Malam hari dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang dokter, Lin Feng mengalami kecelakaan saat mobilnya menabrak sebuah truk. Mengalami luka parah, nyawa Lin Feng tidak terselamatkan. Dia mati dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Mengira dirinya akan di kirim ke tempat penghitungan kebaikan dan keburukan selama hidupnya, Lin Feng justru menyadari dirinya terbangun sebagai seorang Kaisar Kekaisaran Petir, yang berada di Alam Langit.
Terbangun dengan kekuatan sistem, Lin Feng harus berjuang mempertahankan Kekaisaran Petir yang berada di ujung kehancuran. Dengan bantuan sistem, sanggupkah Lin Feng mempertahankan Kekaisaran Petir dari kehancuran?
Cari jawabannya dalam Novel “Sistem Sang Penguasa...”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Banyak Berubah
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih.
...----------------...
Dihadang Jenderal Kekaisaran Api dan puluhan prajurit Kekaisaran Api sama sekali tidak membuat Xiong Hu dan yang lainnya ciut nyali. Mereka bahkan tak sedikitpun menganggap keberadaan Jenderal dan prajurit Kekaisaran Api sebagai sebuah ancaman. Dengan kekuatan mereka yang sekarang, meski ada tiga kultivator tingkat Dewa mereka tetap tidak gentar menghadapinya.
“Sepertinya Kekaisaran Api akan kehilangan satu lagi Jenderal mereka karena kebodohannya,” gumam lirih Huang Zou lalu dia melesat maju menyeranh Jenderal Kekaisaran Api.
Dengan kecepatan dan kekuatan yang dimiliki Huang Zou, dia dapat mengimbangi kecepatan dan kekuatan Jenderal Kekaisaran Api yang kekuatannya sudah berada di tingkat Dewa Bintang 1. Sedangkan Jenderal Kekaisaran Api, dia sama sekali tidak menyangka lawannya dapat mengimbangi kekuatannya, meski dimatanya, lawan yang dia hadapi hanyalah kultivator tingkat Saint.
“Kerahkan seluruh kekuatanmu kalau tidak ingin mati mudah di tanganku!” seru Huang Zou sambil terus melancarkan serangan.
“Manusia lemah sepertimu pasti mati di tanganku!” Jenderal Kekaisaran Api langsung saja mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk secepatnya membunuh lawan.
Namun, meski dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya, dia belum juga dapat mengalahkan lawannya. Jangankan mengalahkan, mendaratkan satu serangan ke tubuh lawan saja di tidak bisa melakukannya.
“Apa saat ini kamu sudah mengeluarkan semuanya? Kalau ini adalah seluruh kekuatanmu, aku tidak benar-benar tidak menyangka kalau kultivator tingkat Dewa ternyata sangat lemah,” ungkap Huang Zou.
“Kalian bantu aku membunuh orang ini!” seru Jenderal Kekaisaran Api meminta bantuan prajurit Kekaisaran Api.
Mendengar sang Jenderal meminta pertolongan mereka, puluhan prajurit segera melesat maju untuk menyerang Huang Zou. Namun, pergerakan mereka dihentikan Xiong Hu, Xiao Bing, dan Xiao Rong.
“Jangan berharap kalian dapat ikut campur dalam pertempuran mereka! Kalian semua akan menjadi lawan kami, dan senang hati kami akan mengirim kalian semua pergi ke Alam Kematian!” kata Xiong Hu dan langsung saja dia menyerang puluhan prajurit yang berada dari Kekaisaran Api.
“Kalau kami mati di tempat ini, selamanya kalian akan menjadi musuh Kekaisaran Api!” seru salah satu prajurit Kekaisaran Api sebelum kuku-kuku tajam Xiong Hu mencabik-cabik tubuhnya, dan beri kematian singkat untuknya.
“Saudari Rong, saudari Bing, jangan sungkan membunuh mereka! Mereka yang memulai, jadi kita punya hak untuk mengakhirinya,” kata Xiong Hu dan segera saja Xiao Rong serta Xiao Bing menyerang prajurit Kekaisaran Api setelah mendengar perkataan Xiong Hu.
Ancaman prajurit Kekaisaran Api dianggap angin lalu oleh Xiong Hu dan yang lainnya. Mereka tetap sajabunuh seluruh prajurit Kekaisaran Api, meski setelah ini mereka akan menjadi musuh Kekaisaran Api.
