Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18
"Kenapa harus minta maaf?itukan hak Mas Tio,Mas Tio suamiku dan aku berkewajiban untuk melayani semua yang Mas Tio butuhkan termasuk itu.Hanya saja,aku cukup kaget dan takut saat Mas melakukan nya dengan kasar dan memaksa"
"Karena itulah aku minta maaf.Aku terlalu marah dan tidak bisa mengendalikan emosiku"
"Marah?marah kenapa?"
"Marah saat melihat fotomu dengan seorang pria.Kamu terlihat bahagia disana dengan senyuman menghiasi wajah cantikmu,tapi kenapa senyum itu tidak pernah kamu tunjukan untukku?"
Zalina menatap tidak percaya pada sosok suami menyebalkan nya itu.Zalina tidak menyangka jika hanya masalah sepele seperti itu bisa membuat Tio semarah itu.
"Bagaimana mau tersenyum?tiap hari ngajak ribut mulu,dasar labil"gumam Zalina yang hanya bisa dia ucapkan didalam hati saja.
"Siapa dia?"
"Hah?yang mana?"
"Yang difoto itu?kamu terlihat bahagia ada didalam pelukan nya,menyebalkan"
"I_itu Ayah,jadi Mas Tio marah karena cemburu saat melihat fotoku dengan Ayah?"
"Si_siapa yang cemburu.Aku hanya tidak suka istriku dipeluk pria lain"
"Itu namanya cemburu"
"Terserah,yang pasti aku tidak suka dan awas saja jika itu terulang lagi.Akanku bunuh pria itu"
"Tapi itu Ayah Mas,Mas mau bunuh Ayah mertumu sendiri?"
"Mana aku percaya?kalau dia Ayahmu kenapa bukan dia yang menikahkan kita?kenapa malah paman wanita itu yang memikahkan kita?"
"Karena pernikahan kita dadakan Mas dan lagi sudah sejak lama Ayah tinggal di New York,nggak mungkin kan jika kita menunggunya datang untuk menikahkan kita"
Tio bergeming namun membenarkan apa yang di ucapkan Zalina.Namun tetap saja Tio masih meragukan ucapan istrinya itu.
Secara selama mengenal Zoana tidak pernah sekalipun wanita itu menyinggung masalah mantan suaminya yang tidak lain adalah ayah kandung Zalina yang kini menetap di NY.
"Baiklah untuk saat ini aku akan percaya jika dia Ayah mu,awas saja jika suatu saat nanti kau menemukan kebohongan tentang nya"
"Astaghfirullah Mas"
"Sudah lebih baik kamu istirahat,aku juga lelah dan ingin tidur"
Tio pun bangkit lalu berjalan mengitari ranjang untuk menempati sebelah kiri ranjang yang masih kosong.
"Ayo tidur,aku janji tidak akan memaksamu lagi.Aku hanya ingin tidur disini,tidur disofa sangat tidak nyaman dan membuat seluruh tubuhku sakit"
"Maaf,sudah membuat Mas tidur disofa"
"Tidak masalah,semua juga salahku"
"Ayo kita tidur"
"Ba_baiklah"
Untuk pertama kalinya keduanya tidur diatas ranjang yang sama.Meski masih ada jarak diantara keduanya.
Karena Tio menempati sisi kiri paling ujung,begitu pun dengan Zalina menempati sisi kanan paling ujung.Karena lelah keduanya pun tidak membutuhkan waktu lama untuk terlelap dan masuk ke alam mimpi.
*
*
Ting tong...
Menjelang sore terdengar suara bel rumah mewah Tio berbunyi.Dengan tergesah gesah Bi Nani segera membukakan pintu yang ternyata sang nyonya besar datang berkunjung kerumah anaknya.
"Selamat sore Nyonya,silahkan masuk"ucap Bi Nani mempersilahkan majikan nya masuk kedalam rumah anaknya.
"Sore Bi,apa Alin ada dirumah?"
"Ada nyonya,malahan tuan Tio juga ada.Tapi keduanya masih belum keluar kamar Nya"
"Tio ada dirumah?tumben?"
"Katanya mau menemani non Zalina yang lagi kurang sehat Nyonya"
"Alin sakit?"
"Sepertinya begitu Nyonya,soalnya sedari pagi belum kelihatan"
"Baiklah kalau begitu,saya naik dulu ya mau lihat keadaan Alin"
"Baik Nyonya"
Bu Rento pun segera melangkah menuju kelantai dua untuk melihat menantunya yang katanya kini tengah sakit.
Setibanya didalam kamar itu,Bu Retno tersenyum lega saat menyaksikan sendiri bagaimana mesranya anak dan menantunya kini.Dimana kini Tio dan Zalina tertidur dengan saling berpelukan.
Zalina nampak begitu nyaman terlelap didalam dekapan Tio,sementara Tio pun terlihat begitu nyaman tidur dengan memeluk sang istri.
Tidak ingin menggangu tidur keduanya,Bu Retno pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan pergi ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam untuk ketiganya.
Malam ini rencana nya Bu Retno akan makan malam dirumah anaknya.Bahkan Bu Retno sendiri yang memasak langsung menu yang akan dijadikan menu makan malam mereka malam ini.
...****************...