NovelToon NovelToon
Menaklukan Hati Ceo

Menaklukan Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: tanier alfaruq

seorang CEO cantik, seksi, dan galak, yang terjebak dalam dinamika dunia kerja dan cinta. Dia harus menghadapi tantangan dari mantan suaminya, mantan pacar Tanier, dan berbagai karakter wanita seksi lainnya yang muncul dalam hidupnya. Tanier, karyawan Lieka yang tampan, sabar, dan kocak, berjuang untuk memenangkan hati Lieka dan membantu perusahaan mereka bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanier alfaruq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Keputusan yang Sulit

Setelah momen intim yang menghangatkan hati antara Lieka dan Tanier, mereka berdua tahu bahwa tantangan yang lebih besar menanti. Keberanian Lieka semakin menguat, tetapi bayangan Sundari terus menghantuinya. Dalam semangat baru, Lieka merasa perlu untuk membuat keputusan yang akan mempengaruhi hidupnya dan perusahaan.

Hari-hari berikutnya terasa berat. Tanier berusaha sekuat tenaga untuk memberikan dukungan emosional kepada Lieka, sementara Sundari terus menambah tekanan di kantor. Meski Sundari sering membuat komentar tajam, Tanier selalu siap melindungi Lieka. Namun, mereka tahu bahwa untuk menghentikan Sundari, langkah tegas harus diambil.

Pada malam yang tenang, setelah seharian bekerja, Lieka mengundang Tanier untuk berbicara di apartemennya. “Tan,” ucap Lieka, menatap Tanier dengan serius, “aku rasa kita harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar menghadapi Sundari dengan kata-kata. Kita harus membuat keputusan yang akan menghentikannya.”

Tanier mengangguk, “Apa yang kamu maksud? Apakah kamu berpikir untuk melaporkan tindakan Sundari ke manajemen? Atau mungkin mengambil tindakan hukum?”

“Bisa jadi,” jawab Lieka. “Tapi aku lebih memikirkan tentang menjauhkan diri dari situasi ini. Mungkin sudah saatnya kita pindah ke lokasi baru untuk kantor kita, atau bahkan melibatkan pihak ketiga untuk membantu kita.”

“Tempat baru? Itu bisa jadi solusi,” Tanier berpikir keras. “Tapi kita juga harus berhati-hati. Kita tidak ingin mengganggu karyawan lain atau membuat mereka merasa tidak nyaman.”

Lieka berdebat dalam dirinya sendiri. Di satu sisi, dia ingin melindungi perusahaan dan semua karyawan yang telah bekerja keras. Di sisi lain, dia merasa terus menerus tertekan oleh kehadiran Sundari. “Tan, aku merasa terjebak. Setiap kali aku melihat Sundari, aku merasa semua yang telah aku bangun akan hancur. Mungkin sudah saatnya untuk membuat keputusan sulit dan melindungi diriku sendiri.”

“Jika kita memindahkan kantor, mungkin kita bisa membangun kembali tanpa gangguan dari masa lalu,” Tanier menambahkan. “Tapi kita harus memiliki rencana yang jelas untuk melakukannya. Kami tidak bisa membuat keputusan sembarangan.”

Malam itu, mereka mulai merencanakan langkah-langkah untuk membuat perubahan. Lieka memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan dewan direksi, menjelaskan situasinya dan menawarkan opsi pemindahan kantor. Namun, keputusan itu tidak akan mudah. Ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan, termasuk dampaknya terhadap karyawan dan hubungan bisnis yang telah terjalin.

Keesokan harinya, Lieka merasa tegang. Dia tahu bahwa pertemuan dengan dewan direksi akan menentukan banyak hal. Saat dia mempersiapkan presentasinya, Tanier ada di sisinya, memberikan dukungan dan semangat. “Ingat, kamu bukan hanya berjuang untuk dirimu sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang ada di perusahaan ini,” kata Tanier.

Dalam pertemuan dengan dewan direksi, Lieka mempresentasikan rencananya dengan percaya diri. Dia menjelaskan situasi yang dihadapi, bagaimana kehadiran Sundari telah menciptakan ketidaknyamanan, dan bagaimana mereka perlu memindahkan kantor untuk melindungi suasana kerja yang positif. Dewan mendengarkan dengan seksama, beberapa dari mereka tampak setuju dengan pandangannya.

