Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13: Persimpangan Jalan
Hari-hari berlalu setelah pengumuman beasiswa Roni, dan suasana di SMAN 5 Buntok semakin ceria. Para siswa tidak hanya merayakan keberhasilan mereka tetapi juga mempersiapkan langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Namun, di balik semua kebahagiaan itu, Roni merasakan tekanan baru. Dia harus mempersiapkan diri untuk meninggalkan lingkungan yang sudah dikenalnya selama ini.
Sementara itu, Alsa, Sapina, dan Yovaldi juga mempersiapkan diri untuk masa depan. Mereka bertekad untuk tidak hanya lulus dari SMA, tetapi juga untuk mengejar mimpi mereka dengan serius. Rencana untuk melanjutkan ke universitas menjadi fokus utama mereka. Namun, ada satu hal yang menjadi perhatian mereka: bagaimana mereka akan menghadapi perpisahan.
Kehangatan dalam Kebersamaan
Suatu sore, Alsa mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk membahas rencana ke depan. “Aku ingin kita merayakan semua pencapaian ini sebelum kita semua pergi ke jalan masing-masing,” katanya sambil tersenyum.
“Saya setuju! Kita perlu membuat kenangan indah sebelum berpisah,” balas Sapina dengan antusias.
Yovaldi mengangguk. “Bagaimana kalau kita membuat video kenangan? Kita bisa merekam momen-momen spesial kita selama di sekolah.”
“Bagus! Kita bisa mengumpulkan foto dan video dari berbagai acara, dan membuat montase,” usul Alsa, semakin bersemangat.
Mereka mulai berdiskusi dan merencanakan apa saja yang akan dimasukkan ke dalam video tersebut. Roni, yang baru saja pulang dari bimbingan belajar, mendengar obrolan mereka dan ikut bergabung.
“Aku suka ide itu! Kita bisa merekam setiap momen seru kita,” ucap Roni, senang dengan ide tersebut.
Semangat mereka menular, dan segera mereka merencanakan pengambilan gambar di berbagai tempat di sekolah. Mereka merasa senang bisa mengabadikan momen kebersamaan mereka.
Persiapan Video Kenangan
Selama beberapa hari ke depan, mereka bekerja sama untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk video kenangan. Mereka merekam video di kelas, di lapangan, bahkan di kantin saat mereka bercanda dan berbagi tawa. Setiap detik terasa berharga bagi mereka.
Alsa yang bertugas mengedit video, sangat antusias. “Kita bisa membuatnya terlihat profesional. Aku akan menambahkan lagu-lagu favorit kita agar suasananya lebih hidup,” katanya.
Sapina membantu mengumpulkan semua foto-foto dari kegiatan sekolah, sementara Yovaldi dan Roni bertugas merekam video. Mereka menyusun semua materi dengan cermat, memastikan setiap momen berharga tidak terlewatkan.
“Ini akan menjadi kenangan yang indah,” kata Roni, saat mereka selesai merekam di lapangan sekolah.
Saat-Saat Menyentuh
Ketika video hampir selesai, mereka memutuskan untuk merekam pesan-pesan untuk satu sama lain. Alsa, Sapina, Roni, dan Yovaldi bergiliran berbicara di depan kamera.
“Untuk teman-temanku, terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Aku tidak akan pernah melupakan kenangan-kenangan indah yang kita buat bersama,” ujar Alsa, sedikit meneteskan air mata.
Sapina menyusul, “Kalian adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Aku berjanji untuk selalu mendukungmu, di mana pun kita berada.”
Roni tersenyum, “Aku merasa beruntung memiliki kalian di sisiku. Kita harus tetap terhubung, apapun yang terjadi.”
Giliran Yovaldi, “Satu hal yang pasti, kita semua akan menjalani jalan yang berbeda, tapi persahabatan kita akan selalu ada di hati.”
Setelah merekam semua pesan tersebut, mereka merasakan kehangatan persahabatan yang mendalam. Momen-momen tersebut membuat mereka sadar betapa berharganya setiap detik yang telah mereka habiskan bersama.
Hari Pengundian Beasiswa
Beberapa minggu kemudian, saat yang dinantikan tiba. Roni akan menghadiri pengumuman penerima beasiswa di universitas impiannya. Dia merasa bersemangat sekaligus cemas. Alsa, Sapina, dan Yovaldi berjanji untuk mendukungnya.
