Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Memusnahkan Keluarga Zhao
Saat menyaksikan tidak ada orang, dia diam-diam pergi melihat kediaman keluarga Bai yang sudah hangus terbakar.
Dia ingin mencari jasad kedua orang tuanya dan menguburkan mereka dengan layak.
Dalam kepalanya, dia masih mengingat jelas jeritan kesakitan orang-orang keluarga Bai. Anak-anak, wanita, orang tua. Mereka semuanya dalam keadaan putus asa, mereka semua ingin hidup, namun penjahat suruhan keluarga Zhao tidak mengizinkan mereka keluar.
"Ayah, tolong aku!"
"Ahhh selamat kan aku!"
"Hiks hiks!"
"Tidak!"
Inilah suara-suara yang masih ada di dalam kepalanya hingga saat ini.
Saat mengobrak abrik bangunan hitam akibat di lahap api, Juan Bai melihat banyak tubuh yang sudah hangus terbakar.
Ada yang nampak masih utuh, namun ada juga yang tinggal sebagian. Dengan air mata yang terus menerus mengalir, Juan Bai mengumpulkan mereka semua.
Kemudian dia mengangkat sebuah tembok yang cukup besar, tembok ini dulunya memisahkan antara kamarnya dan kamar orang tuanya. Dengan sekuat tenaga, akhirnya dia bisa memindahkan tembok tersebut dan terlihat di bawah tembok ada sepasang suami istri yang tengah berpelukan.
Namun, sebagian tubuhnya sudah gosong, sementara bagian lain nampak sudah merah seperti udang rebus. Bahkan saat kematiannya, ekspresi mereka seperti menahan kesakitan yang amat perih.
"Ayah... Ibu!"
Dia memeluk kedua jasad orang tuanya yang masih mengeluarkan asap sambil menangis tersedu-sedu.
"Ayah, ibu. Juan berjanji akan membalas dendam Kalian. Tenang saja, aku sudah tahu siapa dalang yang membuat kalian kehilangan nyawa. Aku akan membuat mereka membayar harga mahal!"
Tangannya terkepal erat dan urat-urat di tangannya menggeliat.
Yang tak di sadari olehnya, akibat dendam dan niat pembunuhan, bangunan di sekelilingnya telah terpotong-potong menjadi potongan kecil lalu hancur menjadi debu.
Selain itu..
Wushh!
Udara mencekam terdistorsi yang penuh dengan kabut berwarna merah darah mulai terbentuk.
Lalu...
Dugdug! Dugdug! Dugdug!
Suara detak jantung berdetak terdengar dari tubuh Juan Bai.
Semakin lama, detak jantung ini semakin terdengar kuat hingga udara di sekitarnya juga nampak mengikuti ritme jantung tersebut.
Dari arah lain yang sangat jauh, Seorang wanita yang sangat cantik nampak tersenyum sambil melihat ke sebuah arah, "Menarik!"
. . .
Juan Bai datang ke dalam hutan dengan membawa banyak jasad, lalu dia melambaikan tangannya dan tanah sedalam lima meter langsung tergali.
Setelah menguburkan semua orang, dia bersujud tiga kali sebagai bentuk penghormatan terakhir sebelum akhirnya dia pergi dengan ekspresi tenang.
"Kalian bisa beristirahat dengan tenang!" ucap Juan Bai.
Wajahnya sangat damai, tidak ada lagi beban di hati yang harus dia pikirkan. Saat ini satu-satunya hal dan tujuan utama yang harus dia lakukan adalah memusnahkan keluarga Zhao.
Namun dia harus menunggu hingga malam hari untuk bertindak, jika dia melakukannya di siang hari, itu terlalu berbahaya. Selain identitasnya akan terungkap sebagai praktisi jalan pedang, orang juga akan tahu bahwa masih ada anggota keluarga Bai yang masih hidup.
Akhirnya, malam hari pun tiba!
