NovelToon NovelToon
Wanita Kedua Suamiku

Wanita Kedua Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Herazhafira

Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.

Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.

"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.

"Dia juga istriku." Jawab Damian.

Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.

"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.

Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terkejut.

Keesokan harinya Anastasya bangun lebih awal, ia membangunkan Damian setelah berpakaian rapi dengan setelah baju kerjanya.

Hari ini Anastasya akan memulai kehidupannya seperti sebelumnya. Ia berusaha mengerti posisi Damian menikahi Kanaya karena permintaan Weni. Dia juga menerima keputusan Damian untuk tidak menceraikan Kanaya demi Radit walaupun sangat menyakiti hatinya.

"Mas, Bangun..! Sudah jam 7." Anastasya menggoyangkan lengan Damian.

"Mhh...." Damian menggeliat.

"Mas, aku menunggumu untuk sarapan." Ujar Anastasya.

Damian bangun dari tidurnya, ia melirik sekilas Anastasya sudah berpakaian rapi dan sedang memoles lipstik di bibirnya.

"Cantik banget, mau kemana?" Tanya Damian.

"Mau ke kantor lah Mas. Mau kemana lagi." Ketus Anastasya.

Damian menarik tubuh Anastasya hingga jatuh di pangkuannya, "Sama suami nggak boleh ketus ngomongnya, dosa." Goda Damian, Ia langsung mencium bibir Anastasya turun hingga leher.

Anastasya mendorong dada Damian dengan telunjuknya agar menjauh karena tidak ingin pakainya kusut.

"Cepetan mandi Mas, nanti kita telat." Anastasya menjauh mengambil tas dan ponselnya.

"Jangan keluar dulu, tunggu aku selesai." Damian beranjak menuju kamar mandi, sedangkan Anastasya berjalan menuju lemari dan menyiapkan pakaian yang akan di kenakan Damian ke kantor.

Tidak lama kemudian Damian selesai dengan setelan jas dan dasi yang sudah dipasang Anastasya.

"Makasih sayang, kamu sudah memaafkan aku." Damian mencium dahi Anastasya.

"Aku tidak akan pernah memaafkan mu Mas! aku hanya menjalankan kewajiban ku saja sebagai seorang istri." Lirih Anastasya.

"Harus bagaimana lagi agar kamu memaafkan ku? katakan apa yang harus aku lakukan." Ujar Damian.

"Ceraikan Kanaya Mas! aku hanya minta itu, nggak ada yang lain." Bentak Anastasya.

"Mama dan Kanaya nggak akan setuju." Ujar Damian.

"Mama dan Kanaya atau kamu yang memang nggak mau Mas!" Anastasya mendelik.

"Mereka sayang...! tanpa kamu suruh pun aku sudah ingin melakukannya, bahkan sebelum Radit ada, aku sudah ingin melakukannya, tapi Mama terus mengancam ku jika aku melakukannya." Jelas Damian.

Anastasya tersenyum sinis. "Aku baru sadar ternyata kamu laki-laki yang tidak berpendirian Mas, Aku pikir selama ini kamu pria sejati karena selalu membela ku di depan Mama, tapi ternyata aku salah. Kamu hidup atas kendali Mama bukan berdiri di atas kaki sendiri." Air mata Anastasya mulai menetes.

"Tasya Stop! aku tidak ingin berdebat lagi, aku sudah berusaha bersikap baik pada kalian. Kenapa kalian selalu memojokkan ku." Kesal Damian.

"Jadi wanita itu juga memojokkan mu? Mana ada wanita yang mau di duakan Mas! aku yakin Kanaya juga pasti menginginkan mu bercerai dengan ku kan?" Tanya Anastasya.

"Kamu benar-benar menguji kesabaran ku Tasya..!" Damian mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang sudah meluap.

Anastasya keluar dari kamar dengan menarik pintu cukup keras dan terdengar hingga dapur.

"Bertengkar lagi dengan Mas Damian?" Sindir Kanaya yang duluan berada di meja makan.

Anastasya menarik kursi dengan kasar lalu duduk tanpa membalas ucapan Kanaya. Sedangkan Weni hanya diam saja melihat keduanya.

"Bukan urusan kamu!" Kesal Anastasya.

"Jelas akan menjadi urusanku! aku juga istrinya, dan sebagai istri yang baik tentu saja aku akan menghibur suamiku." Ujar Kanaya dengan santai.

Anastasya menatap Kanaya dengan jengah kemudian mengambil sarapan agar segera makan dan berangkat ke kantor.

Damian keluar dari kamar setelah merasa tenang. Ia duduk di kursi kemudian keduanya menyerahkan piring berisi makanan. Damian menatap mereka bergantian.

"Aku bisa ambil sendiri." Ujar Damian kemudian mengambil piring lain lali mengambil makanan untuknya sendiri.

Setelah sarapan Anastasya dan Damian berangkat kerja. Mereka duduk di mobil yang sama menuju kantor.

"Sayang, jam makan siang siang kita keluar ya? sudah lama kita tidak lunch bareng." Damian memulai percakapan.

"Hhmm." Jawab Anastasya sambil memainkan ponselnya.

"Tasya! bisa nggak sih kamu nggak seperti ini. Aku ingin kita seperti dulu, Anggap saja Kanaya nggak ada di rumah." Kesal Damian.

Anastasya mendelik berbalik melihat Damian, "Mana bisa Mas! aku akan menganggapnya tidak ada jika dia tidak bersuara. Kata-kata yang di keluarkan dari mulutnya itu sangat tajam dan menyakitkan."

"Aku akan selidiki siapa yang menculik aku saat di Mall. Aku sangat yakin itu ada kaitannya dengan Kanaya." Lirih Anastasya.