“Sejak awal kami adalah bagian dari Kekaisaran Petir yang sudah sejak lama bermusuhan dengan Kekaisaran Api. Jadi, ancaman kalian tidak berlaku untuk kami, dan kematian kalian adalah sesuatu yang baik untuk kami,” ujar Xiong Hu lalu dia fokus melihat pertempuran Huang Zou setelah memastikan kematian seluruh prajurit Kekaisaran Api.
Dengan luka parah yang diderita Jenderal Kekaisaran Api, tak lama lagi pertempuran mereka akan segera berakhir, dan bisa dikatakan Huang Zou akan keluar dari pertempuran mereka.
Sementara itu di tempat yang tadinya di penuhi kilatan petir, Putra Mahkota Huo Wen menatap sinis keberadaan Lin Feng yang hanya diam menatap sang Putra Mahkota yang berdiam diri di depannya. Putra Mahkota Huo Wen menatap dari atas ke bawah, mencoba memastikan seberapa besar kekuatan Lin Feng.
“Sebaiknya kamu dan orang-orang yang datang bersamamu segera pergi meninggalkan tempat ini! Gunung Tianhuang berada di wilayah Kekaisaran Api. Jadi, tempat ini adalah bagian dari Kerajaan Api, dan kalian tidak berhak berada di tempat ini tanpa izin dariku!” seru Putra Mahkota Huo Wen.
“Sejak dulu gunung Tianhuang tidak menjadi bagian jadi Kekaisaran manapun. Jadi, sebaiknya kalian jangan mengganggu apa yang ingin aku lakukan ditempat ini!” kata Lin Feng tegas.
“Sebaiknya kamu menuruti keinginan suamiku daripada hidupmu dibuat tidak tenang karena berurusan deng Kekaisaran Api!” kata Permaisuri Shui Mei.
“Menuruti keinginan suamimu? Maaf saja, aku tidak punya sedikitpun niat menuruti keinginr suamimu, dan aku tidak pernah takut dengan Kekaisaran Api!” Aura kuat tiba-tiba saja meluap keluar dari tubuh Lin Feng, membuat tubuh Putra Mahkota Huo Wen dan Permaisuri Shui Mei bergetar merasakan aura yang dikeluarkan Lin Feng.
“Aura kekuatanmu memang kuat, tapi kamu pasti akan menyesal karena telah berani menyinggung Putra Mahkota Kekaisaran Api.” Putra Mahkota Huo Wen mengeluarkan seluruh aura kekuatannya untuk menahan tekanan aura kekuatan Lin Feng.
“Maaf saja, meski aku tahu kamu pernah menyelamatkanku, tapi aku tetap harus membela suamiku!” Permaisuri Shui Mei mengeluarkan aura kekuatannya membantu Putra Mahkota Huo Wen melawan aura kekuatan Lin Feng.
“Tingkat Nirwana Bintang 2 dan tingkat Penguasa Bintang 8. Kalian berdua memang cukup kuat, tapi itu semua belum cukup kalau kalian ingin menekan balik aura kekuatanku.”
Energi Qi yang telah berubah menjadi kekuatan elemen petir keluar dari tubuh Lin Feng, membuat tubuh Lin Feng terlihat seolah sedang dikelilingi kekuatan petir. Bukan petir biasa yang berwarna putih, tubuh Lin Feng dikelilingi petir berwarna hitam keemasan yang merupakan gabungan elemen petir dan elemen kegelapan.
Melihat itu Putra Mahkota Huo Wen dan Permaisuri Shui Mei tidak tinggal diam. Meski tidak tahu kenapa warna elemen petir lawan mereka saat ini berbeda dengan warna elemen petir yang pernah mereka lihat, keduanya mencoba melawan dengan mengeluarkan kekuatan elemen yang mereka miliki. Putra Mahkota Huo Wen dengan elemen apinya, sedangkan Permaisuri Shui Mei dengan elemen air miliknya.
“Karena kalian berdua ingin menghalangi apa yang ingin aku lakukan, jangan salahkan aku karena memukul kalian sampai pingsan!” kata Lin Feng.
“Kau lah yang akan aku pukul. Bukan hanya pingsan, tapi kau pasti mati di tanganku!” seru Putra Mahkota Huo Wen.
