Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Malam itu di ruang keluarga Syekh Achmad, dan umi Halimah mereka tengah duduk santai sambil menikmati teh hangat dan kue buatan Umi Halimah.
"Assalamu'alaikum" ucap Faisal saat memasuki ndalem sambil tersenyum ramah.
"Waalaikumsalam" jawab Syekh Achmad dan umi Halimah.
Umi Halimah mengeryitkan kening nya bingung saat melihat raut wajah bahagia Faisal yang sangat berbeda dari biasa nya.
Faisal lalu duduk di sofa sebelah Umi Halimah, berhadapan dengan Abi nya.
"Abi, Umi, bagaimana kalau perjodohan ini di tunda dulu" ucap Faizal dengan sopan.
"Apa maksud mu Faiz, perjodohan ini sudah di sepakati dan juga sudah di tentukan besok pagi untuk lamaran nya" ujar Syekh Achmad menjelaskan.
"Maafkan Faizal Abi, sebenarnya Faiz masih menaruh harap pada gadis itu"
DEG
Syekh Achmad merasa terkejut dengan pernyataan putra nya itu, bagaimanapun tidak putra nya justru menaruh harap pada gadis yang sudah menolak nya.
"Apa yang kamu harapkan? bukan nya gadis itu sudah menolak mu"? tanya Syekh Achmad.
Sementara Umi Halimah, ia sama sekali tidak terkejut, pasal nya Umi Halimah memang sudah tau sebelumnya dari Nindi apa yang terjadi antara Faizal dengan Shafia.
" Abi, Umi, sebenarnya gadis itu tidak pernah menolak Faizal. Faizal saja yang salah mengartikan ucapan nya" jelas Faizal.
"Lalu bagaikan dengan Afifah, Faiz? gadis itu sudah sangat berharap pada mu, Abi tidak mungkin mengecewakan putri dari sahabat Abi sendiri"
"Iya kak, apa yang dikatakan Abi mu itu benar, kita tidak mungkin membatalkan perjodohan yang sudah disepakati oleh mereka. Umi juga melihat kalau Ning Afifah begitu mengharapkan mu. jangan kecewakan anak orang nak" ujar Umi Halimah mengusap pungung tangan putra nya.
Faizal terdiam sejenak, pria itu kembali teringat dengan ucapan Afifah sore itu saat mereka berada di gazebo sebelum Shafia datang.
"Maaf Gus, kita berdua ini sudah dijodohkan. meski hubungan kita belum terikat dengan cincin pertunangan, namun alangkah baik nya jika Gus Faizal bisa menjaga sikap gus saat dekat dengan wanita lain, terlebih di hadapan orang banyak.
Seperti kejadian tadi, sikap Gus dan perlakuan Gus Faisal pada santri itu terlalu berlebihan.
Apa Gus Faisal tidak berfikir, bagaimana pendapat orang lain saat melihat hal itu sementara meraka tau Gus Faisal adalah calon suami ku" ucap Afifah dengan expresi tidak suka nya.
ucapan Afifah sore itu tergiang dalam ingatan Gus Faisal.
"Jangan seperti ini nak" ucap Umi Halimah saat melihat raut wajah bahagia yang tadi sempat ada kini berubah menjadi setelan pabrik kembali.
Faisal mengangkat wajah nya dan menatap Umi Halimah, Seorang ibu memang paling ahli dalam memahami isi hati anaknya.
"Faiz, ada Afifah yang dari tatapan nya saja semua orang bisa tau kalau dia mengagumi kamu, ya kan Umi"?
" Lagian Afifah gadis yang sempurna, gadis yang baik dan Shalehah, dari keluarga yang baik baik, dan lulusan Kairo juga " ujar Syekh Achmad.
Faisal hanya diam saja. ia mengusap wajahnya gusar.
"Tidak ada manusia yang sempurna Bi, kalaupun ada, maka bagi Faisal, Shafia lah wanita yang sempurna"
Balas Faisal yang untung nya tidak di dengar oleh Shafia, bisa terbang gadis itu kalau tau pria bermuka datar dan berhati dingin sedingin es itu berbicara dengan santai tapi kalimat nya bisa membuat siapa saja bisa terbang mendengar nya.
