The Unloved Queen'S Revenge

Kyung Sam benar-benar marah dengan apa yang terjadi dengan adik perempuannya itu. Bagaimana bisa ia mendapatkan hal ini saat kemarin dia bertemu dan masih baik-baik saja.

Akan tetapi dia sedikit lega karena kata Jae Hwan itu akan sembuh dalam beberapa hari dan tentu tidak menimbulkan bekas luka. Ada sedikit rasa sesal dalam diri kakak tertua itu karena tidak bisa melindungi sang adik.

Bagaimana pun juga dia adalah kakak tertua, tapi ketika masuk kedalam istana kedudukan Kyung Sam sangat jauh ada di bawah Gyeo Wool. Adiknya kini adalah seorang ratu negara ini. Jadi ketika di istana Gyeo Wool tak terjangkau oleh Kyung Sam. Yang bisa ia lakukan adalah melindungi melalui orang-orang kepercayaannya

" Andai Gege tidak pergi ke istana."

Sebuah kalimat meluncur bebas dari mulut Jae Hwan. Ya, kini keduanya tengah duduk di bawah pohon sakura yang tengah berbunga itu. Kyung Sam menatap sang adik sekilas. Dalam hatinya setuju dengan ucapan Jae Hwan, tapi bedanya dia tidak mengungkapkan. Biasanya saat bunga-bunga sakura berguguran seperti ini Gyeo Wool akan membuat kue usmantus dan menikmatinya bersama.

" Semua sudah jadi kehendak langit Hwan. Kita tidak bisa berandai-andai dan juga tidak bisa memutar waktu."

" Tapi hyungnim, aku merasa ini hanya awal dari apa yang akan menimpa Gege."

Kyung Sam terdiam, ia tentu tahu apa yang terjadi di Istana. Tapi meskipun begitu ia tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Meminta Hyeon untuk melepakan Gyeol Wool tentu malah akan mencoreng nama baik sang adik.

Gyeo wool akan dianggap sebagai ratu yang digulingkan. Sungguh semuanya benar-benar sulit. Satu-satu nya cara yakni percaya pada Gyeo Wool bahwa gadis itu akan bisa menghadapi setiap permasalahan yang muncul di istana.

Sebenarnya mudah saja bagi Kyung Sam untuk menduduki pemerintahan. Ia memiliki kekuatan militer yang besar berada di bawah perintahnya. Semua loyal terhadapnya bahkan jika dia adalah orang serakah, dia bisa saja menggulingkan Hyeon. Namun Kyung Sam bukanlah orang seperti itu. Dia adalah panglima perang yang begitu setia kepada negera dan rajanya. Mendiang ayahnya selalu mengatakan bahwa negara adalah bagian dari diri yang harus senantiasa dilindungi.

" Hwan, kita percayakan pada adik kita itu. Gege mampu menghadapi ini semua."

Jae Hwan mengangguk setuju. Gege juga bukan anak kecil lagi. Saat ini usia Gege sudah 19 tahun dan termasuk dewasa untuk menghadapi setiap permasalahan. Dan, masuk ke istana adalah salah satu keputusan besar yang berani Gyeo Wool lakukan.

*

*

*

Di kediaman Selir Da Eun, sang selir terus memikirkan cara bagaimana Ia bisa memberi Hyeon ramuan yang sudah Tabib Kuang siapakan untuk Hyeon.

Tabib Kuang menamkan ramuan ini adalah ramuan cinta. Ramuan yang bisa membuat seorang pria akan tergila-gila kepada wanita di depannya dan melakukan hubungan badan dengan gairah yang tinggi.

Selama ini berhubungan, entah mengapa Hyeon selalu menahan dirinya. Pria tersebut tidak pernah melepaskan bibit-bibit nya di rahim Da Eun. Sungguh Da Eun sangat bingung. Da Eun berpikir apakah Hyeon tidak ingin memiliki anak darinya. Ingin sekali Da Eun bertanya kepada sang raja tapi dia takut sehingga Da Eun memilih diam.