Lin Feng tersenyum mendengarnya. “Jangan banyak omong, kalian berdua cepat maju lawan aku!” kata Lin Feng.
“Cukup aku yang akan menjadi lawanmu!” Putra Mahkota Huo Wen melesat maju menyerang Lin Feng.
“Hanya kamu tidak mungkin dapat mengalahkan aku!” ungkap Lin Feng.
“Suamiku, aku akan membantu mengalahkan dia,” kata Permaisuri Shui Mei ikut melesat maju menyerang Lin Feng.
“Kalian memang pasangan suami istri yang sangat serasi. Aku sampai iri melihat hubungan baik diantara kalian. Namun, hanya dengan hubungan baik diantara kalian, itu semua belum cukup untuk mengalahkan aku,” kata Lin Feng sambil menahan setiap serangan yang dilakukan lawannya.
Lama mendengar suara Lin Feng, Permaisuri Shui Mei merasa sangat tidak asing dengan suara yang dia dengar.
Akan tetapi, dia sama sekali tidak punya waktu memikirkan siapa pemilik suara yang terasa tidak asing baginya.
“Tinju Api, Api penghancur!” seru Putra Mahkota Huo Wen mengarahkan serangan ke arah Lin Feng.
Lin Feng terus menghindari serangan tinju Putra Mahkota Huo Wen yang setiap serangannya terdapat unsur elemen api. Tidak hanya menghindar serangan Putra Mahkota, tapi dia juga harus menghindari serangan Permaisuri Shui Mei yang terus menyerang menggunakan pedang di tangannya.
“Baiklah, aku juga akan serius menghadapi kalian. Semoga kalian sanggup menahan seranganku!” kekuatan petir terkumpul di telapak tangan Lin Feng.
Belum juga Putra Mahkota Huo Wen dan Permaisuri Shui Mei bersiap, Lin Feng sudah melesat maju menyerang mereka. “Seni tarung Tapak Dewa Petir.” siluet telapak tangan yang terbentuk dari kekuatan elemen petir melesat ke arah Putra Mahkota Huo Wen.
“Serangan lemahmu bukan sesuatu yang perlu aku takutkan!” Putra Mahkota Huo Wen menggunakan tinju api menahan serangan Lin Feng.
“Boom...” Kedua serangan saling berbenturan dan membuat goncangan di tanah.
Namun, hasil dari benturan kedua kekuatan di menangkap serangan Tapak Dewa Petir Lin Feng, sedangkan Putra Mahkota Huo Wen terpental mundur puluhan meter dan saat ini sedang mengerang kesakitan akibat luka parah di tangannya.
Kini hanya Permaisuri Shui Mei yang menjadi lawan Lin Feng, dan tentu bukan hal sulit mengalahkan Permaisuri Shui Mei yang tidak terlalu fokus melakukan pertempuran karena dia terus mencemaskan keadaan suaminya.
“Aku tidak menyangka kalau kamu sudah benar-benar menyayanginya.” Lin Feng membuka topengnya, membiarkan Permaisuri Shui Mei melihat wajahnya.
Permaisuri Shui Mei sangat terkejut melihat siapa yang sejak tadi menjadi lawannya. “Kakak Feng, apa benar kamu kakak Feng?” Permaisuri Shui Mei mencoba mendekati Lin Feng, tapi dengan isyarat tangan Lin Feng menyuruh Permaisuri Shui Mei diam di tempatnya.
“Aku memang Lin Feng, pria yang dulu kamu campakkan.”
“Namun, kamu tenang saja, sekarang aku tidak akan sungkan kalau harus mengakhiri hidupmu!”
Lin Feng menggunakan seni tarung Tapak Dewa Petir, dan dia berhasil memukul mundur Permaisuri Shui Mei. Akan tetapi serangan itu tidak membunuh wanita itu.
“Kali ini aku membiarkanmu, tapi tidak untuk lain kali!” Sosok Lin Feng tiba-tiba saja menghilang dari pandangan Permaisuri Shui Mei yang masih menatap ke arah Lin Feng meski harus menahan rasa sakit.
“Kakak Feng, kamu sudah banyak berubah,” kata Permaisuri Shui Mei sebelum dia kehilangan kesadaran.
...----------------...
Bersambung.