Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 05
Keesokan pagi nya seperti biasa,Elena pun berangkat sekolah dan diantar oleh kedua pengawal nya,namun ada yang berbeda dengan sifat Ricky,karna hari ini ia seolah menghindari Elena.....
"Ricky! Semangat!" seru Elena menyoraki Ricky yang sedang bertanding bermain basket bola.
"Rick! Kamu pasti bisa!" sorak Tina yang duduk di kursi paling depan girang.
Ricky pun menoleh ke arah mereka,Ricky hanya memasan wajah biasa saja saat menatap Elena,tapi tidak dengan Tina.itu membuat Elena langsung sedih dan merasa bersalah....
"Apa itu,karna kejadian kemarin ya?" batin Elena menuduk sedih.
Tina yang menoleh kebelakan itu pun diam-diam tersenyum sinis,ke arah Elena....
"Mampus,sekarang Ricky hanya milik ku,"batin Tina.
Pertandingan itu pun berlangsung lama,dan akhirnya selesai,Tina dengan semangat mengantar sebuah botol air dan handuk menghampiri Ricky,lalu menyodorkan botol air kepada Ricky....
"Terima kasih," ucap Ricky sambil tersenyum,lalu menegak botol air yang di berikan oleh Tina hingga kandas.
"Ini handuk nya,lap dulu keringat mu itu," ujar Tina.
Ricky pun kembali mengangguk,lalu meraih handuk itu dari tangan Tina,dan mulai mengelap keringat nya yang bercucuran deras....
Tak lama Elena pun muncul."Ricky,kamu marah?" tanya Elena merasa bersalah.
Mendengar suara Elena Tina langsung kesal,sedangkan Ricky memasan wajah dingin lalu menatap ke arah Elena....
"Aku tidak marah,hanya terlalu capek setelah bermain basket," jawab Ricky,lalu menyerahkan handuk yang ia pakai kepada Tina.
"Ka...kalau begitu bolehkah-"
"Maaf Elena,aku sedang sibuk hari ini,bye," potong Ricky berjalan pergi meningalkan mereka berdua.
Elena menatap nanar kepergian Ricky dengan sedih,membuat Tina yang berdiri dibelakan Elena tersenyum puas,lalu menghampiri Elena....
"Sudah...jangan sedih,Ricky hanya sibuk saja," bujuk Tina pura-pura perhatian.
"Iya kah? Aku pikir dia marah karna kejadian kemarin," ucap Elena kembali tersenyum dan merasa lega.
"Cih!" batin Tina mendesis kesal.
"Ha ha ha ha,tidaklah,mana mungkin dia marah,ayo kita ke kantin," ajak Tina sambil tertawa paksa.
Elena pun mengangguk,dan mereka berjalan beriringan menuju kantin,dan lagi-lagi bertemu dengan Ricky yang sedang makan bersama teman-teman nya,Ricky hanya menatap sekilas ke arah mereka,lalu kembali fokus berbincang dengan teman-teman nya,membuat Elena terdiam mematun menatap nya....
"Ayo duduk," tegur Tina menyadarkan Elena yang sedang terdiam sambil memegan nampan makanan nya.
"I...iya," sahut Elena seketika sadar dan terbata-bata,lalu duduk.
Dan mereka pun mulai makan,namun Elena makan sambil menatap terus ke arah Ricky yang sedang asik ngobrol,membuat Tina cemburu,lalu dengan cepat menghabiskan makanan nya....
"Aku sudah selesai," ucap Tina bangkit dari duduk nya.
"Eh,tapi aku belum," tutur Elena menatap Tina.
"Makanya cepatan,kelas sudah mau di mulai," desak Tina.
"Iya,sudah biarkan saja,Ayo,"
Elena pun membersihkan bibir nya dengan cepat,lalu ikut bangkit,dan mereka pun keluar dari kantin menuju kelas,tak lama bell sekolah pun kembali berbunyi,dan pelajaran pun kembali di mulai....
(Di sisi lain)
Terlihat Mathew sedang sibuk membereskan file yang sudah ia cek,namun tiba-tiba ia kembali mengingat kesalahan nya yang kemarin....
"Apa yang kamu pikirkan Sial! Dia adalah keponakan mu astaga,ini sunggu memalukan," umpat Mathew meremas rambutnya dengan kasar.
Tok...tok...tok...suara ketukan pintu dari luar ruangan menyadarkan Mathew,dengan cepat kembali memperbaiki penampilan nya,lalu....
"Masuk," sahut Mathew.
Ceklekkkkk...pintu pun terbuka terlihat seorang pria berjalan masuk dengan penampilan rapi menghampiri Mathew,membuat Mathew menatap ke arah nya dengan tatapan bingun....
"Kamu sudah pulang?" tanya Mathew mengerutkan kening.
Pria itu pun duduk di sofa sambil menghela nafas berat."Mau bagaimana lagi.istriku mendesak ku ingin cepat pulang,karna dia tidak mau meningalkan Elena sendirian lebih lama lagi," jawab pria yang tak lain adalah tuan Nathan.
"Baguslah kalau begitu,biar aku juga bisa pulang,karna sudah dua hari dua malam aku tidak kembali ke mansion ku," ketus Mathew dingin.
"Cih! Bilang saja kau ingin menemui para wanita mu itu," desis tuan Nathan menatap Mathew dengan sinis.
"Oh,tentu saja,aku bebas memiliki wanita mana pun yang aku mau,maka dari itu aku belum mau menikah,tidak seperti kamu," cibir Mathew padahal semua wanita yang ia bawa kesana kemari,cuman dijadikan pajangan untuk di pertontonkan layak nya sirkus.
"Cih! Ku doakan agar kamu dapat istri yang galak," gerutu tuan Nathan bangkit dari duduk nya.
"Pegan kata-kata ku,walaupun suatu saat nanti aku menikah,istriku tidak akan kubiarkan mengaturku," tegas Mathew.
"Pffttt...Hahahaha! Iya,iya aku percaya,namun sebelum itu,kamu harus tau,kalau wanita adalah ras terkuat di bumi ini,dia tidak peduli siapa kamu,dan apa jabatan mu,kau akan terlihat seperti anak kecil bagi mereka,apalagi dia pendek,hati-hati kamu," jelas tuan Nathan berjalan keluar dari ruangan.
"Tidak akan pernah kubiarkan ini terjadi,aku seorang ketua Mafia,cih!" desis Mathew Menatap punggung lebar tuan Nathan dengan kesal.
gercep amat si mathew