NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

Kendra memutuskan untuk mandi setelah sarah pergi dari kamar tersebut. Mungkin dengan mandi badannya yang terasa lengket dan lelah akan sedikit lebih segar, pikirnya.

Saat tubuhnya terkena air, punggungnya terasa perih. Kendra meraba punggungnya tersebut. Ia lali melihat punggungnya dari cermin yang ada di kamar mandi. Keningnya langsung mengernyit heran, kenapa punggungnya bisa terluka. Seperti habis di cakar.

Kendra pun segera menyelesaikan mandinya. Ia mencari pakaiannya yang sudah di cuci dan di keringkan oleh sarah.

Kendra mencari Sarah di dapur. Wanita itu terlihat sedang menyiapkan sarapan di meja makan yang terletak di dapur tersebut.

Kendra menghampiri Sarah, "semalam Apa yang terjadi padaku. Kenapa punggungku seperti habis di cakar?" tanya Kendra sembari duduk.

Sarah diam sejenak, "kamu semalam hampir membuat onar di pub, mungkin sebelum aku datang kamu cakar-cakaran sama pengunjung lain," ujarnya kemudian.

"Thanks ya, Sar. Semalam kalau nggak ada kamu, nggak tahu deh Aku kayak gimana. Kamu msih marah sama aku? aku ada salah ya, sama kamu?" tanya Kendra.

"siapa yang marah sama kamu, biasa aja Aku kan udah bilang kalau akhir-akhir ini aku sibuk. Lagian ada masalah apa sampai kamu pergi ke club segala, tumben!" ujar Sarah sedikit sewot.

Kendra diam tak menyahut. Kemudian, ia memperhatikan cara jakan Sarah yang sedikit berbeda," Kamu kenaoa6jakannya seperti itu? Kamu sakit, Sar? "tanyanya.

Tentu saja pertanyaan Kendra tersebut mmebuat Sarah terkejut. Padahal sejak tadi dia sudah berusaha bersikap biasa saja dan menekan rasa nyeri yang masih ia rasakan di area selangkangannnya.

" A-aku baik-baik aja. Udah, aku mau berangkat ke kantor, udah terlambat banget!. Kamu bisa sarapan dulu sebelum pergi, aku sudah siapkan!" Sarah langsung menghindari tatapan curiga Kendra. Ia segera mengambil tasnya di dalam kamar.

Kendra hanya menatap aneh pada Sarah. Sesampainya di kamar, Sarah langsung meremat dadanya yang sesak. Apalagi saat melihat ranjangnya, tempat dimana ia melakukan hal paling bodoh semalam.

Sarah kecewa dengan Kendra yang tak ingat sama sekali soal kejadian semalam, namun ia juga tidak bisa menyalahkannya. Sarah mengambil tasnya lalu langsung berangkat.

*************

Entah kenapa, sejak semalam perasaan Gisell tidak enak. Bahkan semalam ia gelisah tak bisa tidur. Sekalinya bisa tidur, dirinya malah mimpi buruk. Saat dini hari menjelang subuh, barulah Gisel bisa tidur dengan nyenyak. Alhasil sekarang dirinya terlambat untuk datang ke kantor.

Namun, ternyata Gisell tak sendirian datang terlambat. Saat ia mendak memasuki lobbi, ia melihat sarah juga baru datang.

Gisell sengaja memperlambat langkahnya supaya bisa menyapa Sarah.

"Pagi, mbak Sarah. Terlambat juga nih?" sapa Gisel ramah sembari menunggu lift di depannya terbuka.

"Pa-pagi, Sell," sarah membalas sapaan Gisell dengan gugup. Seolah dirinya baru saja ketahuan mencuri.

"Macet ya, mbak di jalan?"tanya Gisel tanpa curiga.

Sarah hanya tersenyum tipis," Iya, "ucapnya.

Pintu lift terbuka, mereka masuk ke dalam. Sebenarnya, Sarah merasa canggung jika berada dalam satu lift dengan Gisell, tapi ia tak punya pilihan lain. Atau akan membuat Gisel curiga.

" Kalau aku karena tadi telat bangun, mbak. Semalam aku nggak bisa tidur soalnya.

Perasaan gelisah dan nggak tenang aja bawaannya. Padahal hari pernikahan masih satu setengah bulan lagi, tapi aku udah nggak bisa tidur nyenyak begini," seloroh Gisell yang diakhiri dengan kekehan.

