Cintanya pada almarhumah ibu membuat dendam tersendiri pada ayah kandungnya membuatnya samam sekali tidak percaya akan adanya cinta. Baginya wanita adalah sosok makhluk yang begitu merepotkan dan patut untuk di singkirkan jauh dalam kehidupannya.
Suatu ketika dirinya bertemu dengan seorang gadis namun sayangnya gadis tersebut adalah kekasih kakaknya. Kakak yang selalu serius dalam segala hal dan kesalah pahaman terjadi hingga akhirnya.........
KONFLIK, Harap SKIP jika tidak biasa dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Selalu ada keributan.
Entah kenapa Bang Rama merasa kesal melihat Dilan tersenyum manis pada seluruh anggota yang membantunya hari ini, terutama Prada Decky.
'Aduuuhh.. kenapa nih. Perasaanku tiba-tiba saja panas melihat Dilan senyum di hadapan laki-laki lain, tapi apalah aku ini. Aku menikahi Dilan hanya untuk memberi status pada anak tidak berdosa di dalam kandungan Dilan, juga agar Dilan tidak sibuk ada di jalanan.'
Bang Rama mendekatkan telinganya pada daun pintu, ia berniat menguping pembicaraan para anggotanya dengan Dilan.
"Apa sih yang mereka bicarakan?? Kenapa pakai senyum segala. Dilan lagi, kenapa tidak langsung masuk dan sembunyi di kamar??" Gerutunya.
Prada Decky terus tersenyum dan arah pandang matanya tak lepas menatap wajah Dilan.
"Ijin ibu..!! Apa selama hamil ibu tidak pernah mengidam, bukankah ibu hamil itu biasanya mengidam." Tanya Prada Decky.
Dilan balik tersenyum mendengarnya. Ia mengusap perutnya sekilas.
"Dia tau bapaknya sedang repot. Saya juga tidak ingin bapaknya terganggu dengan hadirnya."
Prada Decky merasa tersentil mendengarnya, pasalnya dirinya tau bahwa pernikahan Letnan Rama dan Ibu Dilan baru saja terjadi. Namun paham semua adalah urusan pribadi atasannya, maka Prada Decky tidak bertanya lagi.
Bang Rama yang merasa ikut terseret dalam arus pembicaraan pun segera muncul dari balik pintu. "Bapaknya repot tapi bukan berarti tidak sayang. Bapaknya bekerja keras untuk dia juga Mamanya. Seorang bapak tidak akan pernah terganggu jika itu menyangkut anaknya dan seorang suami akan selalu bertanggung jawab pada istri dan keluarga kecilnya. Cinta tidak harus lewat kata."
"Selamat siang, Danton."
Bang Rama beralih menatap wajah ayu sang istri. "Di dalam banyak cucian piring, pakaian belum di jemur dan buatkan Abang bubur ketan hitam pakai santan kental dan gula merah, jangan lupa buatkan Abang tempe mendoan dan sayur lodeh."
"Bukannya di dalam tadi Dilan masak soto ayam, ada bubur kacang hijau juga ada tahu isi." Kata Dilan heran.
"Ganti menu..!! Abang tidak sembarang makan. Alergi..!!" Jawab Bang Rama singkat.
Dilan heran, tak tau kenapa Tuhan bisa mempertemukan dirinya dengan pria super ribet seperti Bang Rama.
"Ijin Danton. Danton alergi apa? Kemarin makan rempeyek laron tidak apa-apa, kan??" Tanya Prada Decky memastikan.
"Ya pokoknya saya alergi. Masa saya harus cerita sama kamu." Ucap ketus Bang Rama.
"Siaap..!!" Prada Decky pun terdiam, tidak mungkin lagi dirinya berdebat dengan Danton galak seperti Lettu Rama.
Lirikan Bang Rama beralih menatap Dilan. "Ayo, tunggu apalagi???? Apa mau tunggu suamimu kelaparan dulu????"
Dengan kesalnya, Dilan segera masuk dan menuju dapur dan melihat bahan yang ada namun karena tidak ada persiapan, ia pun tidak menemukan ketan hitam di dapur rumahnya. Dilan kembali lagi menuju teras.
"Ketan hitamnya tidak ada, bagaimana kalau Dilan beli sama Om Decky ke supermarket." Tanya Bang Rama.
"Kau tidak lihat ada suami sebesar dan seganteng ini di rumah, kenapa harus ajak Decky?????" Tegur Bang Rama.
"Dilan hanya tanya, Bang. Kalau Abang mau antar ya ayo, kenapa harus marah seperti nenek kehilangan gigi sih??" Rasanya dilan sungguh kesal berdebat dengan Bang Rama.
"Lagian kamu juga kenapa?? Disini ada suamimu. Ingat ya, kamu sudah punya suami.. sudah punya suami..!!" Kata Bang Rama sengaja menegaskan ucapannya dengan jelas.
"Harap di ingat juga ya Bapak Rama. Kalau ingat sudah menikah, pastikan wanitanya jadi istri.. jadi istri.. bukan pembantu umum. Kalau nggak ikhlas nikah kenapa harus memaksa. Dilan juga tidak minta menikah." Dilan pun segera masuk ke dalam rumah.
Seketika Bang Rama menjadi panik di buatnya. Ia pun menyusul langkah Dilan.
braaaaaakk..
Pintu rumah pun tertutup rapat hingga jendela kaca di rumahnya bergoncang nyaris retak.
"As.... tagfirulah hal adzim..!!!" Bang Rama sampai mengurut dada saking kagetnya. Ia pun menolah pada Prada Decky. "Ini semua gara-gara kamu, Deck..!!"
Prada Decky menunjuk hidung nya sendiri. "Saya, Dan?????"
"Ya kamu, siapa lagi????? Caper sekali kau di depan istri saya." Omel Bang Rama. "Push up, tiga puluh kali..!!!!!!" Perintah Bang Rama.
"Bisa-bisanya mereka punya komandan segalak Abang. Seharusnya Abang yang push up..!! Lima puluh kali..!!" Kata Dilan dari dalam rumah.
Sontak Bang Rama terkejut, mulutnya sampai ternganga lebar. Bagaimana seorang komandan malah meruntuhkan harga diri di hadapan anggotanya.
"Susah kan??? Makanya jangan hukum orang sembarangan."
"Ibu.. ijin..!! Biar saya yang ambil push up..!!" Ucap Prada Decky merasa tidak enak.
"Om Decky silakan push up di luar karena perintah Danton. Bang Rama push up di kamar karena perintah istri." Jawab Dilan yang mulai mengerti tentang sebuah aturan.
Untuk kesekian kalinya Bang Rama ternganga. Sungguh ia terkejut namun sekaligus memerahkan semu pipinya. Tiba-tiba pikirannya bercabang, otaknya menjadi rusuh.
'Waahh.. ada angin apa Dilan mengajakku ke kamar? Sebenarnya belum boleh sih. Tapi kalau istri memaksa begini, apa boleh buat. Mudah-mudahan langit bumi kakang kawah adi ari-ari limo pancer mengampuni dosa ku.'
"Ayo.. tunggu apalagi??" Sambar Dilan.
Dengan senyum sumringah, Bang Rama pun segera membuka pintu rumah. "Cepat kembali ke barak. Push up saya batalkan." Perintah Bang Rama.
Perlahan Bang Rama masuk dan menutup kembali pintu rumah lalu berjalan cepat menuju kamar.
"Buka kaosnya..!!"
Mendengar perintah Dilan, senyum Bang Rama tidak pudarnya mengukir bahagia. "Sabar to, dek. Siang bolong ngajakin ngamar." Ucapnya sembari membuka kaos dan melemparkannya asal.
"Ambil posisi push up..!!" Perintah Dilan sambil mengarahkan Bang Rama dengan pandangan matanya.
"Di lantai??? Badanmu bisa sakit, dek."
Dilan tetap menarik Bang Rama dalam posisi push up di lantai dan Bang Rama pun menurut.
"Laahh.. kamu dimana???" Tanya Bang Rama.
"Ya disini.. duduk di punggung Abang. Dilan mau tau segagah apa Letnan Rama, atau hanya bisa omong doank dan main perintah tanpa bukti???" Jawab Dilan.
"Oohh.. begitu kau ya..!! Beraninya kau PHP dan kerjain suami. Okeee.. Abang ajak kau push up..!! Tiba saatnya nanti.. Abang balas, Abang bocorkan tangkimu. Apa kau pikir tidak lelah mengulur selang????" Ancam gemas Bang Rama kemudian mulai push up.
Dilan ternganga karena ternyata Bang Rama mampu membawanya push up naik turun bagai tanpa bebas meskipun dirinya sedang duduk manis di atas punggung suaminya.
.
.
.
.