Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Elsya tengah duduk di teras, sambil melihat pemandangan langit yang mulai gelap, dan ia duduk ditemani mbak Kun.
"Laper," ucap Elsya sambil mengelus perutnya. "Lu mau makan apa gue beliin?" tanya Elsya ke mbak Kun.
"Gak ada," jawabnya.
"Widih tumben banget lu Kun, biasanya juga lu yang merengek minta dibeliin," ucap Elsya menggoda mbak Kun.
"Kalau gitu beliin gue gaun," ucap mbak Kun sambil menatap Elsya.
"Skip." Elsya langsung berdiri dan meninggalkan mbak Kun sendirian.
"Dasar manusia, tadi nawarin udah gue utarakan malah pergi."
"Dasar Kuntilanak, yang wajar-wajar aja kek," ucap Elsya sambil berjalan masuk penginapan.
"Woy." Elsya tersentak kaget karena Diki dan Rio muncul tiba-tiba di hadapannya.
"Sialan kaget gue," umpat Elsya.
"Gue kira dia kalem bro, nyatanya bar-bar juga," ucap Rio ke Diki.
"Eeeey kalem? Dia? Setiap diganggu geng M dia selalu mengumpat," ucap Diki.
"Mulut lu Dik," tegur Elsya.
"Heh El kata Diki lu beneran bisa lihat setan ya?" tanya Rio juga kepo, terlihat Diki menyunggingkan bibirnya.
"Ah bisa, sini deh." Elsya mengajak Rio ke arah kamar cewek yang khusus barang.
Pada saat mendekati cermin, Elsya berpura-pura menyentuh cermin sambil komat-kamit tidak jelas bahkan Elsya mengusap-ucap cermin yang ada di depannya.
"Lu yakin mau lihat?" tanya Elsya memastikan keyakinan Rio, dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.
"Tutup mata lu." dengan cepat Rio menutup matanya, "Jangan lu buka sebelum gue suruh ya."
"Oke oke," ucapnya.
"Dik bantuin, Rio maju maju." Elsya mengarahkan Rio untuk berdiri di depan cermin.
"Ini lu mau ngerjain dia?" tanya Diki sambil berbisik.
"Diem," ucap Elsya tanpa mengeluarkan suara.
"Rio lu jangan buka mata sebelum gue suruh ya," pinta Elsya. "Setelah gue tepuk pundak lu sekali, lu hitung satu sampai sepuluh baru lu buka mata." Rio menganggukkan kepalanya.
Elsya mengisyaratkan Diki untuk keluar tapi ia menolak untuk mengikuti perintah Elsya, "Oke lu pikir gue lagi bercanda ya," ucap Elsya dalam hati.
Elsya menepuk pundak Rio lalu berlari keluar, Elsya juga menutup pintu. Terdengar dari dalam Rio menghitung dan tak lama mereka berdua berteriak.
AAAAAAAKH
ANJIR SETAAAAAAN
WOOOOY EEEEL
Elsya membuka pintu kamar, ia bisa minat raut wajah kedua temannya itu sungguh ketakutan.
"Setannya serem," ucap Rio sambil menunjuk ke dalam.
"Gue nyesel! Gue pikir lu bercanda," ucap Diki.
"Itu setan apa El?" tanya Rio dengan mata terbelalak.
"Apa yang kalian lihat? bukan Kuntilanak?" tanya Elsya, karena tadi Elsya meminta mbak Kun untuk menampakkan dirinya.
Mereka berdua kompak menggelengkan kepalanya, Elsya segera masuk ke dalam kamar dan melihat makhluk apa yang mereka berdua lihat.
Tapi Elsya justru tidak melihat makhluk apapun, bahkan si Kun pun tidak ada.
"Lu lihat apaan?" tanya Elsya masih sambil melihat sekeliling kamar. "Lu lihat di cermin kan?" tanya Elsya memastikan.
Mereka berdua kembali menggelengkan kepalanya, "Di pojok kamar," jawab Diki.
"Gak ada apa-apa ini, lu pada bercanda ya?"
"Kalian kenapa ribut-ribut?" Elsya mendengar teman-temannya sudah kembali.