Juan Bai yang saat ini telah berganti baju dengan baju hitam dan menutupi wajahnya, lalu dia berjalan menuju kediaman keluarga Zhao.
Di kota Shushan, keluarga Zhao menempati wilayah barat kota!
Alasan keluarga Zhao menduduki wilayah barat kota, karena ini adalah jalan yang menghubungkan rute ke kota lain, selain itu, pusat perdagangan juga ada di bagian barat kota Shushan.
Di Benua Guixu yang luas, Kota Shushan bisa di sebut kota kecil yang tidak terlalu mencolok.
Di benua Guixu terbagi menjadi beberapa wilayah!
Wilayah Dahua, Tianmen, Xuantian, dan Wilayah Yu Shan Shi.
Kota Shushan adalah bagian dari wilayah Tianmen. Dan wilayah Tianmen juga terdiri dari puluhan kota dan kabupaten besar dan kecil.
. . .
Di malam yang gelap, langit nampak cerah di bawah cahaya bulan.
Terlihat samar-samar di malam yang gelap, Juan Bai yang menggunakan pakaian hitam diam-diam berjalan ke dalam rumah keluarga Zhao.
Saat melihat tembok tinggi yang menghalangi jalannya, dia hanya menggerakkan jarinya dan sebilah pedang langsung memotong tembok keluarga Zhao semudah memotong tahu.
Di salah satu ruangan.
"Sayang, cepat lakukan!" terdengar suara wanita yang terdengar manja.
"Baik, aku juga sudah tidak sabar!" Seorang pria yang terdengar sangat tua berkata dengan tergesa-gesa, nafasnya berat seolah-olah sedang menahan sesuatu.
Dengan cepat lelaki tua itu membuka pakaian yang dia kenakan, dia siap untuk memuaskan wanita muda di depannya.
Hanya saja, saat mereka baru akan melakukan itu..
Cess!
Kepala lelaki tua itu langsung menggelinding seperti bola.
Gadis muda yang tadinya menutup mata, seketika langsung membuka mata ketika mendengar ada suara benda jatuh.
Hanya saja, ketika melihat itu adalah kepala, dan darah menyembur seperti keran bocor, gadis itu berteriak histeris.
"Ahhh!"
"Ada pembunuhan!"
Namun, setelah kata-kata terakhir di ucapkan, kepalanya juga langsung menggelinding seperti bola bowling.
Tak berselang lama, Seorang pria tua berambut perak menghadang di depan Juan Bai, matanya menatap dingin ke arah Juan Bai. Dan di tangannya dia memegang pisau yang sangat mengkilap.
"Siapa kamu? Siapa yang mengutus mu?" pria berambut perak itu bertanya dengan mata dingin, sepertinya dia juga seorang praktisi.
Namun Juan Bai tidak mengatakan apapun, dia melambaikan tangannya dan sebilah pedang berwarna biru melayang di hadapannya.
Ketika melihat hal ini, pria berambut perak itu gemetar ketakutan. "Kamu.. Kamu praktisi jalan pedang!"
Setelah berkata demikian, dia langsung lari. Dia tidak ingin mati di hadapan Juan Bai.
Hanya saja, baru berlari beberapa langkah, kepalanya sudah putus. Bahkan setelah kepala itu terjatuh di tanah, ekspresinya masih penuh dengan rasa ketakutan dan tidak percaya, mungkin jika dia masih bisa hidup, dia akan berkata, "Seharusnya aku lari lebih awal!"
Melihat kepala yang menggelinding di lantai, tidak ada ekspresi apapun di mata Juan Bai. Dia menghampiri pria berambut perak itu dan mengambil pisau yang ada di tangannya.
Setelah itu, mulai terjadi pembantaian pada keluarga Zhao tanpa ada yang tersisa sedikitpun, selain itu Juan Bai juga mengambil semua harta yang di miliki keluarga Zhao, terutama koin emas dan perak.
Tak lama kemudian, Juan keluar dari kediaman keluarga Zhao dengan membawa karung yang sangat besar di punggungnya.
. . .