Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbal kedua Nyi Sunter
Sunter dengan cepat nya pergi ke desa Muara, disana dia mencoba untuk mencari tumbal nya yang kedua.
"Siapa yang akan menjadi tumbal kedua ku."
Ujar Sunter yang berjalan di tengah kerumunan warga kampung Muara.
"Hai,, Sunter,,mau kemana kamu?."
Tanya Iskandar yang juga masih berteman dengan Dahlan.
"Hmmm,,, tumbal kedua ku akhirnya datang juga."
Ujar Sunter di dalam hati nya.
Sunter pun hanya tersenyum dan sedikit memberi pandangan mata yang menggoda pada Iskandar.
"Sunter, kamu tahu tidak, Dahlan meninggal dunia."
Ujar Iskandar yang memberi tahu pada Sunter.
"Dahlan yang mana?, aku tidak begitu kenal dengan warga apa lagi pemuda disini."
Jawab Sunter yang berpura-pura tidak tahu dan tidak mengenal Dahlan.
"Ohhh,,,aku lupa Sunter, kamu bukan orang sini, jadi wajar jika kamu tidak kenal."
Ujar Iskandar yang tersenyum manis pada Sunter yang memang cantik.
"Ahh,,,kamu ini,, bilang saja jika kamu ingin berbicara dengan aku."
Ucap Sunter dengan tangan nya yang mencubit pipi Iskandar.
Dengan cepat, Iskandar langsung menarik tangan Sunter, membuat Sunter jatuh di pelukan Iskandar.
"Apa kamu mau berjalan sebentar Sunter?."
Tanya Iskandar yang mulai tergoda dengan wajah Sunter.
"Hmmm,, boleh,, tapi kerumah ku sebentar, aku belum mandi."
Bisik Sunter yang melihat ke arah sekeliling nya, memastikan tidak ada yang melihat mereka berdua.
Setelah dianggap aman, Sunter pun mengajak Iskandar ke rumah nya.
"Tunggu lah sebentar, aku akan mandi agar bau tubuh ku tidak tercium oleh mu."
Ujar Sunter dengan tangan nya yang begitu lihainya membuat Iskandar semakin tergoda.
Seperti biasa, Sunter pun melakukan hal yang sama dengan Dahlan, membiarkan dirinya terlihat oleh Iskandar.
Saat tujuh siraman air, Sunter pun mengucap kan mantra nya dengan matanya yang melihat wajah Iskandar yang sedang melihat nya tanpa berkedip mata.
Saat itu juga, tubuh Iskandar merasakan panas, sehingga membuat nya lari dan pergi meninggalkan Sunter yang masih berada di kamar mandi nya.
"Hahahaha,,, mudah nya untuk mendapatkan mu Sastro."
Ujar Sunter yang tertawa keras di kamar mandi nya.
"Tolong,,, tolong,, tolong,,."
Teriak Iskandar yang berjalan dan masuk ke desanya.
"Kamu kenapa Iskan?."
Tanya warga yang melihat Iskandar berlari sempoyongan.
"Panas,,, panas,, panas,,."
Teriak Iskandar yang berteriak kepanasan pada tubuhnya.
"Kamu dari mana,,,makan apa,,atau apa yang sudah kamu lakukan?."
Tanya warga yang berusaha menolong Iskandar.
"A,,,a,,,,a,,ku,,,da,,,dar,,,r,,dari,,."
Jawab Iskandar yang susah untuk berbicara.
"Tolong,,, tolong,,ada yang sekarat."
Teriak pak Nasib yang berusaha untuk mencari pertolongan untuk Iskandar.
Tak lama kemudian, warga pun datang, begitu juga dengan Sunter yang mencoba untuk berlari bersama dengan warga yang lain.
"Ada apa,, kenapa Iskandar sampai seperti itu?."
Tanya warga yang lainnya.
Tak lama kemudian, Sastro pun datang dan langsung berusaha untuk menolong Iskandar.
Sunter pun melihat Sastro yang sedang berusaha untuk membantu Iskandar yang sekarat.
"Dari mana tadi dia?."
Tanya Sastro yang merasa ada keanehan pada tubuh Iskandar.
"Saya menemukan nya dijalan, setahu saya, dia baru pulang dari pemakaman Dahlan."
Jawab pak Nasib yang sempat melihat Iskandar yang pergi ke pemakaman Dahlan.
"Iskandar,,kamu dari mana tadi?."
Tanya Sastro yang berusaha untuk bertanya pada Iskandar.
"Ss,,,sss,,,s,,,."
Hanya kata itu saja yang sempat terucap oleh Iskandar, dan matanya pun langsung melotot melihat Sunter yang tersenyum manis pada nya.
Seketika itu juga, Iskandar pun dinyatakan meninggal dunia.
"Inalillahi wa Inna ilaihi Raji'un,,apa ada penyebab lain atau penyakit yang menular dari Dahlan?."
Tanya orang tua Iskandar yang curiga dengan Dahlan.
