NovelToon NovelToon
PETAKA GHIBAH

PETAKA GHIBAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Trauma masa lalu
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.

Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.

Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?

Ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Indra Bertingkah

PLAK!

PLAK!

Bobby melayangkan dua tamparan ke wajah Indra.

"Kurang ajar! Apa yang kalian lakukan pada Clara? Apa kalian membunuhnya!" Bobby menarik jaket Indra.

"Clara? Kami tidak membunuhnya, sumpah!" Indra mengangkat kedua tangannya.

"Apa yang kalian lakukan malam itu!" Bobby melepaskan tangannya. Bobby mengontrol emosinya.

Indra memegang wajahnya yang panas. Zehan mempersilakan indra untuk duduk. Indra meminum air soda yang diberikan Zehan. Dia juga menempelkan kaleng soda yang dingin ke wajahnya yang sakit.

Indra menatap seorang gadis yang sedari tadi memandang penuh kebencian kepada dirinya. Indra merasa tidak nyaman dan memutuskan keluar dari ruangan itu.

"Bobby, sekarang juga gue akan ke kantor polisi. Gue akan menyerahkan diri. Tapi yang membunuh Clara waktu itu bukan kami. Permisi," Indra meninggalkan restoran.

"Maaf saya mau ke kamar mandi dulu," izin Dilara.

Dilara bertanya kepada karyawan restoran letak kamar mandi dan Dilara menuju ke sebelah kanan ruangan VIP. Dilara melihat Indra sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Dilara mengikutinya. Dengan sedikit berlari Dilara ke tempat parkiran.

Dilara kehilangan Indra. Dilara terus mencari.

Sampai di ujung parkiran yang letaknya lumayan jauh dari restoran, Dilara berhenti. Dan dari arah belakangnya, seseorang menutupi wajahnya dengan saputangan. Dilara menghirup aroma obat-obatan dan akhirnya pandangan Dilara menghitam. Dilara pingsan. Indra segera memasukkan Dilara ke dalam mobilnya.

Indra melarikan mobilnya sejauh mungkin dari restoran. Takut Bobby dan yang lainnya menyadari Dilara menghilang. Indra memperhatikan Dilara yang pingsan dari balik kaca spion.

"Hei Clara! Gue tantang lu! Lu boleh bunuh temen-temen gue. Tapi lu gak akan bisa bunuh gue. Karena anak lu ada di tangan gue. Ha, ha, ha."

Beberapa waktu yang lalu. Setelah kepergian Roy dan Tony, Indra dihantui rasa ketakutan. Indra merasa semua ini ada kaitannya dengan Clara. Indra pergi ke seorang dukun yang bisa dibilang sakti. Karena banyak relasinya yang merekomendasikan dukun itu kepadanya.

Dan Indra janji bertemu dengan sang dukun. Dari keterangan yang Indra dapat dari dukun, kedua temannya meninggal karena dibunuh arwah penasaran yang dendam. Dan dukun itu bertanya apakah Indra pernah melakukan kejahatan. Indra tidak menjawab.

Dukun itu juga mengatakan, jika ingin selamat dari kejaran arwah penasaran itu, Indra harus membawa seseorang yang dia sayangi untuk dijadikan tumbal.

Saat di warung makan, Indra mendengar Bobby menyebut nama Dilara. Indra yang penasaran mencari tahu siapa itu Dilara. Dan kebetulan saat di rumah sakit, Indra memergoki Dilara yang mengikuti Bobby. Indra juga sering melihat Zehan dan Dilara bersama di kampus.

Indra yakin, Dilara adalah anak dari Clara. Dan Indra membuat perjanjian dengan sang dukun. Dan sekarang Indra mendapatkan Dilara. Indra memasuki pekarangan rumah si dukun. Indra membawa Dilara ke dalam rumah si dukun.

Dilara duduk bersandar di kursi kayu dalam keadaan tangan terikat ke belakang. Kakinya juga terikat. Dilara masih belum sadarkan diri.

"Mbah, tolong segera kirim arwah itu ke tempat asalnya," pinta Indra.

Mbah dukun mengangguk, Mbah dukun membakar kemenyan sambil membaca mantra. Mbah dukun mengambil sebuah keris dan mengasapinya dengan kemenyan. Tidak lama mbah dukun berdiri ke belakang Dilara dan menggores sedikit jari Dilara.

Dari ujung telunjuk Dilara menetes darah segar. Mbah dukun kemudian menaburkan bunga-bungaan ke badan Dilara. Mbah dukun juga menyemburkan air putih yang sudah diberi mantra ke arah Dilara.

Dari arah belakang Dilara, keluar kepulan asap putih. Asap itu semakin lama semakin banyak dan dari asap itu muncul sesosok siluman.

"Terima lah pengantin yang sudah ku pilihkan untukmu," Mbah dukun menunjuk ke arah Dilara. Mbah dukun dan Indra kemudian meninggalkan kamar persembahan itu.