Sarah hanya bisa menatap Gisell dengan perasaan bersalahnya. Mungkin wanita itu gelisah karena calon suaminya semalam telah melakukan sebuah kesalahan besar tanpa sepengetahuannya.

Sarah tak bisa membayangkan kalau sampai Gisel tahu apa yang terjadi antara dirinya dengan Kendra semalam. Pasti wanita itu akan sedih dan terluka lagi. Sarah tak ingin itu terjadi,"Maafin aku, Sell," batinnya.

"Aku duluan ya, mbak?" ucapan Gisell menyadarkan lamunan Sarah. Ia tersenyum dan mengangguk.

Sarah menghela napas lega setelah Gisell keluar dari lift. Berada dalam satu liift dengan Gisell membuatnya serasa tidak bisa bernafas. Dadanya terasa penuh sesak oleh rasa bersalah.

***********

Sebulan lebih telah berlalu, keluarga besar Parvis tengah bebahagia menyambut acara pernikahan yang ajab berlangsung besok di sebuh hotel bibtabg lima.

Malam nanti, akan diadakan pengajian di kediaman tersebut. Suasana rumah begitu ramai oleh lalu lalang orang-orang yang sibuk mempersiapkan acara nanti malam.

Kendra akan mengikuti acara pengajian yang diadakan di kediaman calon istrinya tersebut karena tidak memiliki keluarga selain adiknya. Hubungannya dengan saudara almarhum sang ayah yang ada di Jogja tak begitu baik karena mereka dulu tak setuju ayahnya menikahi sang ibu yang berasal dari panti asuhan.

Kendati demikian, Kendra tetap menghormati mereka. Ia tetap mendatangi mereka beberapa hari yang lalu untuk memberitahu soal pernikahannya dengan Gisell. Tapi, mereka mengatakan tidak akan datang. Kendra tak mempermasalahkan hal itu, yang penting dia sudah berniat baik. Tidak ingin di katakan sebagai keponakan yang tidak tahu diri bahkan durhaka.

Gisel terlihat santai saja pagi ini. Ia tak mau pusing perihal perintilan-perintilan acara nanti malam. Semuanya ia serahkan kepada mommy dan kakak iparnya. Ia justru menikmati sisa masa lajangnya dengan bermain dan bercanda dengan kedua keponakannya yang sangat lucu.

"non, di panggil nyonya, katanya setelah ini nona harus melakukan perawatan di salon,' kata bibi yang datang mengganggu kesenangannya bersama Zea dan Zayn.

" Baiklah, sebentar lagi aku ke sana," sahut Gisel.

Dengan malas, Gisell menemui Anes.

" perawatan apa sih, mom? Emang harus banget, ya?" tanya Gisell. Ia memeluk Anes yang sedang memperhatikan WO yang sedang memasang dekorasi untuk acara nanti malam.

" Ya, harus dong, sayang. Kamu kan mau menikah. Jadai harus perawatan, melakukan ratus dan lainnya. Biar besok suami kamu senang," ujar Anes.

Gisell hanya manut saja apa yang momminya katakan.

Ia benar-benar tak berpikir kearah hal yang sensitif. Yaitu, soal urusan ranjang dengan suaminya nanti. Kenapa harus melakukan perawatan untuk daerah intinya segala. Ia saja tak kepikiran soal malam pertama sama sekali.

"Biar kamu di temani Senja ya perawatannya," ujar Anes dan Gisel hanya mengangguk pasrah saja.

Anes dan Senja menjadi orang yang paling sibuk di kediaman tersebut. Mereka tidak ingin ada hal sekecil apapun terlewatkan dalam acara nanti malam. Amel yang sebenarnya kecewa dengan pernikahan tersebut, tetap membantu Anes dan Senja. Bagaimanapun, Gisell sudah ia anggp seperti anaknya sendiri. Ia ingin ikut andil dalam momen penting putri kesayangannya tersebut.

"Harusnya aku sibuk di rumah sendiri untuk mempersiapkan acara pengajian untuk putra kita sendiri. Tapi, sayangnya yang akan menjadi calon suami Gisell bukan Rega," kata Amel. Ia rasanya masih berat untuk merelakan Gisel menjadi istri Kendra.

"Sudahlah, mau bagaimana lagi. Mungkin Rega memabg bukan jodoh Gisel, kita harus menerima takdir, sayang," David memeluk sang istri yang hampir saja runtuh pertahanannya tersebut.

