NASIB CLAUDIA

NASIB CLAUDIA

Aku Benci Sama Ayah!

Di sebuah ruang tamu yang sangat luas, seorang anak dan ayah sedang bertengkar sangat hebat dan di saksikan oleh wanita dewasa.

Plaaakkk!

Suara tamparan mendarat di pipi gadis berambut pendek sebahu yang bernama Claudia Ghia Rossa. Ia merupakan salah satu keturunan keluarga mafia terkejam di bagian eropa. Ayahnya merupakan seorang ketua mafia terkejam di eropa yang bernama Carlos Marquel Leon dan sedangkan nama grup mafianya dikenal sebagai keluarga Corleone. Ia juga mempunyai musuh dari grup mafia lainnya. Selain itu dia ternyata juga sebagai buronan para polisi sampai saat ini. Akan tetapi, dia bersembunyi sejak lama semenjak sebelum kelahiran Claudia sambil membangun bisnis yang sudah berkembang dan sukses menjadi sebuah perusahaan Global Investor.

Carlos menatap tajam terhadap putrinya sambil berkata. "Beraninya kau membuat calon ibu sambungmu menangis!" bentak Carlos terhadap putrinya yang sudah ia tampar secara kasar membuat pipi putrinya yang dulu ia manjakan kini bercap merah bekas tamparan darinya.

Karena bentakkan tersebut, Claudia menatap balik secara tajam dan berkata. "Calon ibu?" gumamnya. "Aku tidak butuh wanita ini menjadi ibu sambungku. Ibuku hanya satu ayah!" seru Claudia secara beruntun dan sangat menolak wanita yang di anggap oleh Carlos sebagai calon ibu sambungnya.

Kemudian Claudia mulai mengeluarkan air matanya sambil berkata. "Apa ayah tidak mencintai ibu ku lagi?" ujar Claudia dengan terisak-isak.

Dengan cepat Carlos menyambar perkataan putrinya. "Tidak!" seru Carlos. "Jangan kau bahas Isabella disini!" gumamnya. "Aku sudah tidak mencintainya!" tegas Carlos membuat Claudia tidak percaya atas perkataan yang telah keluar dari mulut ayahnya.

Isabella adalah ibu kandungnya Claudia, kedua orang tua mereka baru bercerai sekitar 1 tahun lalu.

Claudia mendengarkan itu langsung menyahut dengan isakan tangisan yang terus membanjiri pipinya dan berkata "Tidak mungkin ayah tidak mencintai ibu! Ayah berbohong!" gumamnya. "Hanya karena perempuan jal*ng brengs*k ini, ayah berani menceraikan ibu?!" ucap Claudia sambil mengumpat.

"KAU!!"

Carlos mengangkat tangannya yang memang sangat ringan untuk melakukan kekerasan, dia ingin menampar putrinya lagi tapi pergelangan tangannya itu di tahan oleh calon istri barunya dan berkata. "Sudahlah sayang, biarkan saja anak ini. Aku pantas untuk di hina!" ucap Violetta namanya yang sebagai pacar Carlos dan akan di nikahinya segera mungkin.

Mendengarkan ucapan Violetta. Claudia menepuk tangannya sambil berdecak dan berkata. "Ck, dasar wanita bermulut ular!" gumam Claudia. "Pintar sekali kau merayu ayah ku!" ucap Claudia menatap Violetta dengan tatapan tak menyukainya. Violetta mendengarkan perkataan Claudia hanya bisa berpura-pura tersenyum tipis.

Ia mencoba mendekati Claudia sambil mengelus kepalanya dan memanggil namanya dengan nada lembut. "Claudia!" seru Violetta. Akan tetapi, Claudia langsung mejatuhkan tangan Violetta secara kasar dan menjauh dari sisinya. "Tidak perlu kau bersandiwara seperti ini jal*ng!" umpat Claudia sambil mendelikkan bola matanya yang sudah memerah akibat tangisan dirinya sendiri.

Sementara Carlos mendengarkan umpatan putrinya yang mulai kurang ajar itu kini membuat emosinya meningkat, lalu berkata. "CLAUDIA!! CUKUP!!" bentak Carlos. "Jika kau memang tidak menyukai Violetta, tolong jangan hina dia. Dia akan tetap menjadi ibu sambung mu!" Tegas Carlos. "Kasihan perasaannya karena hinaanmu yang kurang ajar itu!" timpal Carlos yang terus membela Violetta.

