NovelToon NovelToon
Kasih Di Rantau

Kasih Di Rantau

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Romansa / Pulau Terpencil
Popularitas:23.8k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.

Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.

Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.

Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??

SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Rewel makan.

"Iya.. ada dengan siapa saya bicara?" Sapa Bang Ribas di seberang sana.

"Saya Laras. Istri Bang Ringgo."

Terasa jeda dan hening sesaat. "Ada apa?"

"Niken ngidam ya Bang? Laras bisa buat tom yum." Kata Laras.

...

Bang Ribas membawa pulang tom yum ke rumah. Terlihat Niken begitu senang melihatnya apalagi Bang Ribas sendiri yang menghidangkannya di atas meja.

"Ayo di habiskan..!!" Kata Bang Ribas.

Niken tersenyum dan hal itu membuat Bang Ribas ikut lega.

Sesuap, dua suap, tiga suap makanan tersebut masuk ke dalam perut Niken namun tiba-tiba Niken menyudahi acara makannya.

"Kenapa? Apa tom yum nya tidak enak??" Tanya Bang Ribas.

"Siapa yang buat??"

Suara Bang Ribas merasa tercekat mendengar pertanyaan Niken. Jelas hatinya cemas sebab Niken masih belum bisa mentoleransi segala hal tentang Bang Ringgo.

Niken meletakan sendoknya. Entah kenapa Niken langsung meninggalkannya.

"Sayaaang..!! Ada apa?? Saya nggak akan pernah tau kalau kamu tidak bilang apa-apa." Ujar Bang Ribas kebingungan sendiri.

"Tom yum ini nggak beli, kan??" Tanya Niken.

"Kamu tau??"

"Yang buat pasti perempuan." Kata Niken lagi.

"Yaaaa.. yaaa.. pedagangnya perempuan. Mau bagaimana lagi." Jawab Bang Ribas sekenanya daripada ribut sama bumil.

Niken meninggalkan ruang makan dan langsung masuk ke dalam kamar lalu menutup pintunya rapat.

Bang Ribas sampai tertegun melihatnya. "Sesensitif itukah insting bumil??? Masalah koki tom yum saja dia paham, bagaimana kalau aku dinas luar dengan target atau rekan kerja tim ku adalah perempuan?? Aku pasti mati di tebas Niken."

Bang Ribas menyadari hidup pasti akan selalu berdampingan pria dan wanita namun jika persoalannya harus berhadapan dengan bumil tentu dirinya tidak akan sanggup.

Secepatnya Bang Ribas menyusul bumil. Setidaknya dirinya harus lebih banyak mengerti dan memahami akan keadaan. Wanita sedewasa apapun normalnya akan tetap merajuk apalagi jika sudah mengalami fase seperti ini. Baginya mengalah bukan berarti menjadi 'hina' karena menurunkan wibawa.

"Sayaang..!! Saya minta maaf..!!" Kata Bang Ribas.

Niken diam dan memejamkan mata sambil memeluk guling.

"Kita hidup pasti berdampingan pria dan wanita. Tapi saya tidak pernah peduli apakah dia cantik, wajah glowing, atau mulus.. saya sudah punya istri, mau jadi bapak. Tidak akan mikir soal wanita lain." Bujuk Bang Ribas.

"Niken juga tau kalau kita hidup pasti ada laki-laki dan perempuan. Masalahnya pasti Mas beli perempuan yang mungkin tidak Niken suka." Jawab Niken.

Bang Ribas sampai menelan ludah dengan kasar.

"Sudahlah, Niken tidak mau bahas lagi."

"Tapi kamu belum makan. Atau mau saya buatkan nasi goreng?? Mie rebus buatan saya enak loh." Ujar Bang Ribas mempromosikan 'dagangannya'.

"Nggak."

"Kasihan si Raden Unyil di perut, Ndhuk." Bang Ribas mengusap tidak tega melihat Niken yang akhirnya tidak jadi makan malam karena sensitif dengan makanan.

***

Pagi hari Niken mual di toilet ruang ibu-ibu pengurus cabang. Mungkin karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut, tenaga pun jadi tidak ada.

Tiba-tiba saja terbersit rasa ingin makan sesuatu. Ia pun menghubungi Bang Ribas.

"Assalamu'alaikum. Piye, Ndhuk??" Jawab Bang Ribas di seberang sana.

"Wa'alaikumsalam. Niken pengen okonomiyaki."

