"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kapan pulang?
Di kediaman Tian Mentari yang baru saja sampai dirumah Tian, dibuat menghela nafas, saat matanya tidak melihat Motor kesayangan Sang Om, terparkir digarasi rumah, pertanda jika Omnya itu belum pulang.
"Kapan pulangnya?" ucap Mentari saat akan masuk rumah.
Jujur Mentari agak takut jika harus melewati malam sendirian lagi dirumah Tian, alhasil dia sangat berharap Omnya itu segera pulang.
Ingin bertanya kapan Omnya itu pulang rasanya malas, takut jika nanti dirinya akan dijadikan bahan candaan sang Om yang kadang-kadang sifatnya seperti sang abang.
Mentari masuk rumah dan karena ingin buang air kecil dia pun langsung menuju kamar mandi, setelah selesai dengan hal itu, Mentari yang melihat handuk miliknya berada disana, berpikir untuk sekalian Mandi.
Selesai mandi Mentari langsung keluar dengan hanya memakai handuk yang panjangnya hanya dari dada sampai setengah pahanya saja.
Dia berjalan santai, toh Omnya belum pulang, jadi tak apa jika dia berkeliaran dirumah Tian, hanya dengan selembar handuk ditubuhnya.
Sebelum pergi kekamarnya, Mentari yang mendadak ingin minum jus jeruk, langsung membuka kulkas dan karena kemasan jus tersebut berada dibawah, dia langsung mengambilnya tanpa berjongkok, alhasil seseorang yang berada dibelakangnya harus menelan ludahnya dengan sangat kasar, karena harus melihat pemandangan yang saat ini tengah menguji iman, imun dan imron miliknya.
Sungguh pemandangan macam apa yang di lihat saat ini, dan demi menjaga kewarasannya dia langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi, dengan sangat cepat sampai Mentari tidak menyadari kehadirannya, sampai suara pintu kamar mandi yang ditutup cukup keras, barulah Mentari sadar jika ada oranglain dirumah Tian.
Mentari yang rada-rada takut jika itu bukan Tian langsung berteriak memanggil pamannya itu "Oooom!!!"
"Ya ada apa?" jawab Tian dan Mentari bisa bernafas lega karena memang suara omnya yang dia dengar dari dalam kamar mandi.
"Tari apa kau masih memakai handuk?"
"Ya memangnya kenapa?" Jawab Mentari yang sepertinya lupa peraturan dirumah tian, yang tidak memperbolehkan seseorang keluar kamar mandi hanya memakai handuk saja. Alasannya karena kamar mandi terletak diarea dapur.
"Cepat pakai pakaianmu!!" ucap Tian yang tidak mungkin berkata jika tidak aku akan memakanmu.
Sungguh posisi Mentari yang tadi menungging dengan hanya memakai handuk setengah paha, membuat Mata juga otak Tian tercemar, karena tadi sempat terbesit dikepalanya, yang ingin melihat pangkal paha Mentari, Namun karena masih waras alhasil dia langsung berlari kekamar mandi secepat kilat, untuk mendinginkan kepala atas juga kepala bawahnya yang tadi sempat bangun.
Tidak main-main Tian langsung masuk kedalam bak mandi untuk meredam rasa panas ditubuhnya itu.
"Tari!!!" teriak Tian masih dari kamar mandi dan masih berada didalam bak mandi.
Mentari yang hendak masuk kamar dengan terpaksa harus kembali turun kedapur karena Tian memanggil namanya dengan suara yang terdengar seperti memakai tos mesjid.
"Ada apa lagi Om, aku baru mau masuk kamar." kesal sungguh kesal lantaran harus bolak-balik.
"Setelah berpakaian, tolong ambilkan pakaian dan handukku dikamar!!" masih dengan suara yang tinggi, takut jika Mentari tidak bisa mendengarnya.
"Iya,, tapi jangan teriak-teriak, aku gak budeg." jawab Mentari lalu melangkah pergi kekamarnya karena tidak ada respon lagi dari sang OM, dan setelah selesai berpakaian dia langsung kekamar Tian, dan ini untuk kedua kalinya dia masuk kedalam kamar Tian yang rapih , bersih dan beraroma has laki-laki itu.
Mentari langsung menuju lemari Tian, mengambil celana juga bajunya, tidak dengan celana segitiga Tian, karena jujur Mentari rada-rada geli kalau harus mengambil celana tersebut, namun saat matanya tidak sengaja melihat yang masih terbungkus alias masih baru, Mentari pun mau mengambil celana tersebut.
"Untunglah ada yang baru" ucap Mentari namun saat akan keluar kamar matanya tidak sengaja melihat sebuah dus yang sungguh membuatnya penasaran, tapi urung mencari tahu sekarang takut yang punya marah.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.