Ghea yang sudah menikah selama tiga tahun dengan suaminya, dia tidak pernah mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya karena sang suami sibuk dengan kekasihnya, hingga akhirnya dia harus terlibat dengan seorang playboy yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.
Gairah keplayboyan Gibran seketika menghilang setelah bertemu Ghea, membuat dia ingin menjadikan Ghea sebagai miliknya.
Padahal sebelum menikah dengan Romi, Ghea lebih dulu dijodohkan dengan Gibran. Tapi Gibran menolak perjodohan itu tanpa ingin tau dulu siapa yang dijodohkan dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Yang Menyakitkan
Malam ini Romi tidak bisa berpikir jernih, disatu sisi dia ingin setia pada kekasihnya itu, disisi lain dia merasa tidak rela jika nanti kalau Ghea jadi milik Gibran.
"Arrghttt... " Romi memukul-mukul kepalanya sendiri.
Dia benar-benar merasa prustasi dengan perasannya. Lebih prustasi lagi saat dia tau besok Ghea akan pergi bersama Gibran ke kota B ikut menyurvei lokasi untuk syuting iklan nanti.
"Itu artinya Gibran akan sering menghabiskan waktu dengan Ghea!" gerutunya.
Setelah berada di rumah, Romi mencari keberadaan istrinya itu. Tapi yang dia lihat hanya ada Gibran yang sedang mengobrol santai dengan ayah dan ibunya untuk meminta izin membawa Ghea ke kota B karena dia juga akan membawa Reno nanti.
"Romi, sini duduk!" Bu Rosa menyuruh Romi duduk. Dia sepertinya tidak menyetujui Ghea ikut menyurvei ke kota B.
Romi segera duduk begabung dengan mereka.
"Kenapa Direktur ikut menyurvei? Biarkan saja itu tugas karyawan yang lain." Bu Rosa masih protes.
"Tidak ada salahnya juga aku ikut serta kesana, aku ingin memastikan sendiri lokasi syuting itu."
Pak Reza ternyata sangat menyetujui pendapat Gibran, "Ayah setuju," Pak Reza menatap Bu Rosa dengan serius, "Lagian kamu ini, Mah, apanya yang ditakutin sih? Di lokasi itu ada karyawan yang lain juga. Dan besok Gibran berangkatnya gak sama Ghea aja tapi sama Reno, temanya Gibran. Gibran tau batasan lah gak mungkin suka sama kakak iparnya sendiri makanya dulu dia gak mau di jodohkan sama Ghea."
Bu Rosa pun terdiam.
Romi hanya mendeliki Gibran dengan mengepalkan tangannya, karena dia tau Gibran menyukai Ghea.
"Kamu pasti sependapat dengan ayah kan, Romi?" Tiba-tiba Pak Reza bertanya seperti itu.
"Mmm.. aku.. " Romi memang gak bisa membantah pendapat ayah tirinya itu, "iya pah," walau hatinya berat. Tapi urusan pekerjaan harus profesional, apalagi dia mikirnya banyak karyawan yang bertugas disana, Gibran gak mungkin berbuat macem-macem sama Ghea.
"Kamu gak ikut, Romi?" tanya Bu Rosa.
"Nggak, Mah. Kalau semuanya pergi, siapa yang akan mengurus kantor, apalagi nanti akan ada pertemuan dengan klien juga untuk memperpanjang kontrak."
"Hmm...y sudah kalau begitu," Bu Rosa pasrah saja, lalu dia dengan sumringah berbicara kepada anak tersayangnya itu "Oh iya, Mama hari ini membelikan gaun yang sangat bagus dan s*ksi buat Ghea, mama menyuruhnya untuk memakai gaun itu malam ini. Pasti dia cantik sekali malam ini."
Pak Reza terkekeh mendengarnya, "Ayo segerakan beri kami cucu, ayah ingin sekali menggendong cucu, pasti cucu ayah akan mirip kamu dan Ghea."
Romi tersenyum puas menatap Gibran.
Gibran terdiam, hatinya terasa remuk mendengar itu. Padahal dia tau apa yang biasa dilakukan suami istri tiap malam, tapi dia merasa tidak rela jika membayangkan Ghea melakukan kewajibanya itu bersama Romi.
Di dalam kamar, Gibran membaringkan tubuhnya di atas kasur, dia menutupi mukanya dengan bantal untuk menenangakan hatinya. Nafasnya sungguh tidak beraturan. Terasa sangat sesak di dada.
"Hhh...hhhhh...."
Tapi tetap saja dia tidak bisa menenangkan hatinya. Pikirannya terasa sangat kacau. Benar-benar sakit membayangkan semua itu. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang, haruskah dia mendobrak pintu kamar Ghea lalu membawa Ghea pergi dari kamar itu?
Apa haknya? Yang ada dia seperti orang gila melarang mereka melakukan itu! Romi dan Ghea memang suami istri, jadi wajar dan wajib jika mereka melakukannya.
Gibran membanting bantal itu ke lantai dan segera berdiri meninju tembok beberapa kali saking emosinya.
"Arrghhttt...sial!"
BUGH... BUGH... BUGH...
Dia memukul tembok itu sampai tanganya terluka. Rasa sakit ditangannya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Perasaan ini sungguh sangat menyiksanya. Perasaan yang jelas-jelas tidak bisa dia perjuangkan, dia juga tidak tau perasaan Ghea padanya seperti apa.
Baru kali ini Gibran menangis karena seorang wanita, dia baru tau ternyata seperti ini rasanya patah hati. Sangat menyakitkan!
...****************...
...Ayo tebak Ghea melakukannya gak sama Romi malam ini?...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat! ...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya. ...
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya! ...