"Rega mana? Apa dia masih sibuk kenapa belum kesini" tanya Amel.

"Dia akan datang malam nanti," sahut David.

"Putra kita baik-baik saja, kan, Dave?"

David mengangguk, "dia sudah dewasa. Bisa mempertanggung jawabkan keputusannya dulu," ucapnya.

Ya, sampai detik ini, Rega masih di sibukkan dengan pekerjaannya. Lebih tepatnya, ia menyibukkan diri di rumah sakit. Entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya akhir-akhir ini. Ia sering merasakan sesak di dadanya yang entah sebab apa.

*************

Jika di kediaman Parvis, sedang penuh suka cita, berbeda halnya dengan yang terjadi di apartemen Sarah. Wanita akhir-akhir ini sering merasa pusing dan tidak enak badan. Ia bahkan sampai harus ijin tidak bekerja karena tubuhnya lemas.

Meski sudah minum obat tapi tubuhnya tak kunjung membaik. Hingga ia berada puasa sebuah kesimpulan yang membuat hatinya benar-benar gelisah.

Sarah mengambil beberapa tespect yang semalam ia beli. Ia tak ingin mengambil kesimpulan sendiri yang mana hanya akan membuatnya tidak tenang dengan praduganya sendiri.

Dengan harap-harap cemas, ia masuk ke dalam kamar mandi. Rasa takut dan cemas menghinggapi hatinya. Peluh membasahi Keningnya saat ia menunggu hasilnya. Dalam hati ia terus berdoa semoga apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Deg!

Jantung sarah serasa berhenti saat ia melihat hasilnya. Baru satu tespect yang ia gunakan dan hasilnya sudah sangat jelas. Positif.

Tubuhnya langsung limbung. Lemas, rasanya ia seperti tak memliki tulang. Kepalanya tiba-tiba semakin pusing, pandangannya kabur. Ia berpegangan pada wastafel untuk menopang tubuhnya supaya tak jatuh ke lantai, "Kenapa begini, ya Tuhan," gumamnya. Ia meremat perutnya.

"Kenapa begini, kenapa kamu harus hadir di sini?" gumam Sarah pilu.

****************

1
Wiwik murniati
Biasa
Wiwik murniati
Lumayan
Ruby Vee
ya allah ini bapak bapak 😁😁😁😁😁😁
Suherni 123
salah Rega juga sih,,ada gosip begini di diemin si Dira gibah gak di klarifikasi,, selalu nurutin maunya Dira
Ruby Vee
ya alaah kok jadi sewot sih sel , kan cuma minta dijemput doang
Ruby Vee
pengorbana rega demi untuk membuat gisel mengubah dunia gisel agar suksek
Suherni 123
Rega nya juga welcome sama Nandira,,coba di batasi ,di klarifikasi
Suherni 123
kecewa pasti masih lah walaupun berpura pura baik baik saja
Suherni 123
tuh si Daddy aja ngerti masa Rega kudu dikasih tau aja,,, harusnya klarifikasi apalagi Rega orang nya gak pedulian malah yg begitu yg di manfaatin lah
Suherni 123
senjata makan tuan tuh jadinya Ga,,,
Ahmad Nashrullah
sdh tahu nadira gimana masih aja memberi celah,,,,,,za jd lelaki jg senaif itu,,,,,,,
Ahmad Nashrullah
mantap sell,,,,,,wanita gatal macam hesti patut si skak biar g tambah menjadi,,,,
Ahmad Nashrullah
tuh kan kok ada wanita g tahu malu kek hesti,,,,,,dokter minim atitude
Ahmad Nashrullah
hati hati si hesti kek nya tipe tipe wanita gatel
Isna Vania
akhirnya happy ending, keren Thor ceritanya /Kiss/
Ahmad Nashrullah
nyerimu g seberapa sarah jadi nikmati aja,,,,,,bukankah kamu berhasil,,,,,,gatal di garuk apalagi
Ahmad Nashrullah
jikik bgt sama sarahhh,,,,,,gue g respect,,,,,,playingfictim
Ahmad Nashrullah
lelaki goblok cocok dg perempuan gatal tak tahu malu
Ahmad Nashrullah
klo gue tanggung jawab ke anaknya saja,,,,,,,perempuan kek gitu lu tanggung jawabin g nyesel,,,,,,kebaca kok tak tik nya
Isna Vania
hadeh lucunya drama keluarga , hanya ingin punya cucu /Facepalm//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!