Mendengar itu Umi Halimah menatap lekat pada Faisal.
"Faiz, kamu masih sayang kan sama Umi"? Tanya Umi Halimah dengan suara bergetar.
Faisal cukup terkejut mendengar pertanyaan aneh Umi nya dengan suara bergetar.
Faisal sangat takut jika Umi Halimah sudah terluka dengan sikap dan ucapan yang mungkin tidak di sadari nya.
Faisal langsung menggenggam tangan Umi Halimah dengan erat.
"Umi... jelas Faisal sangat menyayangi Umi. surga Faisal ada di kaki Umi . Ridho dan murka Allah juga ada pada Umi dan Abi. Faiz akan sangat berdosa jika sampai menyakiti hati Umi dan Abi" ujar Faisal yang merasa sangat bersalah.
"Umi sedih melihat sikap kamu akhir akhir ini Faiz, sebelum nya kamu tidak pernah seperti ini, tapi semenjak kamu melihat gadis bernama Shafia itu kamu jadi sering murung dan sedih. Umi tidak mau kamu terus menerus seperti ini, Umi ingin putra satu satunya Umi bahagia bersama orang yang tepat.
Ucapan Umi Halimah secara tidak langsung seperti tengah menyindir Faisal, bahwa Shafia bukanlah gadis yang tepat untuk dirinya.
Faisal tidak menjawab ataupun merespon ucapan Umi nya.
Ia langsung menyeka air mata yang mengalir di pipi Umi Halimah.
Umi Halimah tersenyum haru.
"Mi, Faisal merasa jika Shafia wanita yang tepat untuk Faiz. akhir akhir ini Faisal sering sedih itu bukan karena Shafia mi.
Semua itu karena rasa takut kehilangan Shafia yang ada di dalam diri Faiz, semenjak Abi ingin menjodohkan Faiz dengan putri sahabat Abi itu"
ujar Faisal meluruskan kesalah fahaman tentang sikap nya akhir akhir ini.
Namun, ucapan Faisal itu justru membuat senyuman Umi Halimah luntur.
Wanita paruh baya itu menatap dalam kedua bola mata Faisal dengan wajah serius.
"Faiz, kalau kamu memang menyayangi Umi, nikahi Afifah" pinta Umi Halimah tanpa Ragu.
"Iya Kak, Abi juga bingung dan malu kalau harus membatalkan pertunangan kalian ini" tambah Syekh Achmad.
Kini Faisal mematung tanpa berkedip, harapan nya untuk memperjuangkan cinta nya seolah runtuh hanya karena satu pingsan dari kedua orang tua nya yang tidak muncul bisa ia bantah.
"Baiklah Umi, Abi. Faisal bersedia menikahi Afifah. Tapi, setelah menikah Faisal tidak bisa langsung memimpin pesantren dalam waktu dekat ini. Faisal tidak tiba bisa kalau harus terus menerus bertemu dengan Shafia di pesantren ini, Faisal tidak akan bisa."
"Tidak papa, nanti Abi bicarakan dengan Syekh Yusuf, agar kamu tetap bisa mengajar dan tinggal di pesantren Syekh Yusuf bersama Afifah"
"Umi juga yakin kalau Afifah pasti sangat senang meski sudah menikah tapi masih bisa tinggal dengan kedua orang tua nya" sahut Umi Halimah bahagia karena putra nya tidak lagi membantah.
"Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan lagi, Faisal ijin pamit ke kamar Umi, Abi" pamit Faisal pada kedua orang tua nya dan langsung di angguki oleh Syekh Achmad dan Umi Halimah.
Di dalam kamar, Faisal menghela nafas kasar. Ia berusaha menenangkan fikiran nya.
Faisal benar benar tidak bisa berubah apa pun lagi, dengan sangat terpaksa ia harus menerima perjodohan itu.
"Ini semua hanya untuk Umi tersayang" batin Faisal.
"Dan maafkan aku Shafia, aku telah gagal memperjuangkan cinta kita" ucap nya kemudian.
Faisal hanya bisa menatap kosong pintu kamar nya.
*Pemandangan paling indah di bawah bentangan langit, adalah melihat seorang ibu bahagia*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih