"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Bagaimana kalian sudah mencari tahu siapa perempuan yang saya katakan?" Tanya lelaki paruh baya itu.
"Sudah tuan, kami mengirim kan ke email tuan," Jawab sang anak buah.
"Baik, bagaimana perkembangan tentang pencarian seseorang yang saya katakan itu," Tanya sang laki laki paruh baya itu.
"Maaf tuan kami belum juga menemukan nya," Jawab sang anak buah sembari menundukan kepala nya.
"Baiklah, kalian cari sampai menemukan mereka," Ucap laki laki paruh baya itu menghela nafas berat.
Sementara disisi lain. Ketiga wanita itu masih berada di halaman belakang taman Aira.
"Sam, kenapa melamun?" Tanya Aira.
"Lagi mikirin kerjaan," Jawab Samudra.
"Oh, yaudah nih makan bolu bikinan aku," Ucap Aira memberikan sepotong bolu.
"Oke makasih, semoga aja ini bolu nya enak," Ujar Samudra meledek.
"Enak lah, aku pintar bikin bolu. Emang nya kamu cuman bisa bikin aku emosi," Ucap Aira kesal.
"Perasaan setiap bicara dengan ku, pasti kamu emosi," Ucap Samudra heran.
"Kamu nya nyebelin," Jawab Aira.
"Buset tu cewe cerewet amat," Ucap Samudra.
"Aira, kami pamit pulang dulu ya," Ucap bu Meilani berpamitan.
"Kenapa harus pulang sekarang, kan aku belum masak buat kita makan makan," Ucap Aira sedih.
"Lain kali kita kesini lagi ya, tante ada janji sama temen temen tante," Ujar bu Meilani mengusap pundak Aira.
"Yaudah tidak apa-apa, lain kali kita masak masak ya tan, nek dan juga Fera," Ucap Aira.
"Maaf ya kami buru buru, terima kasih atas jamuan nya sayang," Ucap Nenek sinta.
"Iya nek sama sama," Jawab Aira.
"Kami pamit dulu ya, ka Aira," Ucap Fera.
Aira tersenyum melihat kepergian mereka, rasa nya hangat sekali kalo punya keluarga.
"Aku sudah lama juga ga ketemu sama Aisyah," Ucap Aira dalam hati, lalu ia membuka ponsel nya
(Hai Aisyah, ada waktu ga hari ini? udah lama kita ga ketemu, ajak Hendra sekalian) ucap Aira di telpon.
(Oke, mau sekarang aja ni mungpung aku lagi santai banget) Jawab Aisyah di sebrang telfon.
(Boleh, aku otw ke tempat biasa ya) Ucap Aira, lalu ia menutup telfon nya.
...
Sementara disisi lain.
"Bagaimana ya nanti kalo mereka tau kalo aku sama Aira cuman pura-pura," Ucap Samudra dalam hati.
"Kenapa kaka melamun? Baru juga ketemu sama ka Aira, masa udah kangen lagi sih ka," Ucap Fera.
"Iyalah kangen sama pacar sendiri," Jawab Samudra.
"Aku juga pengen punya pacar," Ucap Fera keceplosan, Samudra melototkan mata nya melihat ke arah sang adik.
"Kalo kamu ketahuan pacaran, akan kaka hajar tuh cowo," Ucap Samudra.
"Apa sih ka,punya juga engga, ini kan cuman kalo aku punya pacar gitu," Jawab Fera merasa takut dengan sang kaka.
"Kamu masih kecil, jangan pacaran pacaran." Ucap bu Meilani menasehati sang anak perempuan nya.
"Iya mom," Jawab Fera.
"Ibu kenapa kaya ada yang ibu pikirin?" Tanya bu Meilani.
"Ibu cuman kepikiran Aira, dia seperti mirip dengan siapa ya," Ucap nenek Sinta yang sedang mengingat ngingat Aira.
"Mungkin cuman kebetulan aja bu, ibu kan memang dari dulu sudah sering ketemu orang," Ucap bu Meilani.
"Iya mungkin," Jawab nenek Sinta.
**
"Hai Aisyah," Salam Aira.
"Hai, ayo duduk," Ucap Aisyah.
"Maaf ya baru dateng, soalnya tadi beresin pekerjaan dulu," Ucap Aira.
"Iya gapapa, pesan minum dulu," Ucap Aisyah menawarkan.