Sementara Violetta yang telah mendengarkan pembelaan dari kekasihnya itu langsung mengukirkan sebuah senyuman kemenangannya dan seketika senyuman tersebut berubah menjadi sedih dalam waktu yang sangat cepat.

Claudia yang menyadari perubahan ekspresi wajah Violetta berubah dalam hitungan detik. Ia hanya bisa tersenyum miring sambil berkata. "Kenapa aku harus kasihan dengan wanita ini!" gumam Claudia. "bukankah dia telah merebut kebahagiaan ibu bahkan kebahagiaanku?" seru Claudia menatap lekat ke arah Violetta.

Kemudian ia menoleh ke arah ayahnya sambil berkata. "Apa ayah tidak kasihan dengan diriku yang sebagai anak darah dagingmu?" ujar Claudia melangkah maju ke arah Carlos dan menatap lekat mata ayahnya dengan tatapan yang sangat sendu serta menepuk dadanya.

Lalu ia berkata lagi sambil menunjuk-nunjuk ke arah Violetta karena semua ini terjadi atas kehadiran dirinya yang telah masuk ke dalam kehidupan keluarga Carlos sebagai pelakor. "Apa ayah pernah tau gimana perasaanku setelah kalian memutuskan untuk bercerai hanya karena wanita ini!" ucap Claudia.

Mendengarkan itu, Carlos masih mencoba membela Violetta dan berkata. "Ini bukan salah Violetta, tapi ini salah ibumu yang sudah duluan berselingkuh kepadaku!" gumam Carlos. "Yang sebenarnya jal*ng itu adala ibumu, bukan Violetta!" ucap Carlos.

Sementara Claudia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan perasaan yang sangat kecewa atas ucapan ayahnya karena telah menghina ibunya dan tiba-tiba ia berkata. "Aku tidak menyangka ayah mengatakan seperti ini kepada ibu. Aku benci sama ayah!" ucap Claudia.

Ia langsung pergi meninggalkan Carlos dengan perasaan kecewa, sedih dan emosi yang sudah sangat menyatu di hati dan pikirannya.

Karena kepergian putrinya secara mendadak dan tanpa pamit. Carlos hendak menahan dan mengejar anaknya sambil berteriak. "Claudia!" ucap Carlos.

Sementara Violetta melihat kekasihnya yang hendak mengejar putrinya tersebut. Ia menahan tangan Carlos sambil berkata. "Sayang!" seru Violetta. "Biarkan saja Claudia seperti itu. Aku yakin dia tidak akan melakukan yang aneh. Aku bisa mengerti perasaan dia seperti apa walaupun dia belum bisa menerima kenyataan ini bahkan diriku!" ucap Violetta mencoba menghipnotis dengan kata-kata manisnya dan merasa paling tersakiti serta dibenci oleh Claudia.

Carlos mendengarkan ucapan kekasihnya tersebut langsung menghelakan nafasnya dengan sangat dalam dan berkata. "Hmm, sepertinya aku sudah sangat salah cara mendidik putriku. Sekarang dia sangat nakal dan membangkang!" ucap Carlos mengusap wajahnya dan langsung mendaratkan pantatnya dikursi sofa rumah mewah miliknya.

Sedangkan Violetta, masih terus bersandiwara dan mengeluarkan kata-kata manis dari mulutnya tersebut. "Tidak masalah sayang, aku akan berusaha membujuk dan mengambil hati Claudia supaya dia bisa menerimaku" seru Violetta mengelus pundak Carlos dengan lembut.

Carlos meraih tangan Violetta yang berada di pundaknya, lalu berkata. "Semoga berhasil!" gumamnya. "Tapi aku takut soal pergaulan putriku satu-satunya ini. Apa lagi jika musuhku mengatahui bahwa dia adalah putriku. Pasti semua akan kacau dan kehidupan Claudia juga bisa terancam!" lirih Carlos yang ternyata mengkhawatirkan hal lain yang akan terjadi pada putrinya.

