punya. Sebenarnya dia masih punya keluarga lain tantenya, namun karna menikah dengan orang asing membuatnya tantenya itu tidak bisa tinggal di tanah air. Sementara sang ibu, entah lah.
Sesampainya di rumah, dia melihat sang kakek duduk di ruang keluarga.
kan dia sehat, alasan apa lagi yang akan di pakainya untuk memaksa ku menikah. Aksara
Terbesit keinginannya untuk kabur saja, dan menghindari pembicaraan malam ini. Namun sial sang kakek sudah melirik, ke arahnya.
Ahh sial aku tidak bisa kabur malam ini. Aksara
Menyadari keberadaannya sudah di ketahui sang kakek Aksara langsung mempercepat langkahnya.
"Kenapa lama sekali pulangnya."
''Banyak pekerjaan kek, belum lagi megurusi pem.."
"Sudahlah tidak usah di buka tempat itu, merusak moral!" sang kakek memotong cepat karna tidak suka atas apa yang di kerjakan cucunya.
"Jadi Kakek sakit apa?" mengalihkan pembicaran dengan cepat.
"Dada kakek sakit Aksara, apa jangan-jangan umur kakek tidak lama lagi ya?"
Alah Kakek pikir aku tidak tau kakek hanya pura-pura, akting kakek sungguh buruk sekali. Aksara.
"Apa yang kakek inginkan." Langsung bertanya pada intinya.
"Begini Putri dari keluarga Atmojo, kau ingat bukan?"
Kan masalah menikah lagi. Aksara
"Aku tidak mau kek!"
"Dengar dulu, dia masih dalam bahaya sampai saat ini. Kau tau keluarga Baskoro mengintainya dan ingin membunuhnya sekarang." Aksara nampaknya sedikit tertarik. "maka dari itu, kamu harus secepatnya menikahi dia. Ini satu-satunya cara menghentikan niat jahat mereka. Kalau tidak kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya pada gadis itu."
"Kenapa aku yang harus menikahinya?" mengernyitkan dahi.
"Karna keluarga itu takut dan tunduk pada kita. Apa kakek yang harus menggantikan mu?''
"Tidak, aku akan menikahinya!" Jagad Suseno begitu terkejut, mengapa semudah ini. Padahal dia sudah menyiapkan Akting terbaiknya. "Kapan pernikahannya kek?"
Apa, apa anak ini sedang mabuk?
"Sekarang gadis itu belum sampai ke tanah air. Tapi ayahnya sudah menyusul dan akan segera membawanya pulang."
"Tapi apa dia mau menikah dengan ku?"
''Tentu saja dia mau."
Kakek pasti sudah mengancam orang tuanya kan. Aksara
Malam ini ternyata di lalui Jagad suseno dengan sangat mudah. Meski bingung dengan jawaban sang cucu, tapi itu bukan hal penting. Yang penting cucunya menikah.
...****************...
Sementara itu, calon mempelai wanita masih dalam perjalan. Setelah puas menangis karna tahu sang ayah telah menjodohkannya, akhirnya Pak Muh berhasil menenangkan Nona Mudanya.
"Ratia ayah minta maaf, tapi pernikahan mu harus segera di laksanakan."
"Tapi, Ratia masih ingin bekerja dan hidup mandiri."
"Ke mana lagi ayah harus menyembunyikan mu nak? Kita tidak mungkin trus begini." tidak ada lagi bantahan dari Ratia, dia membisu selama perjalanan. Benar apa yang di katakan ayahnya, sampai kapan ia trus bersembunyi.
Sesampainya di rumah Ratia trus menunduk, tak ada pelukan untuk melepas sebuah kerinduan. Dia tetap diam saat ayah, ibu, kakek dan yang lainya memeluk Ratia dengan penuh kasih sayang.
"Nona, jangan begini" ucap pak Muh, ia mau tidak mau harus menegur, karna Ratia belum kunjung bergerak. Pak Muh sangat mengerti.
Melihat Ratia yang bersikap demikian, sang kakek langsung menatap Hanggoro seolah bertanya hal apa yang sudah terjadi.
"Dewi bawa Ratia ke kamar." tanpa membantah Dewi langsung menggandeng sang putri.
"Hanggoro ikut ayah!"
"Aku ikut,"
"Tidak Rama, tetaplah bersama adik mu!"
"Aku harus tau yang sudah Ayah lakukan kepada adikku?"
Mau tidak mau Kusuma terpaksa mengizinkan cucunya ikut dalam pembicaraan.
Setelah mendengar penjelasan panjang Hanggoro, wajah Kusuma tidak menunjukkan ekpresi apapun. Dia seolah sudah menduga hal itu.
Namun berbeda dengan anak, Rama dengan cepat menuding ayah dan kakeknya "Aku tidak setujuh Yah, aku tau siapa cucu keluarga Suseno itu."
"Rama ini semua demi keselamatan adik mu."
"Kalian sungguh keterlaluan! menikahkan Ratia pada pemabuk seperti Aksara, bukalah pilihan yang tepat. Kenapa tidak ayah biarkan saja orang-orang Baskoro itu menghabisi adik ku?"
Mendengar apa yang di ucapkan anaknya, Hanggoro gelap mata. Tanpa dia sadari tubuh Wira sudah terduduk di lantai.
Apa yang aku lakukan kenapa aku menyakiti anak ku. Hanghoro
Hanggoro menatap tangan yang di gunakan untuk menampar putranya.
"Rama maafkan ayah," tanpa melihat sang ayah, Rama keluar membanting pintu.
double up