NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapatkan julukan

Sorak-sorai penonton di arena berangsur-angsur memudar ketika Kaelan dan Zethra berdiri berhadapan. Angin sejuk membawa debu yang beterbangan di bawah kaki mereka, menambah kesan dramatis pada suasana yang sudah sangat tegang. Ribuan pasang mata menyaksikan dengan penuh antusias, mengetahui bahwa pertarungan ini akan menjadi salah satu yang paling berkesan dalam turnamen ini. Dua sosok yang sama-sama mengerikan dalam keahlian bertarung, akan saling menguji kemampuan dan keberanian mereka di arena.

Zethra, si bayangan yang melaju cepat, berdiri dengan penuh percaya diri. Sosoknya hampir tak terlihat oleh mata biasa, tubuh rampingnya seakan menyatu dengan bayang-bayang yang mengelilingi arena. Selama ini, dia dikenal sebagai petarung yang tak pernah terlihat bergerak sebelum melakukan serangan mematikan. Kaelan tahu, ini bukan lawan yang bisa dianggap enteng.

“Dia seperti bayangan, tapi aku adalah petir,” Kaelan membatin, sambil menghela napas dalam. Petir merah yang menyelimuti lengannya berdesir halus, seperti energi yang bersiap untuk meledak kapan saja.

“Kau siap, bocah petir?” Zethra menyeringai, suaranya tajam seperti belati. Dia tahu siapa yang berdiri di hadapannya, tetapi dia tak gentar. Bahkan dengan reputasi Kaelan sebagai petarung dengan kekuatan petir dan regenerasi yang legendaris, Zethra percaya pada kecepatannya sendiri.

Namun, Kaelan tetap tenang. Tangan kanannya perlahan bergerak ke gagang pedang di pinggangnya. Petir merah yang mengitari tubuhnya semakin intens, mengeluarkan suara desis yang membuat udara di sekelilingnya bergetar. Di dalam pikirannya, Kaelan bisa mendengar suara Takashi, gurunya yang bijak dan penuh humor, mengajarkannya untuk tetap tenang dan fokus dalam setiap situasi.

“Pedang bukan hanya senjata. Itu adalah perpanjangan dari dirimu. Setiap goresan, setiap gerakan, adalah perwujudan dari jiwamu.”

Dalam sekejap, Zethra bergerak.

Wuuuushhhh!

Seolah-olah Zethra menghilang dari pandangan, hanya meninggalkan jejak bayangan di tempatnya berdiri beberapa detik lalu. Penonton tersentak, mata mereka tak mampu mengikuti kecepatan luar biasa itu. Namun, Kaelan sudah siap. Matanya fokus, mengantisipasi arah serangan pertama.

CLANG!

CTARRR!!

Pedang Kaelan dan Zethra beradu dengan suara keras. Dentingan logam menggema di seluruh arena. Serangan cepat Zethra telah berhasil ditangkis, dan sekarang mereka berdiri berhadapan sekali lagi. Namun, serangan itu bukanlah satu-satunya.

Zethra tak memberi Kaelan kesempatan untuk bernapas. Dia terus menyerang dengan kecepatan yang luar biasa. Serangan-serangannya begitu cepat sehingga hampir tak terlihat, seolah-olah ia adalah bayangan yang menyerang dari segala arah sekaligus. Setiap kali Kaelan menangkis, percikan listrik merah menyala terang, mengimbangi gerakan Zethra yang tak terlihat.

Kaelan merasa tubuhnya bergerak dengan lebih cepat dari biasanya. “Terima kasih, Takashi,” pikirnya, menyadari bahwa latihan keras bela diri dan penggunaan kiryoku dengan petir kini menjadi senjata andalannya. Setiap gerakan Zethra, secepat apa pun, tetap bisa ia imbangi dengan petir yang mengalir di tubuhnya. Pedang yang berlapis listrik itu menyambar udara setiap kali Kaelan mengayunkannya, membuat suasana pertarungan terasa penuh dengan energi.

“Aku harus bermain cerdas. Dia terlalu cepat untuk hanya mengandalkan serangan langsung,” Kaelan membatin, sambil menarik napas panjang.

CTARRR!

Zethra berhasil melukai Kaelan di bahunya. Serangan mendadak yang tak terduga itu membuat penonton tersentak. Darah merah mengalir dari luka di tubuh Kaelan, menetes ke tanah. Namun, sebelum Zethra bisa merayakan kemenangannya, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Dalam hitungan detik, luka di bahu Kaelan mulai sembuh. Daging dan kulit yang terkoyak menyatu kembali, seolah-olah luka itu tak pernah ada. Petir merah berderak di sekeliling tubuh Kaelan, memulihkan segala kerusakan yang terjadi dengan kecepatan luar biasa.

Zethra terkejut. “Apa ini? Dia… sembuh seketika?” pikirnya, tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Kaelan tersenyum tipis. “Kau tidak tahu, ya? Petir abadi tak pernah berhenti,” katanya dalam hati. Ia merasakan energi petir di dalam tubuhnya semakin liar, membangkitkan adrenalin yang membuatnya semakin fokus.

Zethra tampak terguncang, tetapi dia masih berusaha menjaga ketenangannya. Dia melancarkan serangan berikutnya, namun kali ini Kaelan tak lagi membiarkannya mendekat dengan mudah.

Kaelan mulai menggunakan teknik bela diri yang dia pelajari dari Takashi. Dia melepaskan pedangnya sejenak, mengandalkan kekuatan tubuhnya yang dilapisi oleh petir merah. Tangannya bergerak cepat, menangkis setiap serangan Zethra dengan ketangkasan yang sama cepatnya. Setiap pukulan Kaelan mengalirkan aliran petir ke tubuh Zethra, menyebabkan getaran listrik yang melemahkan musuhnya.

CTARRR!

Satu pukulan keras mendarat di perut Zethra, mengirimkan gelombang kejut listrik yang cukup kuat untuk membuatnya terhuyung mundur. Kaelan memanfaatkan momen itu, kembali mengangkat pedangnya dan mengayunkannya dengan gerakan yang sangat cepat, menciptakan ledakan petir di sepanjang bilah pedang. Zethra hanya bisa bertahan dengan susah payah.

“Ini saatnya mengakhiri ini,” pikir Kaelan. Dengan kekuatan penuh, ia mengalirkan semua energinya ke pedang, membuat petir merah di sekelilingnya semakin liar. Dia menyiapkan serangan terakhirnya, teknik yang diajarkan Takashi untuk menggabungkan kekuatan fisik dengan petir.

“Pedang Petir!”

Kaelan meluncur ke depan dengan kecepatan yang luar biasa. Zethra berusaha menangkis, namun dia tak mampu menahan gelombang serangan yang begitu dahsyat. Pedang Kaelan menghantam Zethra dengan kekuatan penuh, menghasilkan ledakan petir merah yang mengguncang seluruh arena.

BOOOOOM!

Suara ledakan bergema keras, membuat tanah di bawah mereka bergetar. Gelombang kejut dari petir yang meledak menyebar ke seluruh penjuru, membuat penonton berseru kagum sekaligus ketakutan. Asap tebal menyelimuti arena, menyembunyikan hasil dari bentrokan dahsyat tersebut.

Ketika asap perlahan-lahan mulai menghilang, Kaelan terlihat berdiri di tengah-tengah arena dengan tubuhnya masih diselimuti oleh petir merah yang berkilau. Di hadapannya, Zethra tergeletak tak berdaya, pedangnya terlempar jauh dari genggamannya. Tubuhnya bergetar lemah, tak mampu melawan lagi.

Kaelan, meskipun sempat terluka, berdiri tegap tanpa goyah sedikit pun. Luka-luka yang ia terima sudah sembuh sepenuhnya, meninggalkan tubuhnya tanpa cedera.

Penonton di sekitar mereka terdiam sesaat, sebelum sorak-sorai memecah kesunyian.

“Petir Merah Abadi!” seseorang berteriak dari bangku penonton, diikuti oleh teriakan serupa dari seluruh arena.

“Petir Merah Abadi!” teriakan itu semakin keras, menggema ke seluruh penjuru, kaelan sang " petir merah abadi"!!!!

Julukan baru Kaelan kini telah lahir. Sebuah julukan yang melambangkan kekuatannya yang tak terhentikan petir yang terus menyambar tanpa henti, dan kemampuan regenerasi yang membuatnya seolah abadi. Sorakan itu terus berlanjut, bahkan ketika Kaelan meninggalkan arena dengan tenang. Dalam hati, Kaelan tahu ini hanya awal. Pertarungan sesungguhnya masih menantinya di final.

Namun, untuk saat ini, dia menikmati kemenangan ini. Sebagai Petir Merah Abadi yang akan terus maju, tak peduli berapa banyak musuh yang mencoba menghentikannya.

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!