Violetta mendengarkan kata musuh, tiba-tiba dirinya merasa bingung dan mencoba bertanya kepada Carlos. "Musuh? Kamu punya musuh sayang?" seru Violetta.

Sementara Carlos langsung menganggukkan kepala dan menjawab pertanyaan Violetta. "Iya, maafkan aku belum sempat memberi taumu tentang identitas asliku!" ucap Carlos yang memang dari awal kenal dengan Violetta, dia enggan menceritakan bahwa dirinya adalah sebagai ketua mafia yang memiliki banyak musuh.

Karena mendengarkan jawaban yang belum bisa ia cerna. Violetta mencoba duduk di atas pangkuannya sambil menggoda Carlos dan berkata. "Memangnya kamu siapa sayang? Bukannya kamu ini sebagai CEO perusahaan dan aku sekretarisnya, tuan Carlos!" ucap Violetta terhadap Carlos dan membuat pria dewasa itu tiba-tiba panas dingin karena godaan Violetta yang sangat vulgar.

Akibat godaan Violetta, Carlos ternyata sudah mulai terpancing dan berkata. "Kau memang sangat pintar menggoda diriku, Violetta" gumam Carlos mencoba mencium Violetta.

Namun Violetta menolak tubuh Carlos secara kasar. "Hem ... Sayang!" gumamnya.

Carlos menyadari penolakan aksinya, mulai bertanya sambil menatap bola mata Violetta. "Kenapa?" ucap Carlos. "Kita lanjutkan di kamar mu saja!" seru Violetta. "Bagaimana jika Claudia memergoki kita berdua, sedangkan kita saja belum terikat dalam hubungan yang sah!" ucap Violetta sedikit ragu melanjutkan aksi ini.

Sementara Carlos tidak terlalu menanggapi alasan Violetta karena kini gejolak gairahnya tidak bisa terkendalikan lagi dan sambil berkata. "Bukankah anak itu sudah pergi tanpa pamit?" gumamnya. "Dia tidak akan kembali lagi ke rumah ini!" timpal Carlos yang hendak mencium leher jenjang Violetta, tapi dirinya menahan wajah Carlos agar tidak melanjutkan aksi vulgar mereka. "Stop Carlos!" seru Violetta. "Jika kau tidak ingin mendengarkanku, maka aku tidak akan memuaskan dirimu!" ucap Violetta sedikit mengancam dan membuat Carlos harus menuruti perkataan Violetta.

Lalu Carlos berdiri dan langsung menggendong tubuh Violetta yang sangat ringan serta ramping, tetapi memiliki dada dan bokong yang besar bahkan padat sambil berkata. "Baiklah, ayo kita ke kamar sayang!" gumamnya. "Aku sudah tidak sabar lagi bermesraan bersama mu" ucap Carlos.

Mereka pun kini telah masuk ke kamar. Carlos tidak lupa mengunci pintunya. Sementara Violetta tiba-tiba membuka mini dress yang masih melekat di tubuhnya dengan gerakan lambat dan membuat Carlos semakin bergairah saat melihat gerakan indah dari tubuh Violetta. Mereka pun langsung melakukan aksi tak senonoh itu dengan berbagai gaya dalam beberapa ronde.

Ternyata selama ini Carlos dan Violetta sering melakukan hal tak senonoh tersebut, diruangan kantornya dalam keadaan sepi dan juga disebuah hotel. Bahkan Isabella pernah memergoki mereka berdua, tapi Violetta merasa bangga karena telah berhasil merebut suami orang dengan cara tak lazim.

Aksi mereka pun telah selesai malam ini, Violetta yang langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Carlos sambil dipeluk manja.

Carlos tiba-tiba membuka pembicaraan sambil membelai rambut kekasihnya karena menyadari jika aksi tak senonoh yang sering mereka lakukan ini, sangatlah salah. "Violetta!" seru Carlos. "Aku akan menikahimu segera mungkin. Aku juga sangat lelah jika terus menerus kita melakukan hal seperti ini tanpa ada ikatan sah!" ucapnya. "Jika kau hamil, aku akan bertanggung jawab!" timpal Carlos.

