Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.21
"terimakasih ya kamu sudah mau membantu saya" ucap Jason tulus saat mereka sudah sampai di hotel.
"Sama-sama tuan, sudah tugas saya untuk membantu tuan" jawab Wulan dengan senyum yang begitu tulus.
Senyum yang begitu menawan di mata Jason.
Sejak kapan senyum Wulan tampak begitu manis seperti itu, kenapa baru sekarang Jason menyadari.
"Saya masuk dulu ya tuan" ucap Wulan hendak membuka pintu kamarnya.
"I...iya" Jason menjawab terhenyak dari pikirannya sendiri.
"Wulan" panggil Jason.
"Iya tuan" Wulan membalikkan badannya kembali menghadap Jason yang masih berada ditempatnya.
"Kamu cantik sekali malam ini" pujian Jason yang tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulutnya.
"Ehh.. terimakasih tuan" jawab Wulan sambil menunduk dan segera masuk menutup pintu kamarnya.
Wajah Wulan terasa terbakar, andai Jason melihatnya tentu akan sangat jelas terlihat wajah Wulan memerah. Jantungnya berdegup kencang.
Seperti ada kupu-kupu didalam perutnya.
"Kenapa aku ini,kenapa aku begitu bahagia saat tuan memujiku begitu" gumam Wulan sendiri.
"Dasar bodoh,tidak seharusnya aku bahagia atas pujian lelaki beristri kan" Wulan menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
Sementara itu Jason masih mematung didepan kamar Wulan.
"Apa yang baru saja aku katakan, kenapa aku seperti kehilangan akal. Bukankah itu tadi terlihat seperti aku sedang merayunya" gumam Jason lirih sambil mengusap wajahnya kasar.
"Pak,apa yang anda lakukan disini?" Tanya indah yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Ahh...aku,tidak apa-apa, bagaimana Rayyan apa dia baik-baik saja?" Tanya Jason mengalihkan pembicaraan.
"Iya pak, semua baik-baik saja, sekarang dia sudah tidur. Bagaimana makan malamnya, apa berjalan lancar" tanya indah.
"Iya,semua berjalan sesuai yang aku harapkan. Terimakasih atas bantuanmu. Kau bisa istirahat sekarang" jawab Jason diikuti anggukan kepala indah.
***
"Aduuhhhh...perutku sakit banget" Wulan meringis perutnya terasa begitu melilit.
Dia bangkit dari ranjang,diliriknya jam masih menunjukan pukul tiga pagi.
Perutnya benar-benar bergejolak, Wulan segera berlari menuju toilet.
Biasanya saat subuh tiba,Wulan akan segera bangun untuk menunaikan ibadah dan bersiap melakukan tugasnya.
Tapi kali ini ranjang hotel yang mewah seolah memeluknya ditambah lagi rasa lemas luar biasa akibat diare, hingga membuatnya bermalas-malasan sedikit lagi.
"Mbak ulaaan" suara kecil Rayyan memaksanya segera bangkit dari ranjangnya.
Dibukanya pintu kamar itu, Rayyan yang berdiri dihadapannya terlihat sudah mandi.
"Den Ray udah mandi? Maaf ya mbak Wulan telat bangun" tanya Wulan sambil bergegas hendak bersiap mandi dan berganti baju kerjanya.
"Hari ini saya sudah janji untuk mengajak Ray jalan-jalan, kamu juga bersiaplah" Jason tiba-tiba sudah berada di depan pintu kamar Wulan.
"Ah iya tuan,maaf saya terlambat bangun maafkan saya" ucap Wulan menjelaskan.
"Tidak apa-apa,sekarang cepatlah bersiap. Oh satu lagi, sebaiknya kamu pakai baju biasa saja, jangan pakai seragam, kamu terlihat lebih cantik tanpa seragam itu" ucap Jason sebelum akhirnya berlalu.
'terlihat lebih cantik? Apa dia baru saja memujiku lagi,kyaaaaaa' jerit batin Wulan kegirangan.
"Mbak ulan kenapa kok senyum-senyum sendiri?" Tanya Rayyan yang heran melihat tingkah wulan.
"Ah gak papa,sebentar ya mbak ganti baju dulu" jawab Wulan sambil mengelus rambut Rayyan.
Wulan memilah baju mana yang cocok untuk dikenakan kali ini.
Baju miliknya tidak ada yang benar-benar bagus.
Akhirnya dipilihlah kaos berwarna putih dipadukan dengan jeans hitam dengan cardigan berwarna Salem.
'kenapa aku jadi gugup,seperti mau kencan saja' batinnya.
'eh... tidak-tidak, dasar tidak tahu diri, membayangkan kencan dengan suami orang' umpatnya dalam hati sambil memukul kepalanya yang akhir-akhir ini berfikiran aneh.
***
MOHON DUKUNGANNYA, JANGAN LUPA
LIKE,KOMENTAR,RATE DAN VOTE NYA.
KRITIK DAN SARAN JUGA SANGAT AUTHOR TUNGGU.
Thank you 🙏💖💖💖
cape deh dengan kebodohannya
Harusnya dia menerima Raymond sebagai suami dan takdir yang terbaik baginya, bukan malah napsu ingin memiliki Jason yang tdk mencintainya
Perempuan kufur nikmat /Awkward/
aq penasaran lho ending nyaaa...? 🤔