NovelToon NovelToon
Penjara Hati Ceo

Penjara Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Roman-Angst Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:32.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayi Di Rumah Lusi

"Ini Buk, cari Lusi," kata pak Hadi pada sang istri, kemudian menatap pria berjas rapi di depannya. Siapa yang datang? Lalu kenapa cari-cari Lusi? Rasanya baru kali ini ada yang mencari Lusi. Pak Hadi tetap waspada, takut nanti ada apa-apa.

"Ada lusinya? Alamat rumahnya benar kan ini?' tanya Virgo, dia memperlihatkan alamat rumah pak Hadi lewat ponselnya. Karena pak Hadi tidak langsung menjawab apa di sana ada Lusi atau tidak.

"Ya, benar. Ini alamatnya," kata Pak Hadi. Beliau saling tatap dengan sang istri yang kala itu sedang menggendong seorang anak.

"Jadi benar? Boleh saya bicara dengan Lusi?" tanya Virgo lagi. Meskipun sebenarnya ingin masuk, dari pada lama basa-basinya.

"Tunggu, sebentar!" Pak Hadi meninggalkan motornya, beliau lalu mengajak istrinya masuk.

"Masuk dulu, Bu," ajak pak Hadi.

"Memangnya itu siapa, Pak?" sang istri penasaran.

"Bapak juga tidak tahu, tapi mending Ibu masuk dulu." Pak Hadi langsung masuk ke belakang. Ada Lusi yang sedang membuat mie instan karena lapar. Padahal sudah ada nasi, tapi sepertinya Lusi ingin mie goreng dikasih sawi dan cabai yang banyak.

"Lus ... Lusi, matikan kompornya dulu."

"Ada apa, Pak?"

Lusi mematikan kompornya, lalu mendekati pak Hadi.

"Ada laki-laki mencari mu."

"Siapa?"

"Bapak juga tidak tahu."

"Sudah bapak suruh masuk?"

"Belum, masih di luar. Coba kamu lihat."

Tiba-tiba Lusi khawatir, jangan-jangan Edo. Apa mungkin kakak tirinya itu tahu dia ada di sini? Tak langsung menemui tamunya, Lusi malah mengintip lewat jendela kaca ruang tamu.

Hanya terlihat sosok hitam dengan jas, karena membelakangi Lusi. Pria itu sepertinya sedang berbicara di telepon, karena ponselnya ditempelkan di telinga.

"Siapa? Kamu kenal? Kalau gak kenal, biar Bapak usir," kata pak Hadi.

Lusi menggeleng, "Gak usah, Pak. Gak usah diusir. Saya kenal."

"Oh."

"Bapak berangkat juga gak apa-apa, nanti terlambat. Sudah jam segini," kata Lusi mengingatkan.

"Kamu yakin tidak apa-apa, kalau Bapak tingal?"

"Tidak apa-apa, kan ada ibu," kata Lusi. Memang sudah seperti anak sendiri, Lusi pun dijaga oleh pasangan suami istri yang baik hati tersebut.

Setelah berdiskusi dengan Lusi, pak Hadi lalu mempersilahkan Virgo masuk.

"Silahkan masuk!" kata pak Hadi. Beliau lalu pergi, karena harus masuk shift malam.

Virgo masuk ke dalam rumah, kecil. Ruang tamu dan kamar mandinya bahkan ukurannya hampir sama. Atapnya juga rendah, rumah yang mungkin bagi Virgo jelek dan tak layak. Padahal bagi sebagian orang itu merupakan rumah sederhana yang cukup layak untuk dihuni.

Virgo duduk di sofa yang agak kempes busanya. Mungkin sofanya sudah termakan usia. Di ruang tamu dia sendiri, ibu yang gendong anak tadi masuk kamar. Tak lama berselang, Lusi yang tadinya merapikan rambutnya di kamar, dia pelan-pelan keluar.

Keduanya saling menatap, belum ada kata yang terucap sampai Lusi duduk berseberangan dengan Virgo.

"Bapak mencari saya?" tanya Lusi membuka pembicaraan.

"Sejak kapan kamu kerja di tempat saya?" tanya Virgo. Ketika diberikan pertanyaan, Virgo malah membalas dengan bertanya balik.

"Itu tidak lama."

"Kamu sengaja mencari saya?" tuduh Virgo.

"Tidak! Awalnya saya tidak tahu kalau Bapak kerja di situ."

"Lalu setelah tahu, kenapa kau masih kerja di situ?"

Lusi mendongak, "Karena saya butuh uang. Saya tidak punya kesalahan apapun pada Bapak. Tidak ada alasan untuk menghindar."

Keduanya terdiam, benar juga. Untuk apa Lusi mengundurkan diri hanya karena mereka bekerja di tempat yang sama? Mereka tak ada hubungan, tak ada alasan bagi Lusi berhenti kerja hanya ada Virgo di tempat kerja yang sama.

Tak lama berselang, Tirta menangis. Bayi yang dulu lahir prematur dengan BB kurang dari 2 kilo tersebut kini sudah sedikit berisi. Mendengar sang anak menangis, Lusi menoleh ke belakang.

"Sebentar!" kata Lusi langsung beranjak pergi. Karena anaknya yang masih kecil itu terus saja menangis.

Lusi ke kamar, dilihatnya Tirta kecil sedang direbahkan di kasur.

"Kenapa, Bu?"

"Mungkin haus, ini Ibu lagi siapkan botol sama air panasnya, tapi gak sabaran," jawab Bu Hadi.

Lusi menatap anaknya yang menangis makin kencang. Kemudian dia membungkuk dan mengambil anaknya tersebut.

"Sini, sama Ibu saja. Kamu sedang ada tamu," kata wanita paruh baya itu.

"Gak apa-apa, Bu. Mana dotnya," pinta Lusi sambil mengulurkan tangan.

Lusi kemudian keluar sambil mengendong anak kecil yang mungkin baru bisa tengkurap tersebut. Dia kemudian duduk, lalu memberikan dot agar Tirta kecil tenang. Sengaja diberikan nama Tirta, artinya air. Yang mana Lusi menjalani garis hidupnya seperti air yang mengalir. Takdirnya memang seperti ini, dia pun mengikuti alur hidupnya.

Sementara Virgo, dia kelihatan berpikir keras. Dalam informasi yang dia dapat, tidak ada catatan pernikahan. Lusi masih single. Lalu kenapa dia mengendong anak sekarang?

"Anak siapa?" tanya Virgo sembari menelan ludah.

"Anak saya."

"Tapi kamu belum menikah." Seolah-olah Virgo tahu segalanya. Padahal dia tak tahu apa-apa.

"Dari mana Bapak tahu saya belum menikah?" Lusi mengerutkan dahi.

"Dari data karyawan!" jawab Virgo tak mau ketahuan kalau sedang mencari tahu apapun tentang wanita tersebut.

"Oh, ya ... Saya mengaku single pas wawancara. Ini karena terpaksa," jawab Lusi enteng.

"Jadi kamu sudah menikah?" tanya Virgo.

"Tidak, saya tidak pernah menikah. Tapi ... Ini memang anak saya. Lahir dari rahim saya sendiri! Dari laki-laki yang menniduri saya!"

Jakun Virgo naik turun, ia mengusap wajahnya sekali dengan satu tangan. Tiba-tiba flashback kejadian waktu itu.

"Jadi kau datang ke perusahaan pasti untuk ini?" ucap Virgo mulai tenang dan tidak shok seperti sebelumnya.

"Sepertinya dia akan terjamin jika ikut dengan Bapak," gumam Lusi.

Virgo tak habis pikir, kenapa Lusi bisa setenang itu. Walaupun dia juga tenang, tapi hatinya berkecamuk.

"Kau yakin ini anak dari hubungan waktu itu?" tanya Virgo kemudian berdiri.

"Silahkan tes DNA," ucap Lusi.

Virgo makin pusing, dilihat dari wajah Lusi yang begitu yakin, Virgo jadi sedikit percaya.

"Lalu kenapa kau tak datang begitu tahu hamil? Hem? Kau mau menjebak ku? Kenapa harus sekarang?"

"Ak ... Aku ..." Lusi tidak bisa menjawab.

"Jawab aku!" sentak Virgo.

Tirta kecil menangis keras, Lusi pun memeluknya erat.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa sayang," gumam Lusi dengan bibir bergetar.

Virgo mengusap wajahnya dengan kasar, kelihatan frustasi, kemudian duduk lumayan keras. Mungkin sakit, karena sofanya tak seempuk di rumahnya.

"Jadi apa maunya sekarang?"

"Rawat saja anak ini, ini darah daging Bapak. Jika dia ikut dengan saya, hidupnya tidak akan seberuntung dengan Bapak."

"Kamu tidak waras Lusi!" maki Virgo dengan keras, sampai bu Hadi ikut keluar dari kamar. Sejak tadi beliau menguping, dan cukup kaget saat tahu kalau pria kaya itu ayahnya Tirta kecil.

"Lalu kenapa Bapak jauh-jauh ke sini mencari saya?" tanya Lusi sambil mendongak. Dia menunggu jawaban Virgo dan bersambung lagi.

1
*Septi*
gengsi Virgo masih setinggi pohon alpukat 🤭
~ziaaa~
ckckck.....virgo....virgo...😑
Imas Kartini
virgo klw mau y tinggal lakuin aja g usah lemes mulutnya pke acara ngehina segala
Maya's ❤️
haishhhhh tak sumpah in kamu bucin akut sama lusi ya virgo, ben gantian kamu ngemisssss sama lusi. beuh gemes sama virgo 😒😒😒
Maya's ❤️
la nek masuk angin gimana nanti go virgo 🤭
Ainisha_Shanti
definition Mahu tapi malu 😂😂😂
ken darsihk
Eehhh pk Virgo kalau kebelet lihat si Lusi bilang aja, nggak usah ono ini kucruttt aneh 🤨🤨🤨
Ummi Yatusholiha
langsung ia tempelkan bibirnya dan tiba2 terdengar suara tirta menangis.. sokoooorrrrr 😁😁😁
Sept September: ya salam . nasibbb nasib /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
susilawatiAce
dikit amat kak sept.
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
satu kata buat Virgoun idih najonggggg ,.../Skull//Skull/
Ery_prsty
minta digetok pakai palu kepala virgo....
kata2mu pedas tp butuh Lusi😪😪
Maria Agustina
Luar biasa
aurel chantika
kalau virgo ini ada didunia nyata dan Deket sama aku,udah tak jambak-Jambak itu mulut.
Sept September: Monggo kak wkkwkwk
total 1 replies
aurel chantika
suwi-suwi tak keplak misan endasmu virgo
aurel chantika
kalau ngomong itu pake filter kenapa to kang virgo
aurel chantika
namanya juga laki-laki
💞🖤Icha
Lusi sumpel tuh mulut suamimu..biar bisa menghargai...punya istrì bukan seperti barang...kalau gk suka... kalau gk mencintai uda aza...biar Lusi sama Tirta selesai...punya suami hitungan uang rezekinya jauh...liat aza jadi bucin kamu Virgo..🤨🤨
Siti Ariani: iya bener sumpel pake kaos kaki 🤣
Sept September: lohhhh??? apanyaaa?? wkwkkwkw
total 3 replies
tintiin21
Virgo ini sok"an hina" Lusi tp sbnrnya sungguh berselera... 😌😌😌😌
Umine LulubagirAwi
Cerita Ka Sept selalu berbeda. pkoknya ambil baiknya, bruknya buat pelajran dan pmikiran kedannya aja. jgn di praktekan. dossa. jgn ya dek yaa. soalnya yg bca skrg ga cm irt, anak2 bca aja ga lihat genre. untg ka sept selaku sensorr.
Sept September: sama ky hp suamiku. jatuh dr tas pas mau ambil dompet, alhasil pisah jadi dua wkwkwk
Umine LulubagirAwi: aku ngetik perasaan bener, lah bnyak typonya tryta.
hp eroorr sndri ini. lcdnya mau copot dr csingnya. 🤣🤣🤭🤦‍♀🤦‍♀
total 3 replies
Risa Amanta
wes gendeng wong Iki..emang Luci pela**r
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!