Karena mendengarkan tutur kata Carlos, Isabella menatap wajahnya dan mencoba menjawab ucapan Carlos. "Aku akan tunggu kepastian yang sudah kau katakan dari mulutmu itu Carlos!" sahutnya. "Aku tidak ingin hanya di jadikan simpanan kekasih gelapmu!" ujar Violetta yang berharap pernikahan itu akan terjadi.

Sementara Carlos berusaha meyakinkan Violetta sambil mencium pipi Violetta dan berkata. "Tenang lah sayang!" gumamnya. "Aku dan Isabella juga sudah bercerai, bukankah itu sudah sedikit mudah untuk kita segera mengatur pernikahan. Hanya saja, Claudia yang belum menerima ini semua!" ucapnya.

Walaupun begitu, Carlos masih mencoba memikirkan gimana caranya mengambil hati anaknya yang begitu keras menolak Violetta sebagai calon ibu sambungnya. "Hmm, biar itu urusanku sayang. Karena aku akan menjadi ibu sambungnya, jadi itu adalah tantanganku untuk mencari cara agar dapat meluluhkan hati anakmu yang sedikit keras kepala itu!" timpal Violetta.

Carlos hanya menghela nafasnya berharap kekasihnya ini berhasil meluluhkan hati anaknya yang sudah beranjak dewasa juga.

...****************...

Pov : Claudia

...-------Di Sebuah Markas-------...

"Brengs*k! Dasar wanita jal*ng!" umpat Claudia memukul samsak tinju di sebuah markas miliknya yang sering di jadikan tempat nongkrong.

"Kamu kenapa sayang? Ribut lagi sama ayah mu?" tanya seorang pria yang sedang duduk sambil mengeluarkan asap rokok dari mulut nya. Pria iru merupakan kekasih Claudia bernama Alvin Marin.

"Iya!"

"Ayah masih membela wanita itu!"

"Kenapa sih ayah lebih memilih wanita itu, padahal ibu lebih cantik dan baik di banding dia!" ucap Claudia meninju lagi samsak tersebut dengan penuh emosi.

Alvin pun bangun dari duduknya dan membuang puntung rokok itu di asbak yang terletak di atas meja. Dia mendekati Claudia yang sedang meninju samsak dan berkata. "Clau ... Jika ayahmu tidak mencintai ibumu lagi bahkan melupakan dirimu. Masih ada aku disini sebagai kekasihmu yang sangat tampan dan setia!" ucap Alvin memuji dirinya sendiri.

"Apa kau benar mencintai ku?" tanya Claudia membalikkan punggungnya menoleh ke arah Alvin yang sudah berdiri di dekat diri nya dari tadi.

"Apa kau meragukan cinta ku?" tanya alvin balik kepada nya.

"Tidak!"

"Aku hanya takut kau meninggalkan diriku seperti ayah ku!" lirih Claudia dengan nada sedikit kecewa mengingat perkataan ayah nya tadi.

"Aku tidak akan meninggalkan mu sayang!"

"Aku janji!" Alvin langsung memeluk claudia dengan hangat, membuat claudia sangat nyaman dekat pelukan dari kekasih nya.

"Apa kau mau minum bersama ku sayang?" Alvin menawarkan bir yang sedang dia tuang kan di gelas, setelah selesai memeluk Claudia.

"Tidak! Aku sedang tidak ingin meminum itu malam ini!" Claudia menolak tawaran tersebut serta mendarat kan pantat nya di sofa.

"Baik lah, Jika kau tidak ingin meminum ini..., bagaimana dengan minuman yang satu ini?"

Alvin berjalan ke arah kulkas yang ada di markas milik widya sangat lengkap perabotan rumah tangga, dari kulkas, telivisi, lemari baju, kamar beserta isi nya dan juga sofa.

Alvin mengeluarkan satu botol minuman jus wortel kesukaan Claudia.

"Kau membuat kan jus untuk ku?" ucap Claudia yang tak percaya bahwa kekasih nya sangat perhatian kepada diri nya.

"Hu um!" Alvin mengangguk,

"Jika kau tidak ingin minum bersama ku, mari kita minum jus bersama!" Alvin menuang kan jus tersebut ke dalam gelas lain nya, lalu di beri kan kepada Claudia.

"Minum lah!"

"Aku membuat kan ini spesial untuk mu, ketika yang lain sudah pulang dari markas ini!" ucap Alvin yang mengatakan jika teman nongkrong mereka sudah duluan pulang dari markas milik Claudia.