“Jangan khawatir, Roni. Apapun hasilnya, kami akan selalu ada untukmu,” kata Alsa, menepuk bahu Roni.
“Aku yakin kamu bisa!” tambah Sapina, berusaha menenangkan Roni yang gelisah.
Roni tersenyum, tetapi rasa gugup masih terasa. Hari itu, dia mengenakan pakaian terbaiknya dan melangkah ke acara dengan penuh semangat. Di dalam auditorium, suasana tegang dan harapan mengisi udara. Roni duduk bersama beberapa calon penerima beasiswa lainnya, dan jantungnya berdebar-debar menunggu pengumuman.
Pengumuman dimulai, dan hati Roni berdegup kencang. Saat namanya disebut sebagai penerima beasiswa, dia merasa dunia seolah berhenti sejenak. “Saya berhasil!” teriaknya, tidak bisa menahan rasa bahagianya.
Teman-teman Roni yang hadir bertepuk tangan dengan semangat. Alsa dan Sapina berlari mendekat untuk memberikan selamat. “Kamu hebat, Roni! Kami tahu kamu bisa!” teriak Yovaldi, merangkulnya dengan penuh kebanggaan.
Bersiap Menuju Masa Depan
Setelah pengumuman, Roni pulang dengan perasaan euforia. Dia tahu bahwa perjalanan hidupnya baru saja dimulai. Di rumah, dia menceritakan semuanya kepada orang tuanya. Mereka sangat bangga dan menggelar perayaan kecil sebagai bentuk syukur atas pencapaian Roni.
“Ini adalah awal dari impianmu, Nak. Jangan pernah berhenti berjuang,” kata ibunya, memeluknya dengan penuh kasih.
Roni bertekad untuk tidak mengecewakan harapan orang tuanya dan teman-temannya. Dia mulai mempersiapkan diri untuk perkuliahan, meneliti jurusannya, dan mempersiapkan segala sesuatunya.
Di sisi lain, Alsa, Sapina, dan Yovaldi juga fokus pada rencana mereka. Mereka mendaftar ke universitas yang berbeda, tetapi tetap berjanji untuk saling mendukung, apa pun yang terjadi. Rencana perpisahan pun mulai terlintas di pikiran mereka, dan meskipun sedih, mereka tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup.
Malam Perpisahan
Saat malam perpisahan tiba, mereka berkumpul di rumah Alsa. Ruangan dipenuhi dengan dekorasi sederhana dan kue yang telah mereka siapkan. Semua siswa dari kelas XI MIPA hadir, merayakan persahabatan yang telah terjalin.
“Kita harus merayakan persahabatan kita yang luar biasa ini!” kata Alsa, mengangkat gelas untuk bersulang. “Untuk semua kenangan yang telah kita buat bersama!”
“Saya setuju! Mari kita jaga persahabatan ini meskipun kita akan pergi ke tempat yang berbeda,” balas Sapina, sambil tersenyum.
Malam itu diisi dengan tawa, permainan, dan berbagi cerita. Mereka mengenang semua momen lucu dan mengesankan selama di sekolah. Roni merasa bahagia, dikelilingi oleh teman-teman yang selalu mendukungnya.
“Ini adalah malam yang tidak akan pernah aku lupakan,” ucap Roni, sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Sapina mengangguk, “Aku juga merasa hal yang sama. Kita semua adalah bagian dari satu keluarga besar.”
Pesan Terakhir
Sebelum malam berakhir, mereka memutuskan untuk menulis pesan terakhir satu sama lain. Setiap orang menulis harapan dan impian mereka di selembar kertas, kemudian meletakkannya dalam kotak kecil yang mereka siapkan.
“Suatu saat kita akan membuka kotak ini dan melihat apa yang telah kita capai,” kata Yovaldi, dengan harapan yang menyala di matanya.
Roni menulis, “Aku berharap kita semua bisa sukses dan akan selalu saling mendukung.”
Alsa menambahkan, “Semoga kita tidak pernah melupakan momen-momen indah ini.”
Sapina menulis, “Aku berharap persahabatan kita akan bertahan selamanya, tidak peduli di mana kita berada.”
Mereka menutup malam dengan pelukan hangat, merasa bahwa ikatan persahabatan mereka akan selalu ada, tak peduli jarak yang memisahkan.