"Enak saja kamu bicara, Dahlan juga tidak tahu kenapa bisa meninggal seperti itu, sekarang kamu justru menyalahkan dia."
Jawab keluarga Dahlan yang tidak terima saat kematian anaknya disebut sebagai penyebab kematian Iskandar.
"Sudah,, jangan ribut,,kita sedang dalam suasana berduka, kita akan mencari tahu penyebab kematian mereka berdua."
Ujar Sastro yang akhirnya membuat warga pun langsung membawa tubuh Iskandar kerumahnya.
Disaat itu, Sastro pun berpapasan dengan Sunter, sayang nya Sastro sudah menikah dengan Nyi Mas dan kini sedang menunggu kehadiran anak pertama nya.
"Sunter,,dari mana saja kamu, kenapa kamu justru menghilang dan tidak ada disaat pernikahan ku dengan Nyi Mas."
Tanya Sastro yang belum tahu jika Sunter lah dalang dari semuanya.
Dengan tatapan mata nya yang penuh dengan amarah, Sunter pun langsung mengatur nafas nya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan dari Sastro.
"Apa kamu sengaja membuat aku semakin terluka, apa kamu sengaja tertawa di atas penderitaan ku."
Jawab Sunter dengan matanya yang penuh dengan dendam.
"Apa lagi yang kamu inginkan, aku sudah beri tahu kamu dari awal, jika aku mencintai Nyi Mas."
Ujar Sastro yang mencoba untuk menjelaskan.
"Sunter,,aku sangat rindu dengan mu."
Ujar Nyi Mas yang langsung memeluk tubuh Sunter.
"Lepas kan aku Nyi Mas, aku tidak mau berbicara dengan kamu."
Ujar Sunter yang menolak saat di peluk oleh Nyi Mas.
"Sunter,,apa yang kamu katakan, aku dan Sastro saling mencintai, kenapa kamu tidak pernah bisa mengerti."
Ujar Nyi Mas sambil memegang perutnya yang kini membesar.
"Aku akan merebut kembali milik ku, jadi kamu jangan pernah tersenyum lagi, apa lagi di depanku."
Ujar Sunter yang melihat perut Nyi Mas.
"Gila kamu Sunter, aku tidak akan pernah memberi kan hati ku pada orang lain, apa lagi untuk mu."
Ucap Sastro yang langsung memegang tangan Nyi Mas.
"Tunggu saja, aku akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik ku."
Ujar Sunter yang langsung pergi meninggalkan Sastro dan Nyi Mas.
"Kakang, aku takut kehilanganmu."
Ucap Nyi Mas yang langsung memeluk tubuh tubuh Sastro.
"Tenang Nyi Mas, aku tidak akan pernah meninggalkan mu, apa lagi sampai berpindah ke lain hati."
Ujar Sastro yang melihat wajah Nyi Mas dan kemudian mencium kening nya.
Setelah Sunter pergi, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah nya, dan Sastro yang kembali ke rumah Iskandar untuk melakukan pemakaman sekaligus mencari tahu apa penyebab kematian mereka berdua.
Sementara itu, Sunter pun kembali ke rumah nya dengan perasaan yang sangat marah, dia pun ingin cepat-cepat melakukan ritualnya sehingga dengan cepat dia bisa mendapatkan Sastro kembali.
"Sialan kamu Sastro, kamu lebih memilih Nyi Mas dari pada aku."
Teriak Sunter yang berteriak di rumah nya.
"Aku harus mencari tumbal berikutnya agar aku bisa cepat mendapatkan kamu , dan membuat Nyi Mas sengsara bersama dengan anak nya, hahahaha."
Ujar Nyi Mas yang berbicara pada dirinya sendiri.
Malam itu, Sunter ingin mencari tumbal berikut nya, hanya saja, niat nya kandas karena Nyi Dasima yang datang untuk menemui nya.
"Sunter,,aku hanya menyuruh mu melakukan ritual satu kali setiap hari, kenapa kamu ingin mencari tumbal kembali !!!."
Ujar Nyi Dasima yang tiba-tiba muncul di hadapannya Sunter muda kala itu.
"Ampun guru, aku hanya ingin mempercepat ritual ini."
Jawab Sunter yang langsung bersujud meminta ampun pada Nyi Dasima.
"Jangan bodoh Sunter, kamu harus bersabar dan tunggu hari berikutnya."
Ujar Nyi Dasima yang langsung pergi meninggalkan Sunter yang masih bersujud di depan nya.
Merasa tidak ada gunanya, Sunter pun kembali berjalan pulang dan kembali ke rumah nya.
Masih penasaran dengan flashback Nyi Sunter kan, jangan sampai ketinggalan,
bab berikutnya masih bercerita tentang perjalanan dan siapa Nyi Sunter yang cinta mati pada Sastro.
Nantikan kisah nya di update terbaru nya setiap hari.
lanjut kak
semangat terus
merinding