Claudia pemilik markas ini, dia dulu meminta ayah nya membeli sebuah rumah untuk diri nya yang jauh dari pusat perkotaan serta tidak memiliki tetangga sedikit pun serta di jadikan pangkalan tempat dia nongkrong bersama teman dan kekasih nya.

"Terimakasih Alvin!" Claudia langsung meneguk kan jus tersebut sampai habis.

Alvin yang melihat gelas milik Claudia sudah kosong, dia tersenyum dengan bahagia. Di balik senyum bahagia nya, ada niat yang sudah dia rencana kan sejak lama.

"Mau tambah lagi?" tawaran Alvin yang ingin memberikan jus yang masih penuh di gelas milik nya.

"Tidak perlu Alvin, aku sudah kenyang!" Ucap Claudia yang bangun dari duduk nya.

"Apa kau mau pulang? Kenapa tidak tinggal di markas saja!" Alvin yang menahan lengan Claudia.

"Iya!"

"Aku mau pulang ke rumah ibu ku, kasian dirinya sendirian di rumah".

"Apa kamu tidak pulang juga atau tinggal di markas ku ini?". ujar Claudia yang memberi pertanyaan balik kepada Alvin.

"Hmm, jika kau pulang"

"Aku akan pulang juga, tapi aku lebih suka tinggal disini. Lagian aku juga benci sama ayah ku!" jawab Alvin yang enggan untuk pulang ke rumah nya, karena dia juga hampir sering bertengkar dengan ayah nya.

Ia di anggap nakal juga oleh ayah nya, karena Alvin sudah beberapa kali keluar masuk penjara akibat mengguna kan obat terlarang.

"Kalau kau ingin tinggal disini!"

"Tinggal lah, lagian kau juga punya kunci cadangan markas ku kan!" ucap Claudia sedikit judes.

"Hmm...!" Alvin tidak tau harus mengatakan apa lagi, karena dia memang sudah sering mendengar kan jawaban yang sama dari kekasih nya.

"Aku pulang du-...!"

Tiba tiba Claudia terjatuh lemas saat melangkah pergi, dia merasa kan kepala nya ling lung dan puyeng secara mendadak.

"Ada apa dengan kepala ku!"

"Dan kenapa penglihatan mata ku remang begini!" gumam Claudia yang berusaha bangun tapi tubuhnya terasa sangat lemas.

"Clau, Are you okay baby?" Alvin mencoba mengangkat dan menopang tubuh Claudia yang sudah terduduk lemas di lantai.

"Kepala ku sakit...."

"Kenapa semua nya kelihatan berputar ya?" ucap Claudia yang merasa kan kepala nya seperti oyong dan terasa dunia sedang berputar sangat kencang.

"Gimana kalau kamu tidur disini saja. Biar aku temanin kamu disini!" ucap Alvin tanpa pikir panjang.

"Apa?"

"Tapi... Nanti ibu ku-!"

kata-kata Claudia terhenti kan, kini diri nya pingsan. Alvin melihat itu tidak terlalu panik.

"Clau..., kau beneran pingsan?" panggil Alvin melambaikan tangan nya ke arah wajah Claudia yang sedang pingsan.

"Apa obat itu berhasil? Secepat inikah efek obat itu?" gumam Alvin.

Alvin ternyata sudah memberi kan sebuah obat tidur di campur nya dalam jus yang dia bikin sebelum Claudia sampai ke markas, ternyata rencana dan niat nya berhasil. Karena sejak lama dia sudah berniat untuk memiliki tubuh Claudia.

"Akhirnya rencana ku berhasil!"

"Tidak sia-sia aku campurkan obat itu!"

Senyum licik terukir di bibir Alvin, dia langsung menggendong tubuh sang kekasih dan merebah kan di ranjang itu.

...----------------...

...Bersambung.........

Terpopuler

Comments

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

Aku ga mampir cuma nengok ka wid 😁

2024-11-12

1

Delita bae

Delita bae

salam kenal 👋jika berkenan mampir ya😇🙏

2024-11-05

1

Jihan Hwang

Jihan Hwang

ceritanya bagus...salam kenal kak.
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/

2024-11-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!