Setelah presentasi, seorang anggota dewan, Pak Joko, angkat bicara, “Lieka, keputusan ini bukanlah hal yang sepele. Memindahkan kantor akan mempengaruhi banyak orang. Apakah kamu yakin ini adalah langkah yang tepat?”

Lieka menatap Pak Joko, merasakan tekanan. “Saya percaya ini adalah langkah yang perlu diambil demi masa depan perusahaan. Jika kami tidak bertindak sekarang, kami bisa kehilangan lebih dari sekadar lokasi; kami bisa kehilangan motivasi tim dan visi kami.”

Diskusi berlangsung sengit, dengan beberapa anggota mendukung, sementara yang lain khawatir tentang perubahan yang mendasar. Akhirnya, setelah debat panjang, dewan sepakat untuk memberikan Lieka waktu satu bulan untuk menyiapkan rencana pemindahan dan presentasi kepada karyawan.

Setelah rapat berakhir, Lieka merasa lega sekaligus cemas. Dia tahu bahwa keputusan ini bisa menjadi langkah besar menuju kemandirian dan kebebasan dari ancaman Sundari, tetapi juga bisa berisiko jika tidak dilakukan dengan benar. Saat keluar dari ruangan, Tanier menunggunya dengan senyum lebar.

“Kamu melakukannya, Lieka! Itu adalah langkah berani,” ucap Tanier, memberi semangat.

“Terima kasih, Tan. Aku merasa seperti baru saja mengambil langkah besar, tetapi aku juga khawatir tentang dampaknya,” jawab Lieka, hatinya bergetar.

“Mari kita hadapi ini bersama-sama. Kita akan menyusun rencana yang solid dan memastikan semua karyawan siap menghadapi perubahan ini,” Tanier berjanji.

Keduanya mulai merencanakan langkah-langkah konkret untuk pemindahan kantor. Selama seminggu berikutnya, mereka bekerja keras untuk menyusun rencana yang matang, mengatur semua aspek, dari tempat baru hingga komunikasi kepada karyawan.

Namun, di tengah semua kesibukan, Sundari tidak tinggal diam. Dia mulai menggali informasi tentang rencana Lieka dan berusaha untuk menggagalkan langkah tersebut. Lieka dan Tanier semakin merasa terdesak, tetapi keputusan telah dibuat, dan mereka berkomitmen untuk melangkah maju.

Setelah minggu yang penuh tekanan, Lieka merasa kelelahan. Namun, di saat-saat sulit seperti ini, dia selalu menemukan kekuatan dalam dukungan Tanier. Keduanya saling berbagi tawa dan momen-momen kecil yang membuat mereka merasa lebih kuat.

Malam itu, saat mereka berdua kembali ke apartemen, Tanier meraih tangan Lieka. “Apa pun yang terjadi, kita akan melaluinya bersama. Ini adalah awal dari bab baru, bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk kita.”

Lieka menatap Tanier, merasakan cinta dan dukungan yang tulus. “Ya, Tan. Bersama kita bisa menghadapi apa pun.”

Setelah malam penuh harapan dan komitmen, Lieka merasa bahwa ada angin perubahan yang bertiup dalam hidupnya. Meskipun keputusan untuk memindahkan kantor telah diambil, ketidakpastian masih mengintai. Dia dan Tanier tahu bahwa mereka Harus bersiap menghadapi semua kemungkinan, terutama dari Sundari yang tidak akan menyerah dengan mudah.

Keesokan harinya, Lieka kembali ke kantor dengan semangat baru. Dia mulai mempersiapkan presentasi kepada seluruh karyawan untuk menjelaskan rencana pemindahan kantor. Namun, saat memasuki ruang kerja, dia merasakan ketegangan di udara. Para karyawan tampak gelisah, dan bisik-bisik mulai terdengar di antara mereka.

Tanier mengamati situasi ini dengan cermat. “Sepertinya mereka sudah mendengar tentang rencana pemindahan kantor, Lieka. Kita harus segera melakukan briefing agar tidak ada desas-desus yang beredar.”

Lieka mengangguk. “Kau benar, Tan. Mari kita atur pertemuan sekarang juga.”