Aroma kemenyan menusuk indra penciuman. Dilara merasa tidak nyaman. Tubuhnya tidak bisa bergerak dan lelah. Perlahan Dilara membuka kedua mata. Dilara memperjelas pandangannya.

"AAAAAAAAAAAA!" teriak Dilara.

Tepat di depan Dilara, berdiri sosok tinggi besar, rupanya seperti macan tapi badannya seperti manusia. Makhluk itu bersiap untuk menerkamnya.

ROAAARRRR!

ROAAARRRR!

Dilara terus berusaha melepaskan diri dan mencoba menghindari makhluk besar itu. Makhluk besar itu berhasil mencakar lengan Dilara. Kali ini makhluk itu ke belakang Dilara. Makhluk itu mengisap telunjuk Dilara yang mengeluarkan darah.

"Ma, Mama," lirih Dilara.

Dan tiba-tiba saja, listrik di rumah mbah dukun padam. Suasana gelap gulita. Hawa dingin mencekam menyelimuti. Angin berhembus kuat membuka paksa pintu dan jendela rumah mbah dukun.

CRAANG!

Kaca jendela rumah mbah dukun pecah.

CRAANG!

Cermin yang ada di rumah itu pun ikutan pecah.

"Dia datang, dia datang!" Mbah dukun mengeluarkan kerisnya.

Indra mengambil ponsel dan menyalakan senter. Indra menyoroti setiap sudut rumah mbah dukun dengan cahaya senternya. Terdengar suara derit pintu. Indra menangkap pandangan. Seorang wanita berambut panjang, kusut bak ijuk berdiri di depan pintu. Badannya yang hitam pekat, bungkuk semakin tampak terlihat.

Listrik kembali normal. Atmosfer berubah mencekam. Aroma gosong habis terbakar menusuk penghidu. Semua terlihat diam. Tubuh Indra kaku, detak jantungnya berdegup kencang. Indra mencoba berteriak, meminta bantuan Mbah dukun, tapi suaranya tersekat di kerongkongan.

Mata Indra membulat ngeri saat wajahnya dan wanita itu tidak berjarak. Dari jarak yang terpangkas pendek, Indra menyaksikan dengan jelas detail wajah menyeramkan. Suara lirih terdengar di sela-sela deru napas yang menaikkan bulu kuduk. Senyum mengerikan dia berikan.

Indra dalam ketakutan yang amat sangat. Jantungnya berhenti berdetak. Paru-parunya berhenti memompa dan kegelapan kini menutup matanya. Indra jatuh tidak sadarkan diri.

Clara mengembalikan suasana menjadi normal. Mbah dukun yang melihat Clara menyerang dengan melemparkan sesuatu kepada Clara. Clara dengan mudah mengembalikan serangan Mbah dukun yang membuat tubuhnya terpental jauh ke belakang.

Clara mengabaikan mbah dukun dan Indra yang tidak sadarkan diri. Clara masuk ke dalam ruangan persembahan. Clara melihat siluman macan sedang melakukan ritual pernikahan dengan Dilara.

Clara memadamkan api dari kemenyan dan menghancurkan kendinya ke lantai. Clara mengambil abu dari pembakaran kemenyan dan melemparkannya ke tubuh siluman macan.

ROAAARRRR!

Siluman itu menyerang Clara. Terjadilah pertarungan sengit antara Clara dan siluman macan. Terlihat kilatan cahaya dan suara ledakan yang keras dari kamar persembahan.

BRUK!

Siluman macan tersungkur dia juga memuntahkan darah.

BRAK!

Clara membuka kurungan dari emas yang letaknya tersembunyi di tengah ruang persembahan. Di mana terlihat seorang gadis siluman macan yang entah tertidur atau pingsan di dalam kurungan.

"Pergilah dengan baik-baik. Tinggalkan gadis itu. Aku tau kamu juga tidak menginginkannya. Bagaimana jika seandainya yang duduk di kursi itu adalah anakmu? apakah kamu rela? Aku sudah melepaskan anakmu dari kurungan dukun itu," kata Clara.

"Terima kasih atas kebaikan mu. Dan untuk membalas kebaikanmu, izinkan aku memberikan pelajaran kepada dukun itu," Siluman macan langsung menghilang dari pandangan Clara.

WUSSSHHH

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😱😱😱🥶😰
Aila
inalillahi
Aila
/Toasted/
Queen
kok pingsan, knp gak ko oit az
Queen
iiiiiiiii 😰
Queen
kirain Bobby juga pelakunya
Queen
lidahnya memang tajam
Queen
hadeeehh
Queen
astaga
Queen
tuh kn nenek tua dari Desa Ghibah
Queen
rasain
Queen
😱
Queen
🥶
Queen
jgn² ini dia si nenek tua penyebar ghibah yang mengakibatkan fitnah. pembunuh Clara.
Aila
yahhhhh, dikit amatttt 🤪
Aila
Betul³
Queen
Wiiihhhh jadian 😍
Queen
Msh misteri
Queen
Jadi kasian
Aila
nah ?????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!