**
Sementara itu Samudra sedang sibuk dengan pekerjaan nya yang sudah ia tinggali beberapa hari kebelakang, ia hanya mempercayakan pekerjaan nya kepada sang asisten.
"Maaf bos, satu jam lagi kita akan meeting," Ucap sang asisten memberi tahu.
"Baik, saya bereskan dulu kerjaan yang sudah saya tinggalkan ini," Jawab Samudra menghela nafas.
"Baik kalo begitu saya permisi dulu," Ucap asisten berpamitan.
Tak...Tak... Takk.... Suara langkah kaki terdengar nyaring masuk ke ruangan Samudra.
"Iya nanti meeting satu jam lagi," Ucap Samudra tidak melihat siapa yang datang.
"Kamu pikir kakek asisten kamu," Ujar sang kakek yang datang.
"Yaampun ke, aku kira tadi asisten ku yang masuk," Ucap Samudra berdiri dari duduk nya.
"Kakek kesini hanya ingin memastikan kalo hubungan mu dengan wanita itu tidak pura-pura," Ucap sang kakek.
"Kakek ini bicara apa sih, aku sama Aira sebentar lagi akan menikah, jadi mana mungkin kami pura-pura," Jawab Samudra meyakinkan kakek nya.
"Kakek harap kamu tidak mempermainkan pernikahan," Ucap sang kakek tegas.
"Tidak akan kakek," Jawab Samudra.
"Ingat, mata kakek dimana mana," Ucap sang kakek tegas.
"Kami akan menikah bulan depan," Tegas Samudra memberitahu sang kakek.
Lalu sang kakek keluar dari ruangan Samudra dengan tersenyum.
***
Disisi lain Aira sedang melakukan pekerjaan nya. Ia di sadar kan dengan ponsel yang berdering.
(Nanti malam, saya ke rumah mu, ada yang harus kita bicarakan, ini sangat penting) ucap nya di sebrang telpon sana.
(Sepenting apa? saya sibuk.) Jawab Aira malas.
( Nanti kita bicara, jam 07:00 saya kesana) ucap nya di telpon.
Tuutt...
"Nih orang ga punya sopan banget dah, dia yang butuh tapi kaya yang ga butuh gitu," Ucap Aira malas dengan tingkah laku Samudra.
Sedang kan Samudra yang sedang cemas dengan perkataan nya tadi kepada sang kakek yang akan menikah bulan depan.
"Bagaimana ini, kenapa ceroboh sekali sih, lagian Aira tidak akan mau menikah dengan saya. Bagaimana cara nya agar dia mau menikah bulan depan." Ucap Samudra dalam hati.
Tokk..Tok..
"Masuk," Jawab Samudra.
"Tuan, meeting akan di lakukan lima menit lagi," Ucap sang asisten mengingat kan bos nya.
"Baik, saya akan segera keruangan meeting sekarang," Ucap Samudra bergegas.
Bisik bisik semua karyawan terdngar, hal yang sangat Samudra tidak ia sukai.
"Kerja, jangan bergosip," Ucap Samudra kepada semua karyawan nya.
"Ganteng tapi galak."
"Ganteng tapi masih jomblo," Itulah bisik bisik semua karyawan nya.
"Saya mendengar kalian berbicara apa, kerja sekarang atau gaji kalian akan saya potong," Ucap Samudra tegas.
"Baik pak," Jawab serentak.
***
Tak terasa hari sudah berganti malam.
"Jadi ga sih kesini, kalo ga jadi, aku mau tidur," Ucap Aira dalam hati menunggu Samudra.
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, namun Samudra tidak kunjung datang, Aira bingung menunggu Samudra.
Sebenar nya aku sangat bingung, apa rencana tuhan di balik bertemu nya aku dengan laki-laki yang bernama Samudra itu, apakah ini akan menjadi takdir masa depan ku atau ini semua hanya takdir yang singkat.
Namun di balik kebingungan ku, aku harap aku tidak pernah mencinta Samudra atau laki laki mana pun.
Tidak sadar karena Aira melanun, ia ga sadar sedari tadi bel rumah berbunyi dan beberapa kali ketukan pintu terdengar.
Tok...Tokk...Suara ketukan pintu terdengar.
"Itu pasti laki laki menyebalkan," Ucap Aira dalam hati, ia berjalan kearah pintu untuk membuka nya.
"Sam...." Ucap Aira terpotong karena kaget.