Menuju Jalan Baru
Hari-hari setelah perpisahan itu penuh dengan persiapan untuk memulai kehidupan baru. Roni bersiap untuk meninggalkan kota kecilnya dan memulai petualangan baru di universitas. Dia merasa campur aduk; di satu sisi, dia senang memulai babak baru, tetapi di sisi lain, dia merasa sedih harus berpisah dengan orang-orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Di hari keberangkatan, Alsa, Sapina, dan Yovaldi datang untuk mengantar Roni ke terminal. “Kamu sudah siap?” tanya Alsa, berusaha menahan air matanya.
"Ya aku sudah siap" jawab Roni,yang juga tidak bisa menahan air matanya.
Perpisahan yang Mengharukan
Di terminal, suasana terasa semakin emosional. Roni merangkul Alsa, Sapina, dan Yovaldi satu per satu. “Aku tidak akan melupakan kalian. Kalian adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki,” ucap Roni, suaranya serak.
“Dan kami tidak akan pernah melupakanmu, Roni. Kapan pun kamu butuh, kami selalu ada untukmu,” jawab Yovaldi, berusaha tegar meskipun air mata menggenang di matanya.
Sapina menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, “Kita semua akan berhasil. Kita pasti bisa bertemu lagi di masa depan.” Senyum tipis menghiasi wajahnya, meskipun rasa sedih tak dapat disembunyikan.
Alsa, yang sudah tidak bisa menahan air mata, menambahkan, “Ingat, kita masih memiliki video kenangan itu. Setiap kali kita merindukan satu sama lain, kita bisa menontonnya bersama.”
Roni mengangguk, merasakan kekuatan persahabatan yang terjalin di antara mereka. Dia melangkah ke arah pintu keberangkatan dengan perasaan campur aduk—antara bahagia dan sedih. Dia melambaikan tangan, melihat teman-temannya mengangguk penuh harapan.
---
Memulai Babak Baru
Ketika Roni tiba di universitas, suasana baru menyambutnya. Dia merasa seperti berada di dunia yang berbeda; gedung-gedung besar, keramaian mahasiswa, dan nuansa yang penuh semangat. Roni merasa terinspirasi dan bertekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Hari-hari awal di universitas diisi dengan orientasi, perkenalan dengan dosen, dan bertemu dengan teman-teman baru. Roni berusaha menyesuaikan diri, meskipun terkadang dia merindukan Alsa, Sapina, dan Yovaldi. Dalam hati, dia berjanji untuk selalu berkomunikasi dengan mereka, apapun yang terjadi.
Suatu malam, saat Roni belajar di kamarnya, dia memutuskan untuk membuka grup chat yang dibuatnya bersama teman-teman SMA. “Halo semuanya! Bagaimana kabar kalian?” tulisnya dengan semangat.
Beberapa detik kemudian, pesan dari Sapina muncul. “Halo, Roni! Kami merindukanmu di sini! Bagaimana kehidupan di universitas?”
Roni tersenyum, merasakan kehangatan persahabatan meskipun jarak memisahkan mereka. Dia membalas, “Aku di sini baik-baik saja. Universitas itu sangat besar dan penuh tantangan, tapi aku bersemangat!”
Yovaldi menambahkan, “Kami baru saja mendapatkan nilai ujian pertama. Semua baik-baik saja, tetapi sulit sekali!”
Alsa juga ikut menanggapi, “Kita harus merencanakan video call lagi. Kangen ngobrol bareng!”
Roni merasa sangat senang mengetahui bahwa meskipun mereka terpisah, hubungan mereka tetap kuat. Mereka merencanakan pertemuan virtual setiap minggu untuk berbagi cerita dan mendukung satu sama lain.
---
Keterikatan yang Tak Terputus
Seiring berjalannya waktu, Roni semakin menikmati kehidupan barunya. Dia mulai aktif dalam organisasi kampus, mengikuti berbagai kegiatan dan bertemu dengan teman-teman baru dari latar belakang yang beragam. Dia belajar banyak hal baru, mulai dari akademis hingga pengalaman sosial yang tidak akan didapatkan di sekolah menengah.
Namun, di saat-saat tertentu, Roni masih merindukan teman-teman dekatnya. Dia sering mengingat momen-momen lucu yang mereka alami bersama di SMAN 5 Buntok. Terkadang, saat menjelang tidur, Roni membuka video kenangan yang telah mereka buat dan tertawa melihat ekspresi wajah mereka.
“Persahabatan ini tak akan pudar,” pikirnya, mengingat semua pesan harapan yang mereka tuliskan di malam perpisahan. Roni bertekad untuk menjaga hubungan mereka dengan cara apapun.