Dalam beberapa menit, mereka berhasil mengumpulkan semua karyawan di ruang rapat. Lieka berdiri di depan mereka, berusaha menampilkan kepercayaan diri meskipun di dalam hatinya terasa berat. “Terima kasih telah berkumpul di sini. Saya ingin membahas beberapa hal penting mengenai masa depan perusahaan kita.”

Setelah memperkenalkan rencana pemindahan kantor, suasana di ruang rapat terasa tegang. Beberapa karyawan terlihat skeptis, sementara yang lain tampak bersemangat. “Kenapa kita harus pindah? Bukankah kita sudah nyaman di sini?” tanya seorang karyawan yang tampak cemas.

Lieka berusaha menjawab dengan tenang, “Saya mengerti kekhawatiran kalian. Namun, kita perlu mempertimbangkan lingkungan kerja dan dampak dari kehadiran orang-orang tertentu yang mungkin mengganggu fokus kita. Pindah ke tempat baru bisa memberi kita kesempatan untuk memulai segalanya dari awal.”

Mendengar pernyataan tersebut, Sundari yang hadir di antara karyawan tidak bisa menahan diri. “Oh, jadi kita semua harus menderita hanya karena kamu merasa terancam? Ini bukan solusi yang tepat, Lieka.”

Lieka menatap Sundari, berusaha menahan emosinya. “Sundari, saya menghargai pendapatmu. Namun, keputusan ini diambil demi kebaikan perusahaan dan seluruh karyawan. Kita tidak bisa membiarkan masalah pribadi mempengaruhi pekerjaan kita.”

Sundari menyeringai, “Kamu hanya mencari cara untuk melarikan diri dari masalah, bukan? Kamu pikir dengan pindah, semua akan baik-baik saja?”

Suasana semakin panas. Tanier mengambil langkah maju, berusaha meredakan ketegangan. “Sundari, kita tidak berada di sini untuk berdebat. Kami ingin memastikan bahwa setiap orang di perusahaan merasa nyaman dan dapat bekerja dengan baik. Jika ada masalah, mari kita bicarakan secara profesional.”

Perdebatan berlangsung sengit, tetapi akhirnya Lieka berhasil meyakinkan sebagian besar karyawan bahwa pemindahan kantor adalah langkah yang diperlukan. Dia mengatur waktu untuk sesi tanya jawab di mana karyawan bisa mengungkapkan pendapat dan kekhawatiran mereka.

Setelah pertemuan berakhir, Lieka dan Tanier merasa lega tetapi tetap tegang. “Kita harus bersiap menghadapi reaksi dari Sundari dan kemungkinan sabotase dari dia,” ucap Tanier.

“Aku tahu. Kita harus memastikan setiap langkah kita terencana dengan baik,” jawab Lieka.

Dalam minggu-minggu berikutnya, mereka mulai merancang semua detail pemindahan kantor. Dari mencari lokasi baru hingga mengatur pengumuman kepada klien, semua dilakukan dengan hati-hati. Lieka merasa beban di pundaknya semakin ringan, terutama ketika Tanier selalu ada untuk membantunya.

Suatu malam, saat mereka bekerja lembur di kantor, Tanier menatap Lieka. “Kau tahu, aku sangat mengagumi ketahananmu. Meskipun banyak tekanan, kamu tetap berfokus pada tujuanmu.”

Lieka tersenyum. “Itu semua karena dukunganmu, Tan. Tanpamu, aku mungkin sudah menyerah.”

Tanier mendekat, menatap Lieka dengan serius. “Aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi. Kita adalah tim, ingat itu.”

Malam itu, setelah selesai bekerja, mereka memutuskan untuk bersantai sejenak. Di tengah obrolan ringan, Tanier menggenggam tangan Lieka. “Mari kita hadapi semua ini dengan cara yang lebih santai. Kita bisa mengambil waktu untuk diri sendiri sebelum semuanya dimulai.”

Lieka setuju, dan mereka memutuskan untuk pergi ke restoran favorit mereka. Momen kecil seperti ini memberikan mereka kesempatan untuk merelaksasi pikiran sebelum terjun ke dalam perubahan besar yang akan datang.

Namun, saat mereka menikmati makan malam, ponsel Lieka bergetar. Sebuah pesan masuk dari Sundari yang membuat darahnya mendidih. “Kau bisa melarikan diri, tetapi aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Tunggu saja, aku akan memastikan semuanya kembali normal.”