"Gak ada apa-apa," jawab Diki berusaha tenang.
Saat Elsya keluar matanya langsung tertuju pada Sarah yang juga ada di antara mereka semua, tentu saja ia berdiri di samping sang kekasih.
Sarah pacaran dengan teman sekelasnya juga, dan bukan rahasia umum lagi bagi teman sekelasnya jika gaya pacaran mereka yang terlalu berlebihan.
"Kalian ngapain di situ?" tanya Monica yang melihat kami bertiga di depan kamar cewek.
"Nih bocah abis ngerjain kita berdua, katanya bisa lihat setan berwujud monyet di kaca taunya muka kita sendiri," ucap Diki sambil menepuk-nepuk pundak Elsya.
"Untung mereka udah balik kalau gak, habis lu El." Rio juga menimpali ucapan Diki.
Hahahahaha...
Hahaha...
Mereka semua tertawa mendengar ucapan Diki.
"Mau juga lu dibegoin sama El," ucap Monica.
"Kalian pasti gangguin El kan?" tanya Azizah.
"Lu gak apa-apain dia kan?" tanya Bian sang ketua kelas.
"Kagak lah, kita kan temen." Diki langsung merangkul pundak Rio dan juga Elsya.
"Jangan buat keributan ya kalian," ucap Azizah memperingati mereka bertiga.
"Jangan kemana-mana, gue akan ambil makan malam." Bian langsung keluar bersama 3 orang temannya.
Setelah semua bubar, Elsya langsung menyeret Rio sama Diki keluar dari penginapan menuju teras.
"Jujur sama gue, lu lihat apa tadi?" tanya Elsya penasaran.
"Gue gak yakin, nenek-nenek tapi mirip Sarah," celetuk Rio.
"Nah bener-bener, awalnya Sarah teman kita tapi lama-lama mukanya berubah jadi tua terus menyeramkan njir." Diki juga membenarkan ucapan Rio.
"Lu kalau mau lihatin kita setan ya jangan serem juga lah, kita ini pemula," protes Diki tak terima ditampakkan makhluk seram.
"Lu harusnya lihat cermin, makanya gue suruh berdiri pas depan cermin."
"Di cermin mah muka kita doang, gak ada apa-apa itu lu bilang setan? Ganteng-ganteng gini juga," ucap Rio membanggakan mukanya.
"Harusnya lu lihat kuntilanak, tadi temen gue yang gue suruh tapi ko beda yang muncul," ucap Elsya merasa heran.
"Keknya lu salah mantra deh," ucap Diki, diangguki oleh Rio.
"Lu pikir gue dukun pake mantra segala," ucap Elsya.
"Kalian bertiga masuk," ucap Bian yang sudah datang sambil membawa makan malam mereka.
"Heh kalian jangan bilang siapa-siapa ya," pinta Elsya ke kedua temannya.
"Iya iya."
Mereka pun langsung masuk untuk mengisi perutnya yang memang sudah keroncongan terutama Elsya, selesai makan dan bersih-bersih Elsya masih memikirkan soal sosok yang di katakan oleh Diki dan Rio.
"Ayo jalan-jalan," ajak Ana ke Elsya.
"Boleh deh."
Mereka pun berjalan keluar bersama-sama, Elsya ikut saja karena tentu ia takut tinggal sendiri di penginapan setelah kejadian tadi.
Tujuan lain Elsya ikut keluar, karena ia mau mencari mbak Kun yang entah dimana rimbanya.
"Jadi pengen makan mie," celetuk Elsya saat melihat orang sedang makan mie goreng. "Nanti aja lah lagi rame."
Sembari berjalan mereka mulai terpisah, karena mata Elsya jelalatan melihat makanan, sedangkan temannya mencari baju ataupun souvenir untuk oleh-oleh.
"Ini anak harus digandeng kalau gak bisa ilang dia," ucap Mika.
"Laper gue lihat mereka pada makan," ucap Elsya.
"Baru juga selesai makan, turunkan dulu ayam bakar di perut lu," ucap Maya.
"Iya." Mereka pun lanjut belanja hingga tak sadar habis ratusan ribu.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.