"Lepaskan aku!" pekik Jasmine.
Namun tak satu pun dari mereka menggubris nya. Jasmine tetap di bawa paksa oleh beberapa l pria bertubuh kekar itu.
"Aku mohon pada kalian! Tolong lepaskan aku!" mohon nya pada mereka.
Tak berapa lama Wanita nama Madam Bennett tiba di sana. Bennett meminta mereka mengurungnya di dalam kamar. Sementara Jasmine terus saja memohon untuk di lepaskan.
"Nyonya tolong lepaskan saya!" pintanya namun Madam Bennett tak menggubris.
Jasmine meratapi nasibnya. Paman dan bibi nya telah menjualnya pada seorang mucikari yang bernama Madam Bennett. Hatinya sangat hancur. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka.. Seorang Prie menariknya keluar.
"Ayo cepat jalan! kau lelet sekali!" bentak nya.
Pria itu merupakan kaki kanan Madam Bennett. Karena ada tamu yang ingin membeli jasa nya .
"Ini dia tuan! Masih perawan!" ucap Madam Bennett.
Jasmine terbelalak ia tak tahu harus bagaimana. Ia mencoba memohon pada pria itu agar melepaskannya.
"Tuan tolong saya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melarikan diri
Sudah satu minggu Jasmine tak melihat suaminya. Hal itu membuat keinginan gadis itu untuk melarikan diri.
"Lusi, bisakah aku keluar untuk ke makam orang tua ku?" ucap Jasmine.
Lusi agak ragu. Namun ia tak ingin membuat Jasmine bersedih.
"Baiklah! Aku akan meminta supir untuk mengantar mu!" sahut Lusi.
"Tidak perlu! Aku akan kembali sebelum sore" sahut Lusi.
Akhirnya Jasmine diizinkan Lusi. Namun Lusi meminta agar menepati janjinya . Namun di depan gerbang Jasmine sempat di hadang para pengawal itu namun Lusi meminta mereka untuk membiarkan Jasmine keluar.
"Biarkan saja! Nona Jasmine hanya ingin ke makam kedua orang tuanya" jelas Lusi.
Lantas mereka membuka gerbang itu dan membiarkan Jasmine pergi meninggalkan Mansion itu tanpa pengawalan.
Sementara di sebuah kamar Eiger sedang menikmati gadis perawan yang di minta olehnya. Namun ia tak menikmati seperti dia menikmati Jasmine.
Eiger melepas batang miliknya dan menyuruh gadis itu keluar dari sana.
"Kau pergilah!" titah Eiger.
Lantas gadis itu memunguti pakaiannya dan langsung meninggalkan Eiger.
"Kenapa denganku!" gerutunya.
Aaarrrgghhh
Sementara di Mansion Lusi mondar-mandir menunggu kepulangan Jasmine. Namun sudah jam 5 sore Jasmine belum juga menampakkan batang hidungnya. Lusi sangat takut jika Eiger mengetahui bahwa Jasmine tidak berada di Mansion. Tak berapa lama Eiger sampai di Mansion nya.
"Tuan Eiger?! Bagaimana ini?" gumamnya.
Wajah Lusi sudah pucat, ia tak tahu harus bagaimana. Sementara Eiger sudah masuk ke dalam Mansion nya.
"Ada apa Lusi? Apa yang kau cemaskan?!" tanya Eiger.
Lusi langsung berlutut, tentu saja hal itu membuat Eiger terdiam.
"Tuan, maafkan aku!" ucap Lusi.
"Ada apa denganmu! Kenapa kau bersikap seperti ini?" sahut Eiger.
Lantas Lusi menjelaskan pada Eiger bahwa sejak tadi pagi Jasmine keluar dan sampai sekarang Jasmine belum juga pulang. Hal itu membuat Eiger geram. Lantas Eiger menarik Lusi.
"Apa kau bilang?! Siapa yang mengizinkan nya keluar hah! " bentak Eiger.
"Maafkan aku tuan!"
"Beraninya kau!".
Eiger menghajar Lusi membabi buta. Eiger melepas ikat pinggang nya lantas mencambuk Lusi berkali-kali hingga membuat Lusi pingsan.
" Kurung dia!"titah Eiger.
Lantas Toni dan Edward membawa Lusi ke penjara bawah tanah. Sementara Eiger naik ke kamarnya. Dan mengobrak-abrik kamar itu.
"Sialan!".
Eiger kembali turun ke bawah dan memanggil Toni dan Edward.
" Cepat kalian cari gadis itu!"titahnya.
Sementara Jasmine kini sedang tidur di sebuah mushola di dekat makam orang tuanya.
"Nona, bangun! Anda tidak boleh tidur di sini!" ucap Amanda.
Jasmine membuka matanya perlahan. Lantas membenarkan posisi duduknya.
"Maafkan saya nona" sahut Jasmine.
Lantas Jasmine keluar. Namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat anak buah Eiger sedang berkeliaran di sekitar pemakaman.
"Oh Tuhan, lindungi lah aku!" gumamnya.
Jasmine keluar dari belakang mushola itu lantas ia perlahan berlari menjauh dari tempat itu. Namun sayang Toni melihat Jasmine.
"Itu dia! Cepat kejar!" titah Jasmine.
Mereka langsung mengikuti kemana Jasmine berlari. Tanpa di sadari oleh Jasmine, kini dia sudah masuk jauh ke dalam hutan di belakang pemakaman itu.
"Berhenti! Nona Jasmine berhentilah!" pekik Toni.
Jasmine berulang kali terjatuh dan membuat kakinya terluka. Namun ia terus saja berlari hingga akhirnya ia berhenti di tepi jurang. Jasmine terpojok. Mau tidak mau dirinya harus menghadapi mereka.
"Jangan mendekat! Jika kalian mendekat aku akan terjun!" titah nya.
semakin penasaran bngt aq....
semakin kompleks ni cerita