Lieka menatap Tanier, wajahnya tampak gelisah. “Sundari mengirimkan pesan ancaman lagi. Dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan.”

Tanier meraih tangan Lieka, “Jangan biarkan dia menguasai emosimu. Kita akan menghadapi semua ini bersama. Fokus pada langkah selanjutnya.”

Setelah makan malam, mereka kembali ke apartemen, tetapi pikiran Lieka masih dipenuhi dengan kekhawatiran. Mungkin inilah saatnya untuk mengambil langkah tegas dan berani. “Tan, aku rasa aku perlu menghadapi Sundari secara langsung. Kita tidak bisa terus-terusan bersembunyi dari ancamannya.”

Tanier mengangguk. “Jika itu yang kamu inginkan, aku akan bersamamu. Kita akan menyelesaikan ini sekali dan untuk selamanya.”

Keesokan harinya, mereka merencanakan pertemuan dengan Sundari. Lieka tahu ini adalah langkah yang berisiko, tetapi dia tidak ingin lagi merasa terjebak oleh masa lalu. Dengan dukungan Tanier, dia bertekad untuk menghadapi tantangan ini dengan kepala tegak.

Dengan tekad bulat, Lieka dan Tanier mengatur pertemuan dengan Sundari di sebuah kafe yang ramai. Mereka ingin memastikaN bahwa tidak ada kemungkinan untuk menghindari pertemuan ini, dan tempat yang ramai bisa memberi mereka keberanian. Lieka mengenakan blazer yang memancarkan aura percaya diri, sementara Tanier mengenakan pakaian kasual tetapi rapi, siap untuk mendukungnya dalam situasi yang menegangkan ini.

Saat mereka tiba di kafe, Sundari sudah menunggu dengan senyum mengejek di wajahnya. Dia duduk di sudut, memperhatikan kedatangan mereka dengan mata yang penuh tantangan. Lieka merasakan jantungnya berdegup kencang, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.

“Selamat datang! Akhirnya kita bisa bertemu,” sambut Sundari, suaranya menyiratkan bahwa ia merasa nyaman dengan situasi ini.

Lieka menarik napas dalam-dalam dan mengambil kursi di depan Sundari. “Sundari, kita perlu bicara. Aku ingin mengakhiri semua permainan ini.”

“Permainan? Oh, sayang sekali jika kamu merasa begitu. Ini bukan permainan; ini adalah kenyataan yang harus kamu hadapi,” jawab Sundari, membalas tatapan Lieka dengan penuh percaya diri.

Tanier duduk di samping Lieka, memberikan dukungan moral. “Kami bukan di sini untuk berdebat, Sundari. Kami ingin menyelesaikan masalah ini secara langsung.”

Sundari tertawa kecil, “Masalah? Masalah apa yang kau bicarakan? Masalahmu adalah keputusan untuk meninggalkan masa lalu dan mengabaikan kenyataan. Kau bukan lagi CEO yang kuat seperti dulu.”

Lieka menahan emosi yang mulai memuncak. “Aku tidak akan membiarkanmu mengontrol hidupku lagi. Aku sudah membuat keputusan untuk memindahkan kantor, dan tidak ada yang bisa menghentikanku.”

“Tentu saja, tidak ada yang bisa menghentikanmu, tetapi ingat, keputusan ini tidak hanya mempengaruhi dirimu. Ini juga akan mempengaruhi semua orang yang bekerja untukmu, termasuk Tanier,” Sundari menyeringai, membuat Lieka semakin marah.

“Jangan sekali-sekali mengancam Tanier!” seru Lieka, tak bisa lagi menahan emosinya. “Dia adalah orang yang mendukungku, sedangkan kamu hanya membawa masalah.”

Sundari mengangkat alisnya, seolah mengejek. “Oh, aku tahu betul betapa Tanier mencintaimu. Tetapi cinta tidak selalu cukup untuk melindungi seseorang dari realitas pahit. Jika kamu pikir aku akan mundur begitu saja, kamu salah besar.”

Lieka menatapnya dengan tegas. “Aku bukan lagi wanita yang kau kenal. Aku sudah belajar dari pengalaman, dan aku tidak akan kembali ke masa lalu yang menyakitkan. Jika kamu ingin terus menggangguku, aku tidak akan ragu untuk melaporkan semua tindakanmu.”