"Malam ini aku harus membuat yang mulia melepaskan semua itu di dalam rahimku. Aku harus segera mengandung agar bisa memiliki kuasa lebih di Istana. Dalam peraturan Harem, siapa yang berhasil melahirkan seorang putra terlebih dulu akan menduduki posisi tertiggi di istana. Tentu saja peraturan itu aku yang membuatnya."

Da Eun tersenyum lebar, bukan hanya senyum tapi tawa. Diam-diam ia menyelinap ke ruang baca milik Ratu dan menemukan buku peraturan harem. Saat itu Da Eun baru beberpa bulan masuk istana. Dia terpilih menjadi selir karena pilihan Hyeon sendiri. Ketika berkeliling, Da Eun dengan sengaja masuk ke ruang baca milik Ratu yang saat itu belum ada yang mengisi posisi ratu.

Ia pun melihat buku peraturan Harem dan membacanya. Merasa dirinya tidak akan pernah menjadi ratu, Da Eun dengan licik mengubah beberapa peraturan dalam buku tersebut. Salah satunya barang siapa yang berhasil melahirkan seorang putra terlebih dahulu entah itu ratu atau selir maka putra itu akan jadi putra mahkota dan ibu dari putra mahkota akan memiliki kekuasaan penuh dalam mengatur istana, meski dia bukan ratu.

Da Eun pun tersenyum puas saat berhasil mengubah salah satu isi dari peraturan harem tersebut. Maka dari itu untuk memuluskan rencananya, ia harus bisa membuat Hyeon melepaskan bibit-bibitnya saat mreka berhubungan nanti, yakni dengan cara memberi ramuan cinta kepada Hyeon.

Namun sejak tadi menunggu Hyeon belum juga muncul. Padahal Da Eun sudah berhias secantik mungkin malam itu.

Tok ... tok ... tok ...

" Masuk!"

Boram masuk kedalam kamar Da Eun. dayang nya itu menunduk dalam.

" Ada apa?"

" Maaf Selir Utama Bin Da Eun. Tadi utusan dari Yang Mulia Raja Hyeon datang dan menyampaikan bahwa malam ini yang mulia tidak akan datang ke kediaman Selir. Beliau tangah ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan hari ini juga."

Da eun tentu saja kecewa. Benar-benar kecewa karena baru kali ini Hyeon bersikap seperti itu. Rasa marah disertai cemburu seakan-akan meledak dari diri Da Eun. Ia bahkan mengumpat kasar. Sungguh jauh dari tampilannya di depan semua orang yang anggun dan lembut.

" Ini semua pasti gara-gara ratu sialan itu. Semenjak pernikahan raja dan ratu, yang mulia berubah. Ia tak lagi memandang wajahku dengan lama. tak lagi bercengkerama manja. Argggghh!!!"

Da Eun mengacak rambutnya dengan frustasi. Sungguh cemburu nya tidak beralasan sama sekali. Boram pun mencoba menenangkan tuannya tersebut.

" Selir Utama Bin, Yang mulia tidak mungkin begitu. Beliau sangat mencintai selir. Hamba yakin yang muia sedang benar-benar sibuk sekarang. Selir tidak boleh berburuk sangka."

Seketika Da Eun terdiam. Bukannya diam karena merenungi ucapan Boram akan tetap Da Eun diam karena sedang membuat rencana untuk bisa menyingkirkan Gyeo Wool dari jabatan ratu dan keluar dari istana ini.

Wanita itu benar-benar diliputi ambisi yang besar untuk jabatan ratu. Jika kemarin dia merasa bahwa Hyeon bisa dibawah kendalinya. Kini kepercayaan diri Da Eun seakan menguap dengan kehadiran Gyeo Wool. Wanita itu sungguh merasa tidak tenang.

Aku benar-benar tidak bisa tinggal diam. Akan ku buat dia tidak tenang berada di istana ini. Mau mengambil apa yang sudah jadi milikku? Jangan harap.

Boram sedikit tenang saat melihat tuannya itu kembali duduk diam dan merapikan rambut yang terlanjur acak-acakan. Tanpa Boram tahu sang selir tengah menyusun banyak rencana untuk ia lakukan kepada ratu.

TBC