"Jangan menuduh tanpa bukti sayang, jangan karena kecemburuan mu kamu memfitnah orang lain. Kanaya sebenarnya baik, hanya saja dia terlalu penurut dengan Mama." Ujar Damian.

"Kamu membelanya Mas..? aku baru ingat ternyata kalian memang sangat cocok, sama-sama terlalu penurut dengan Mama." Kesal Anastasya.

Tak terasa mereka sudah sampai di kantor. Anastasya segera turun dan membanting pintu cukup kencang membuat Damian tersentak.

"Bagaimana lagi aku harus membujuknya. Dasar keras kepala!" Damian mengikuti langkah kaki Anastasya.

Mereka masuk ke dalam perusahaan bersama-sama. Semua karyawan tertegun melihat kedatangan Anastasya. Berbagai pertanyaan kini bermunculan di dalam hati mereka.

"Itukan ibu Tasya, Jadi dia masih hidup?

"Ia benar itu Ibu Tasya, aku nggak percaya."

"Lalu gimana dengan Ibu Kanaya?"

"Bos kita poligami dong!"

Anastasya mengedarkan pandangannya pada karyawan kemudian berhenti melangkah.

"Kenapa kalian menatapku seperti melihat hantu? Saya masih hidup dan belum meninggal. Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian." Bentak Anastasya.

Sontak membuat semua karyawan berbalik melanjutkan pekerjaannya.

"Shintia, keruangan Gw." Anastasya berdiri di depan meja Shintia.

Sintia bengong laku menepuk pipinya beberapa kali. Saking terkejutnya ia membuka mulutnya lebar-lebar.

"Tutup mulutmu, nanti lalat bisa masuk." Canda Anastasya kemudian pergi ke ruangannya.

"Ibu Tasya..? beneran ini ibu? saya nggak mimpi kan?" Tanya Shintia mengikuti langkah Anastasya. Ia langsung memeluk Anastasya hingga tak menyadari air mata keduanya berlinang. Setelah beberapa menit baru mereka melepaskan pelukan.

"Tentu saja, apa Lo juga mengharapkan kematian Gw?" Kesal Anastasya sambil duduk di kursi kerjanya.

"Mana mungkin, gw berharap seperti itu. Gw malah bersyukur karena pekerjaan gw akan sedikit berkurang jika Lo ada. Kita bersahabat sudah lama, gw sudah anggap Lo seperti saudara gw sendiri. Padahal aku sudah berencana untuk resign. Kantor ini mengingatkan gw dengan Lo. Tapi sekarang nggak lagi, mita akan berjuang bersama di perusahaan ini." Ujar Shintia.

"Makasih, Lo memang sekertaris yang bisa diandalkan." Puji Anastasya.

"Ngomong-ngomong Lo kok bisa hidup? Maksud gw mayat Lo kan sudah di kubur. " Tanya Shintia penasaran.

Anastasya bersandar di kursi kerjanya, ia kembali mengingat kondisinya saat itu.

"Mayat itu bukan gw, seseorang melindungi gw dari kejaran penjahat yang akan ngebunuh gw. Lo bisa bayangin nggak? keadaan gw saat itu, gw lumpuh, tubuh gw penuh luka, dan gw masih amnesia. Satu Minggu perawatan di klinik, Dokter menyerah, dan akhirnya gw di bawa ke Jerman berobat. Lengkap kan penderitaan gw?" Ungkap Anastasya.

"Kenapa Lo nggak cerita ke gw? Lo menderita dan gw sama skali nggak tau. Jika gw tau semuanya, gw akan susul Lo dan menjaga Lo." Kesal Shintia.

"Nggak usah, gw bisa jaga diri gw sendiri."

"Trus siapa yang bawa Lo ke Jerman?" Tanya Shinta.

"Kepo..!"

"Cowok atau cewek?"

"Cowok."

"Ganteng nggak..?"

"Lebih ganteng dari bos Lu."

"Masa...? kenalin dong..? siapa tau jodoh gw."

"Nanti aja, gw juga belum tau kabarnya sekarang. Sekarang mendingan Lo ambilkan laporan keuangan perusahaan sekarang. Gw pengen liat pengeluaran perusahaan selama gw nggak ada."

"Oke, tunggu sebentar." Shintia

.

.

.

.

Bersambung....

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

1
Fitrian Delli
mampus lo marina sepeti binatang kayak anak lo mk jgn jahat karma sdh d tangan lo binatang
guntur 1609
hahha ke kenyangan lah loe jak
guntur 1609
mampus kau damian. jangam bilang raditvtu anaknya rudi. makin mampus kau sama si weni.hjajajjja
guntur 1609
syukur mamanya austin dan ayahnya baik
guntur 1609
mantap austin
guntur 1609
mampus kau damian. secara gak kangsung kau melepaskan istrimu sm org yg juga kuat nya sepertimu. ada sainganmu oenghianat
guntur 1609
mamous kau oenghianat
guntur 1609
cibta sama istrimu. bulshet kau damian. ruoanya kau seorang oenghianat. kau akan menyesal nantinya
Fitri Yani
nangis lgii
Fitri Yani
bosen..., nangis lgi gx capek yaa???
Fitri Yani
hadohhhhh, dikit2 nangis .. laki2 kex gitu koc masih dipertahaninn...
abdul adul
Luar biasa
Tati Riyati
tasya mewek aja trs..
Tati Riyati
Luar biasa
Tati Riyati
ini Tasya, bodohnya gak sembuh2 ya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
visual pemeran nya cocok...bagus thorrr...
Mimi Lingo
Luar biasa
Anonymous
ok
Dewi Dama
cerita nya bagus singkat dan padat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!