Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Kalau kamu menolak perjodohan ini. Jangan harap kamu mendapatkan warisan dari Oma." Nenek Margaretha memberikan ancaman kepada Maxime.
Maxime terdiam seketika setelah mendengar perkataan Nenek Margaretha. Seolah-olah dia telah dibuat mati kutu oleh sang nenek.
Sungguh Maxime tak habis pikir, mengapa Nenek Margaretha lebih memilih berpihak kepada bocah itu dibandingkan dengan dirinya, padahal sudah jelas Maxime adalah cucunya.
Maxime ingin protes, tapi baru saja dia mangap, malah didahului oleh Nenek Margaretha.
"Oma hari ini mau pergi ke Singapura. Oma gak mau tahu pokoknya setelah Oma pulang dari Singapura, kamu harus berhasil membujuk Rachel agar Rachel mau menikah dengan kamu."
Setelah berkata seperti itu, Nenek Margaretha pun berteriak memanggil sang kepala pelayan.
"Nikita Wati, tolong siapkan semua pakaian saya dan telepon pilot untuk mempersiapkan pesawat. Kita harus pergi ke Singapura hari ini juga."
Setelah berkata seperti itu, Nenek Margaretha pun terbatuk-batuk, "Uhuukk... uhuukk..."
Kepala pelayan pun segera berlari menghampiri sang nyonya besar, "Baik, nyonya."
Terlihat Maxime yang sedang mengacak-acak rambutnya sendiri. Pria itu nampak frustasi. Untuk membujuk Rachel agar bekerja kembali di perusahaan saja sangat terasa berat bagi Maxime. Tapi sekarang Maxime malah mendapatkan permintaan dari neneknya yang jauh lebih berat, yaitu harus menikahi bocah itu.
Mimpi apa Maxime semalam sampai harus bernasib sial seperti ini.
...****************...
Saat ini Maxime sedang bersama dengan Boy di sebuah klub malam. Boy adalah asisten rasa sahabat. Kalau Maxime memilki masalah dia selalu bercerita kepada pria itu.
"Aku gak habis pikir kenapa Oma ngotot sekali ingin menikahkan aku dengan si bocah itu. Coba kamu bayangkan jika seandainya kamu menjadi suami dari seorang gadis yang masih bocah dan polos, rasanya tuh bukan seperti menjadi suami, tapi seperti aku lagi ngasuh bocah." Ucap Maxime, kemudian dia meneguk satu gelas seloki whisky.
Boy menahan tawa ketika mendengar perkataan Maxime, kemudian dia memberikan pendapatnya kepada Maxime sebagai seorang sahabat. "Dia memang masih bocah. Tapi menurut saya dia cukup cantik dan menarik. Itu di mata saya sebagai seorang pria, Tuan."
Sebagai asistennya Maxime, tentu saja Boy pernah beberapa kali bertemu dengan Rachel ketika Rachel masih menjadi OB. Dan Boy berbicara seperti itu memang berkata sejujurnya dengan pandangannya sebagai seorang pria terhadap Rachel.
Maxime tertawa kecil mendengar pujian Boy terhadap Rachel, "Cantik apanya? Dia sama sekali tidak menarik di mataku. Aku lebih baik hidup miskin dari pada harus menikah dengan bocah itu."
Maxime sepertinya sama sekali tidak peduli dengan warisan dari neneknya. Dia memutuskan untuk tidak menerima perjodohan itu, dia akan menjalani kehidupannya yang sederhana. Dia sangat yakin Elsa pasti akan menerimanya jika seandainya dia bukan Maxime Keano yang kaya raya lagi.
Boy pun terdiam, dia teringat dengan pesan yang dikirim oleh Nenek Margaretha kepadanya. Boy sedari kecil tinggal di panti asuhan milik keluarga Keano, sehingga dia sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano.
"Sebenarnya Nyonya meminta saya untuk merahasiakannya. Tapi saya terpaksa harus memberitahu anda bahwa sebenarnya Oma anda sedang sakit, Tuan." Ucap Boy dengan raut wajahnya yang nampak terlihat sedih.
"Oma sakit?" Maxime terkejut mendengarnya. Apakah mungkin ini alasan Nenek Margaretha tiba-tiba pergi ke Singapura, karena untuk berobat?
Boy memperlihatkan chat yang dikirim oleh Nenek Margaretha kepada Maxime.
[Boy, hari ini saya akan berobat ke Singapura. Kamu jangan memberitahu Maxime tentang hal ini. Tolong kamu bantu Maxime untuk mempersiapkan semua keperluan pernikahannya dengan Rachel. Saya akan pulang kalau Maxime dan Rachel sudah siap untuk menikah.]
lari sejauh mungkin biar Max frustasi coz kehilangan kamu.
sy yakin sudah ada benih Max yg tertinggal di rahim kamu.
nenek mu maha benar ya maxime