"Haaahh.. kaos kaki???" Tanya Bang Ribas yang sepertinya begitu sibuk karena terdengar suara berisik dari panggilan telepon tersebut. "Sepertinya berkas itu saya tumpuk disini, coba cari lagi..!!" Perintah Bang Ribas pada seseorang disana.

"Okonomiyaki, Mas..!!"

"Alaaah.. alaaahh.. panganan opo iku, yank. Apa tidak pengen cenil atau gethuk." Ujar Bang Ribas.

"Anaknya Mas Ribas pengennya okonomiyaki. Ini Papanya niat punya anak nggak sih??" Tanya Niken.

"Niat to yooo.. nguleni tepung setengah modyaaaarr masa nggak niat." Jawab Bang Ribas.

Begitulah nada suami tercinta Niken, meskipun nampak kasar tapi hatinya tetap lembut.

"Harus ada ya, Mas..!!"

"Yo.. sabar ya ndhuk. Saya masih ada pekerjaan. Nanti saya usahakan ada." Ucap Bang Ribas selalu menyanggupi apapun yang terbaik bagi Niken.

...

"Irshal.. kita mau buat okonomiyaki. Ini mah bakwan sayur." Protes Bang Ribas melihat bentuk adonan di tangan Prada Irshal.

"Siap, Danton. Memang begini bentuk adonannya." Jawab Prada Ishal.

"Kenapa Niken nggak langsung bilang bakwan saja, kenapa harus muter-muter bilang okonomiyaki segala??" Oceh Bang Ribas.

"Ijin, Danton. Karena memang makanan ini berasal dari luar negeri. Danton tidak pernah coba?" Jawab Prada Irshal.

"Saya jarang mau coba makanan aneh. Takut nggak cocok di perut. Sekolah Intel di luar negeri saja saya minta kiriman krupuk. Perut saya agak introvert."

Prada Irshal menunduk tapi menahan tawanya mendengar jawaban Dantonnya.

Sesaat kemudian okonomiyaki pesanan Niken sudah matang. "Naah.. sudah matang, Dan."

:

"Enak, Mas. Niken suka." Niken menghabiskan tiga buah okonomiyaki di piring.

"Alhamdulillah.. habiskan..!!" Bang Ribas bernafas lega melihat istrinya mau makan padahal tadi saat dirinya datang, wajah istrinya itu sudah sangat pucat. Mungkin karena sudah lapar atau mungkin juga Niken sudah tidak ada tenaga.

"Beli dimana, Mas?? Niken bisa pesan makanan yang lain??"

Bang Ribas menepuk dahinya. Entah makanan apalagi yang diinginkan sang istri.

.

.

.

.

1
Murni Zain
waduh emang suka rem blong klo dekat niken ya' mas.
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya sallaaammmm.. bener² dikasih adek mereka /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
cipa
sabar bng sabar, bojomu lg loro looohhh....
Siti Muhlihah
jangan dong bang kasian si neng,,kan Mash masa penyembuhan,,ditabas juga ya siap siap aja papa Rama ngmok,menantunya disenggol tipis tipis🤦
putri
🤣🤣🤣🤣
Maysuri
sikonnya engk tepat bang...😁😁 sabar...
Nabil abshor
trabassss bang,,,,, dr pada pusing ntar,,,, 🤭🤭🤭
Miko Celsy exs mika saja
kesempatan dlm ketdk berdayaan ya bang ribas
Nining Dwi Astuti
lah bang Ribas nyari perkara sich sm urusan yg " bawah" g nahan kan pamil sm bumil🤣🤣🤣🤣🤣
Murni Zain
sabar dl mas Ribas.
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Yayuk Bunda Idza
ini dua bidadari istimewa, takut didalam rumah, malah keluar dan tinggal digubuk, ya Allah....gemesnya....
Yayuk Bunda Idza
Hay Hay Hay ...jo golek molo bang....
Miko Celsy exs mika saja
ide bagus niken meskipun butuh waktu yg pnjang untuk itu,tp untuk darurat gpp lah ya biar suami aman....
cipa
kalau pawang dah turun tangan Batalyon aman,damai tentram
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂
Miko Celsy exs mika saja
ini bumil 2 gak ada matinya cr perkaya sm pakmil😅😅
Siti Muhlihah
nah kan gtu LBH baik emng harus bumil turun tangan meredakan emosi suami,,,
sri wulandari
semangat kak Nara terus berkarya.. dari awal kenal noveltoon sy selalu mengikuti karya2 kakak..
Murni Zain
Emang hanya istri yg bs meredam amarah suami.
Murni Zain
mancing perkara istri, Danton ni.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!