Suatu hari, saat di perpustakaan kampus, Roni menerima pesan dari Alsa. “Roni, kami merindukanmu! Bagaimana kalau kita bertemu di akhir bulan ini? Aku dan Sapina akan datang berkunjung.”
Roni merasa sangat senang. “Tentu! Aku sangat menantikan kalian datang!”
Kabar tersebut menjadi semangat baru bagi Roni. Dia mulai merencanakan apa yang akan mereka lakukan saat teman-temannya datang. Dia ingin menunjukkan kepada mereka betapa menyenangkannya kehidupan di universitas.
---
Kedatangan Sahabat
Ketika hari yang ditunggu akhirnya tiba, Roni menunggu di terminal dengan penuh semangat. Saat melihat Alsa dan Sapina keluar dari pintu, senyuman tak tertahankan menghiasi wajahnya. “Kalian datang!” teriaknya, melambai-lambaikan tangan.
Alsa dan Sapina berlari menghampiri Roni. “Kami merindukanmu!” kata Sapina, memeluk Roni erat-erat.
“Begitu juga aku! Selamat datang di universitas!” balas Roni, masih terharu melihat sahabat-sahabatnya di hadapannya.
Setelah berpelukan, mereka mulai menjelajahi kampus. Roni menunjukkan berbagai tempat menarik, termasuk kafe yang sering dia kunjungi dan gedung-gedung fakultas. Mereka bercanda, tertawa, dan berbagi cerita tentang pengalaman masing-masing.
“Malam nanti kita harus makan di tempat yang terkenal di sini!” saran Alsa.
“Ya! Aku ingin kalian merasakan makanan lokal,” tambah Roni dengan penuh semangat.
---
Menguatkan Ikatan
Malam itu, mereka berkumpul di restoran, menikmati makanan sambil bercerita tentang perjalanan hidup mereka. Roni merasa bahagia, seolah tidak ada jarak yang memisahkan mereka.
“Roni, sepertinya kamu semakin dewasa. Kami sangat bangga padamu,” kata Sapina, tersenyum hangat.
Roni menatap mereka, merasakan rasa syukur yang mendalam. “Tanpa kalian, aku mungkin tidak akan sampai di sini. Kalian selalu menjadi motivasi bagiku.”
Mereka menghabiskan waktu bersama, menikmati makanan dan berbagi cerita hingga larut malam. Saat kembali ke tempat Roni, suasana hangat terasa di antara mereka. Mereka berempat duduk di atas kasur, mengenang kenangan masa lalu dan merencanakan masa depan.
“Walaupun kita tidak di sekolah lagi, kita tetap bisa menjalani mimpi masing-masing. Mari kita saling mendukung, apapun yang terjadi,” Roni berjanji.
Alsa dan Sapina mengangguk penuh semangat. “Kita akan selalu ada untuk satu sama lain, tidak peduli di mana kita berada,” jawab Alsa.
---
Jalan Baru Menuju Impian
Hari-hari berikutnya diisi dengan kebersamaan yang hangat. Roni membawa teman-temannya menjelajahi lebih banyak tempat, berkenalan dengan teman-teman barunya, dan menikmati setiap momen yang ada. Keberadaan Alsa dan Sapina mengingatkan Roni tentang pentingnya persahabatan yang tulus.
Akhir pekan yang penuh keceriaan itu membuat mereka semakin terikat. Roni merasa bahwa meskipun mereka akan menjalani jalan hidup yang berbeda, ikatan persahabatan yang telah terjalin akan selalu ada.
Saat waktu beranjak dan mereka harus berpisah lagi, Roni mengucapkan, “Jangan lupakan momen indah ini. Kita akan selalu mengingatnya!”
Alsa dan Sapina tersenyum, “Kami akan selalu kembali. Kami adalah sahabat selamanya!”
Roni merasa yakin bahwa perjalanan mereka masih panjang. Dia tahu bahwa mereka akan menghadapi berbagai tantangan, tetapi persahabatan mereka akan selalu menjadi cahaya dalam kegelapan. “Kita akan melanjutkan cerita ini, tidak peduli seberapa jauh kita berada.”
...----------------...
🥲🥲🥲🥲🥲 Sedih banget Ya ditinggal, Tapi setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, ya kan, ya kan???
Maaf ya Guys Episode 13 nya Panjang, Tapi Karena Memang Seru banget di Episode ini!
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/