Sundari mendengus. “Laporkan? Kepada siapa? Kepada pihak berwenang yang tidak akan peduli dengan cerita cinta yang rumit ini? Kau harus tahu bahwa dunia bisnis ini kejam, dan aku tahu bagaimana cara bermain.”

“Sundari, apa pun yang kau rencanakan, aku tidak akan membiarkannya mempengaruhi hidupku. Kami akan menjalankan perusahaan ini dengan cara yang benar, dan tidak ada ancaman dari masa lalu yang bisa mengubah itu,” jawab Tanier dengan berani.

Situasi mulai tegang, tetapi Lieka merasakan semangatnya menguat. Dia tidak akan mundur. Dia harus menghadapi Sundari secara langsung dan menunjukkan bahwa dia tidak akan lagi menjadi korban.

“Sundari, jika kamu memiliki masalah dengan keputusanku, katakan saja. Tetapi jangan sekali-kali mengancam orang-orang yang tidak bersalah. Mereka tidak ada hubungannya dengan perseteruan kita,” Lieka menyatakan dengan tegas.

“Dan jika aku melakukan itu?” tantang Sundari, senyum sinis tak hilang dari wajahnya.

Lieka menarik napas dalam-dalam, mengingat semua hal yang telah dia lalui. “Aku tidak takut padamu, Sundari. Jika kamu ingin bermain kotor, aku akan melawannya dengan cara yang sama. Aku akan melindungi perusahaan ini dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.”

Sundari terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan kata-kata Lieka. “Baiklah, mari kita lihat bagaimana semua ini akan berakhir. Tapi ingat, aku tidak akan pergi dengan tenang. Jika kau berpikir bahwa segalanya akan mudah, kau salah.”

Dengan kata-kata terakhir itu, Sundari berdiri dan pergi, meninggalkan Lieka dan Tanier dalam keheningan. Tanier menatap Lieka, “Kau melakukannya dengan sangat baik. Kau menunjukkan keberanian yang luar biasa.”

Lieka mengangguk, meskipun hatinya masih berdebar. “Aku tahu ini belum berakhir. Sundari akan terus mengganggu kita, tetapi setidaknya sekarang aku merasa lebih kuat.”

Mereka meninggalkan kafe dengan perasaan campur aduk, tetapi Lieka menyadari bahwa dia tidak lagi merasa sendirian. Tanier selalu ada di sampingnya, memberinya dukungan yang sangat dibutuhkan.

Kembali ke kantor, Lieka merasa beban di pundaknya semakin berat. Dia perlu fokus pada pekerjaan dan memimpin timnya dengan baik. Dia tidak akan membiarkan ancaman dari masa lalu mengganggu masa depannya.

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Lieka dan Tanier menghabiskan lebih banyak waktu bersama, baik di kantor maupun di luar. Mereka mulai membangun hubungan yang lebih dalam, diwarnai dengan tawa dan momen-momen manis yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Suatu malam, setelah bekerja lembur, mereka duduk berdua di sofa di apartemen Tanier, menikmati pizza dan menonton film. Tanier menatap Lieka, “Kau tahu, aku sangat bangga padamu. Tidak banyak orang yang bisa menghadapi tantangan seperti itu.”

Lieka tersenyum, “Terima kasih, Tan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi tanpa dukunganmu. Kau membuatku merasa berani untuk menghadapi apapun.”

Tanier mendekat, “Kita bisa menghadapi semuanya bersama. Ingat, kau tidak sendirian.”

Keduanya saling menatap, dan dalam momen itu, Lieka merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Tanier bukan hanya rekan kerja; dia adalah seseorang yang dapat diandalkan dalam hidupnya.

Tanier mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Lieka, memberikan rasa hangat yang mengalir ke seluruh tubuhnya. “Kita harus merayakan keberanian ini. Mungkin kita bisa merencanakan sesuatu yang istimewa setelah pemindahan kantor selesai?”

Lieka menatap Tanier, matanya berbinar. “Itu ide yang bagus. Kita bisa merayakan pencapaian kita.”

1
Leviathan
4 like mendarat, semangat, jgn lupa mampir juga saling bantu di chatt story ane
Tanier Alfaruq: ok siap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!